Perlakuan Manis

46 11 6
                                    


Mencintai itu kata kerja, Dicintai itu kata sifat
Tapi Cinta bukan kata benda
Cinta itu kata hati.
_

"Dek, nanti malam seperti biasa, ya?"
_

"Huft..."

Helaan nafas kami berdua menandakan begitu semangatnya aktivitas yang beberapa jam lalu kami lakukan. Ya... setelah sampai di Apartemen Mas Reza kami memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. Menuntaskan rasa lelah yang kami rasakan selama dalam perjalanan. Awalnya kami berniat untuk tidur tapi tak sesuai dengan rencana. Entah kenapa aku lebih tertarik untuk menerima ajakan dari Mas Reza.

"Dek, nanti baju kamu taruh sebelah kanan dan kiri atas. Biar Nanti baju Mas di bagian bawah aja," ucapnya dengan ucapnya dengan tangan yang menyela keringat di  dahinya.

" Emang baju Mas muat cuma di bagian bawah aja?" Tanyaku sambil mengeluarkan baju yang ada di dalam koper.

"Insyaallah muat, baju Mas cuma sedikit kok. Gak sebanyak punya mu," Katanya.

"Mas nyindir aku ya?" Tanyaku Sedikit sewot.

"Ha? Nyindir Gimana?" Tanyanya dengan bingung yang sepertinya langsung menoleh ke arahku.

Aku yang duduk di tepi Ranjang dengan tumpukan baju yang berada di depanku memilih diam. Sedang Mas Reza yang berada di belakangku berdiri tepat di depan lemari, perlahan mendekat kearahku.

"Kenapa?" Tanyanya lembut padaku. Merasa heran dengan sikapku yg tiba tiba berubah.

"Ya Mas nyindir aku," ucapku. Tak dapat terelakkan lagi bibirku mengerucut menandakan aku sedang berada di mode ngambek.

"Nyindir gimana sih dek?" Ucapnya lagi dengan menahan tawanya. Mungkin melihat aksi ngambekku  ini.

"Kata Mas baju aku lebih banyak, Secara gak langsung Mas bilang Aku boros," ucapku lagi lagi dalam mode Ngambek.

"Hehehe... Ngak gitu Dek, jangan salah Paham dulu. Emang bener kan baju kamu lebih banyak? Tapi bukan berarti Mas mikir kamu boros, Enggak. Mas maklum karna kebutuhan barang perempuan pasti lebih banyak dari laki laki," ucapnya diakhiri dengan elusan lembut di pucuk kepalaku.

"Kirain Mas Nyindir Aku." Ucapku sedikit malu karna telah berfikiran buruk tentang Mas Reza.

"Kamu capek banget kayaknya. Tidur dulu aja, biar Mas yang Masukin baju baju kamu ke lemari. Tadi kan kamu belum sepet ngelanjutin tidur karna Mas ajak Beresin barang barang."
Ucapnya sambil menatapku.

Ya... tadinya kami memang ingin tidur setelah sampai. Tapi Mas Reza mengajakku untuk membereskan barang barang terlebih dahulu. Dan memindahkan beberapa barang sekaligus menata ulang tata letak barang tersebut. Seperti sofa panjang yang tadinya di ruang tamu kami pindahkan ke dalam kamar karna akan di gunakan untuk Mas Reza tidur nanti malam.

"Kok Mas nyuruh Aku tidur duluan? Ini kan belum beres. Mas juga kan capek " kataku.

"Kamu lebih baik tidur aja, Biar Mas Lanjutin gapapa. Tinggal nata baju ke lemari kan? Dari pada Nanti Mas kena Jurus Ngambek kamu Lagi, Kamu kalo udah kecapean jadi sensitif banget." ucapnya dengan di selingi tawa kecil. Aku tau dia jujur tapi tak membuatku semakin ngambek. Justru malah membuatku seketika sadar bahwa aku terlalu sensitife.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ex Brother As HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang