(Jangan lupa play lagunya terus ya)
Renjun membuka matanya dengan susah payah, dia langsung memegang kepalanya yang berdenyut, sangat sakit. Mencoba mengatur napas sampai semuanya kembali normal. Setelah kepalanya sudah terasa membaik, Renjun lalu bangkit dan mendudukkan dirinya di pinggiran kasur.
Renjun menatap figura yang berisi foto dirinya bersama ke-enam teman-temannya. Dia tersenyum simpul, sangat merindukan moment dimana mereka bertujuh termasuk dirinya selalu bersenang-senang.
"Apa sebaiknya aku mendatangi Mark hyung? Kurasa ya, mungkin dia membutuhkan teman."
Setelah selesai bersiap, Renjun tanpa pikir panjang langsung mendatangi apartemen milik Mark. Dia masuk begitu saja dan menghampiri Mark yang berada di balkon seperti biasa. Tersenyum simpul saat Mark menatapnya dengan senyum.
"Ada apa Renjun?" tanya Mark.
"Hyung, bagaimana jika aku menjual apartemenku dan membeli apartemenmu? Kurasa, dari pada apartemenmu ini dibiarkan begitu saja dan ada orang lain yang menempati nanti," usul Renjun membuat Mark tersenyum lebar. Entah kenapa tiba-tiba saja Renjun mendapat ide itu.
"Ide bagus Renjun. Tapi apa teman-teman yang lain mengetahuinya?"
Pertanyaan Mark membuat Renjun terdiam beberapa saat, dia tidak sanggup mengatakan pada Mark tentang apa yag terjadi padanya dan teman-temannya yang lain. Tepatnya tak sanggup untuk mengatakan bahwa hubungan dia dan yang lain mulai merenggang.
"Ada apa?" tanya Mark.
Renjun menggeleng lalu tersenyum, "aku akan menjual apartemenku secara online. Kurasa akan cepat karena setahuku banyak yang membutuhkan apartemen dengan tempat strategis seperti apartemenku," ucap Renjun lalu mendudukkan dirinya di kursi yang ada di balkon dan mengotak-atik handphone-nya.
"Tapi bukankah apartemenku akan jauh dari tempat kuliahmu nanti? Bahkan kendaraan umum sedikit sulit," ucap Mark.
Renjun tersenyum ke arah Mark, "tak apa. Lagipula harganya sangat cocok untukku. Kan beruntung uangku nanti dapat digunakan untuk hal lain," ucap Renjun tanpa beban.
Entah kenapa Renjun merasa dirinya sedang benar-benar berbicara dengan Mark. Dengan Mark yang dahulu sering menemaninya. Perasaannya sama, kecuali hawa Mark yang berbeda selalu membuat hati Renjun sakit.
Terkadang pembicaraannya dengan Mark seperti ini, membuatnya sangat nyaman dengan Mark. Jujur saja, Renjun sangat merindukan hal seperti ini, walau dalam hati kecilnya Renjun sangat tertekan. Bila boleh jujur, Renjun ingin sekali membalas orang yang telah membunuh Mark. Tapi itu sama saja membuat Renjun persis seperti mereka.
Renjun hanya dapat membantu Mark sekarang. Mencari tahu bagaimana Mark dibunuh, alasan Mark dibunuh, mencari tahu orang yang telah membunuh Mark, dan yang paling penting adalah mencari jasad Mark yang mungkin sedang ditahan.
"Hyung, aku terkejut. Baru saja aku memasang iklannya di akun sns ku. Bahkan sudah ada sekita 10 orang yang menanyakannya," ucap Renjun pada Mark dengan bahagia.
Mark tersenyum, "baguslah. Itu tandanya tempatmu memang baik. Tapi kau nya saja yang malah menyia-nyiakannya," ucap Mark.
Renjun menatap Mark lalu tersenyum, "aku tidak menyia-nyiakannya sama sekali kok, malahan aku akan menyia-nyiakan tempatmu bila aku tidak membelinya. Dan lagi pula, akan lebih mudah bagiku untuk membantumu kan hyung?" tanya Renjun. Mark hanya bisa tersenyum dan mengangguk kecil sebagai jawaban.
Besoknya Renjun sudah membeli apartemen Mark, dia sudah memindahkan semua barangnya, beruntung dia tidak memiliki begitu banyak barang. Jadi dirinya tidak perlu menyewa mahal orang untuk membantunya pindah.
KAMU SEDANG MEMBACA
VERITAS
Fanfiction"VERITAS & PSEUDOLOGOI" Renjun dan teman- temannya yang terus berusaha mencari keberadaan Mark yang menghilang. Mendapat bukti dan kebenaran yang di dapat dari petunjuk yang hanya dilihat oleh orang istimewa membuat Jaemin dan Jeno merasa ragu, menj...