Bab 9

340 22 7
                                    

Issei POV

Aku berjalan menuju sebuah gunung berapi yang sangat ku kenali. Hawa panas dari kawa magma di sekitar jalan yang ku lewati tak menyulitkan langkah ku menuju puncak dari gunung api tersebut. 

Dan selang beberapa menit kemudian, aku tiba di puncak gunung apii tersebut.

" apa kau yakin akan melakukan hal ini, Issei?" tanya  Draig mempertanyakan kebulatan tekad yang sudah ku bulatkan sejak awal.

" aku yakin, patner. Walau jalan yang ku ambil ini berat, aku akan tetap melakukannya." Sahut ku mengepalkan tinju.

" baiklah kalau itu sudah keputusan mu. Aku akan tetap mendukung mu."

Seusai memutusakan pembicaraan. Aku kembali melangkah menuju sebuah pondok kecil tak jauh dari tempat ku berdiri.

Saat diriku sudah berada tepat di depan pintu masuk, aku terdiam. Kembali aku merasa kebimbangan untuk terus melanjutkan rencana ku. Karena walau bagaimanapun pemilik pondok kecil tersebut adalah salah satu orang yang berarti sepanjang hidup ku.

' tidak, tidak...aku sudah terlanjur jauh melangkah. Aku tidak boleh bimbang lagi. Ini demi masa depan kami semua' Batin ku dengan membuka pelan pintu lebar-lebar pintu masuk pondok tersebut.

" guru Gajeel. Ada sesuatu hal yang ingin ku bi-" belum selesai aku berbicara, tiga pisau cakar api mengarah pada ku. Aku yang terlambat menyadari serangan dadakan tersebut terlempar keluar, dan dengan tida luka sayatan di dada.

" sepertinya aku masih kurang keras melatih mu, nak. Serangan biasa saja sudah membuat mu terluka." Ujar sesosok pria paru baya yang keluar dari dalam pondok a.k.a guru Gajeel dengan melipat tangan di dada.

" uhu, uhuk..aku hanya tidak siap saja!" Kata Issei membela diri.

Gajeel mengendus tak senang dengan jawaban dari muurid satu-satunya ia. Kemudian pria paru baya tersebut bertanya untuk alasan apa murid nya itu datang menemui dirinya.

" ajarkan aku teknik terakhir 'Fire Dragon Slayer' !" ujar Issei dengan bersujud kepada Gajeel.

" apa yang membuat mu yakin aku akan mengajari mu teknik terakhir itu, Issei ? " Issei mengatakan kalau ia harus menjadi lebih kuat dari sebelumnya, dan termasuk melindungi majikan beserta teman-temannya.

Mendengar alasan Issei membuat Gajeel menggeram lirih, lalu mengatakan kalau apa yang ia ajarkan sudah lebbih dari cukup melindungi apa yang harus di lindungi oleh Issei.

Namun Issei bersikeras meminta Gajeel untuk mengajarkan teknik terakhir 'Fire Dragon Slayers'. Kembali Gajeel menolak akan permintaan sang murid.

" dengar bocah. Aku tetap tidak akan mengajarkan teknik itu selamanya. Karena sekali kau menggunakan teknik kau tidak akan kembali lagi menjadi manusia. Cepat pulanglah kerumah, sebelum Kar-" ucapan Gajeel terhenti saat dua tebasan api baru saja melewati tubuhnya dan menyayat genting rumah Gajeel.

" apa kau masih belum mengeti juga, bocah !?" bentak Gajeel menghadap kearah Issei

" tidak, sampai kau mau mengajarkan teknik itu pada ku!" sahut Issei tak kalah.

Guru dan murid saling menatap satu sama lain dengan aura intimidasinya masing-masing. Hingga tida-tiba keduanya maju, dan menyemburkan nafas apinya masing-masing.

' Karyuu no Houko!'

Kedua semburan api, baik milik Issei maupun Gajeel saling bertubrukkan dan meledak.

'BBLLLLAAAAARRRRRR...!'

Setalah saling mengadu sembura api, baik Issei maupun Gajeel kembali saling mengadu tinju yang sama-sama berlapiskan api, dan membuat keduanya saling terdorong kebelakang beberapa meter karena imbang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spirit WalkersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang