Epilog

270 35 65
                                    

"Semua yang telah terjadi tak dapat diulang kembali, akupun tak dapat memperbaikinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua yang telah terjadi tak dapat diulang kembali, akupun tak dapat memperbaikinya. Semuanya terlambat"

***

"Som tolong jangan menambah masalahku!" Jimin memijat pelipisnya begitu sekretaris sekaligus adiknya itu datang keruangnnya dan melaporkan sesuatu dari tempat proyek pembangunan gedung cabang perusahaan.

"Tapi, ini cukup serius jim" ucap somi dengan nada penuh khawatir, mentap serius kakak laki laki didepannya ini yang sejak tadi terus saja mengabaikan kehadiran dirinya.

"Dengar, aku tidak ingin menerima laporan kecelakaan seperti ini, ini sudah sering terjadi. Aku bosan dengan para pekerja yang selalu ceroboh" elak jimin dan kembali membuka tumpukan berkas berkas, kali ini dia kembali mengacuhkan somi yang padahal ingin membicarakan hal penting.

"Jim dengarkan aku baik baik! Jangan potong ucapanku juga!" Ucap somi serius, jimin menyernyit dan mengangkat wajah nya menatap adiknya ini dengan serius juga penasaran.

Somi menarik nafas dan mulai buka suara.

"Kesalahan pembangun konstruksi gedungnya membuat beberpa pekerja mengalami kecelakaan, bangunan gedung di lantai lima mengalami keruntuhan, para pekerja yang berada di lantai empat dan lantai bawah lainya tertimbun reruntuhan, beberpa ada yang selamat, ada pula yang hingga sekarang masih terjebak" jelasnya dengan suara parau.

Jimin, dia sempat terperanjat dari duduknya, jimin pikir jika kecelakaan ini hanya kecelakaan kecil seperti yang terjadi sebelumnya.

"Jungkook sudah menghubungi ambulan dan petugas penyelamat. Dia sudah mengurus semua di lokasi kejadian. Dia beberpa menit lalu menelponku dan mengatakan korban yang meninggal tak sedikit" lanjut nya.

Somi meringis merasakan perih di hatinya, bayangan para pekerja yang meninggal karena kecelakaan ini bener benar menghantui pikirannya. Para pekerja yang mendapatkan upah tak seberapa dan harus berakhir tragis, somi benar benar tak dapat membayangkan bagaimana reaksi keluarga dari para korban yang menangisi kepergian sosok kepala keluarga mereka.

Jimin menghela nafas, dia masih terlihat tenang. Somi sendiri tak tau kenapa laki laki ini bisa bersikap demikian setelah apa yang terjadi pada para pekerja di lokasi pembangunan gedung.

Jimin memijat kedua pelipisnya, matanya terpejam. Somi tau jimin pasti tengah pusing sekarang, pikirannya juga tentu tengah kacau.

"Aku harap kau bisa meluangkan sedikit waktu untuk menjenguk para korban jim, biar bagimana pun mereka telah membantu banyak" somi menghela nafas panjang

[✓] My Boyfriend | Choi Yeonjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang