"Karena pertemuan merupakan perjalanan awal dari kenangan"
20.50
Kota Jogja malam ini cukup ramai dengan segala aktivitasnya. Namun bagi Carelyn malam ini cukup sunyi, karena hanya ada Ia dan keheningan.
Carelyn sedang menyaksikan aktivitas benda-benda langit di balkon kamarnya. Rembulan yang sedang memancarkan cahayanya, bintang-bintang yang sedang menemani sang bulan. Dan hawa dingin yang menyeruak masuk ke sela-sela pori-pori kulit Carelyn sebagai penambah cerita.
Bukan Carelyn yang sedang galau, namun ia bingung harus melakukan apa. Tugasnya pun telah ia selesaikan 10 menit yang lalu. Ingin kencan namun ia sadar bahwa ia tak memiliki pasangan, atau datang ke basecamp untuk kumpul bersama teman-temannya? Bisa saja tapi Carelyn lebih memilih untuk tidur malam ini.
"Huftt, tidur aja deh capek juga hari ini" Lalu Carelyn masuk ke kamar mandi untuk mengganti dengan pakaian tidurnya.
"Selamat malam dunia, terima kasih untuk hari ini, semoga esok lebih baik lagi" Setelah itu Carelyn mulai memasuki alam mimpinya.
06.35
Sekolah masih terasa sepi hari ini, hanya ada beberapa murid yang lalu lalang, padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.35.
Hari ini Carelyn berangkat sendiri karena kakaknya yang bangun kesiangan dan kemungkinan terlambat kesekolah maka dari itu Carelyn lebih memilih untuk berangkat sendiri.
Carelyn yang sedang berjalan santai di Koridor, tak sengaja seseorang menabrak bahu Carelyn yang membuat dirinya jatuh ke lantai.
"Sorry, ngak sengaja"Ucap seseorang itu, lalu menyodorkan tangannya untuk membantu Carelyn berdiri.
"Gapapa gue juga kurang hati-hati tadi" Balas Carelyn dengan sambil merapikan pakaian sekolahnya.
"Nama lo?" Tanya cowo yang menabrak Carelyn tadi.
"Gue Scarelyn Megaresa, panggil saja Carelyn. Nama lo?"
"Geravio Satya, panggil Satya"
Geravio Satya- cowok berbadan tinggi, putih, gagah, memiliki hidung mancung, alis tebal, bibir merah alami, rahang tegas, manik mata yang tajam dan senyum yang manis namun dingin.
"Ruang kepsek dimana?" Lanjutnya.
"Lo anak baru?"
"Heem"
"Ayo gue anter"Carelyn langsung mengantarkan Satya keruang kepsek.
"Nah, ini ruang kepsek. Lo masuk aja gue ke kelas dulu" Tanpa menunggu jawaban Carelyn langsung menuju ke kelas
"Thanks" Ucap Satya saat Carelyn melewatinya. Carelyn yang mendengar ucapan Satya hanya menjawab dengan gerakan tangan tanda 'Ok'.
*kringgggg kringgggg
Bell tanda masuk pun berbunyi, tak selang lama Pak Arta sebagai guru sejarah mulai memasuki kelas dengan seseorang di belakangnya.
"Pagi anak-anak" Sapa Pak Arta.
"Pagi pak!!!" Jawab serentak.
"Anak-anak kelas kalian kedatangan murid baru, yang tak kalah ganteng dari Pak Arta" Ucap Pak Arta, ya Pak Arta memang suka bercanda dengan murid-muridnya.
"Wuuuuuuuu" Satu kelas bersorak.
"Sudah sudah tanda tangannya nanti saja, sekarang perkenalkan dirimu nak"
"Gue Geravio Satya, panggil Satya pindahan dari Bandung" Ucap satya dengan nada dinginnya.
"Dingginnya bikin meleleh hati adek bangg"
"Abang kapan datengnya, kok ngak ngasi tau dedek bangg"
"Aku ngak kuat kuat melihatmu"
"Teriakan setan sudah mulai terdengar"
"Alopyuu ++ bangg"
"Aaku tak kuasa saat didepanmu, sebenarnya aku ingin mengungkapkan rasa tapi mengapa aku slalu tak bisa bagaimana caranya agar dir..."
Cetakkk
Satu kelas tertawa saat Satria mendapat hadiah penghapus papan tulis terbang dari Pak Arta tepat dikeningnya.
"Argg sakit pak, sungguh teganya teganya" Ucap Satria dengan mode wajah yang di melas melas kan.
"Nyanyi meneh tak balang papan tulis" (Nyanyi lagi saya lempar papan tulis) Ancam Pak Arta yang membuat kelas hening menjadi riuh.
"Sudah, Satya kamu duduk di meja samping Kenzo" Ucap Pak Arta, Satya mengangguk lalu berjalan ke arah kursi yang kosong.
-SCARELYNE-
'Jangan lupa ninggalin kenangan dengan follow afifahnurrr12 ya!!
Karena ditinggalin tanpa kenangan itu hambar (ngak ada rasanya)'*klik tanda ⭐ untuk absen,
*Dan comment untuk mengumpulkan tugas :vSee you next part!!!
Minggu, 27 Sep 2020
Jogja.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARELYNE
Teen FictionKisah seorang gadis yang bernama Scarelyne Megaresa. Gadis berparas cantik natural tanpa make-up, murah senyum, bar-bar, menyanyi dan menari itu bakat terpendamnya. Ia tidak pernah kekurangan kasih sayang orang tua, kakak dan juga teman-temannya. I...