Jakarta, 2000
"Mas, bangun.." Ucap suara halus dan juga tepukan lembut di bahu seorang remaja laki-laki.
"Eng-" Erangan kecil lolos dari bibir remaja itu. Tak lama mata tajamnya terbuka sempurna, lalu ia menggeliat kecil sebelum bangun dari kasurnya.
"Ngantuk, Miii.." gumamnya.
"Makannya jangan begadang, kalau malam itu tidur bukannya main." Ucap sang Mami-Ibu Widuri.
"Abis shalat subuh juga jangan tidur lagi. Cepet bangun, udah siang." Ucap Mami lagi.
Sebelum turun dari kasur, ia menolehkan kepala kearah dimana jam dinding berada. Ketika dilihat ternyata waktu masih menunjukan pukul setengan enam pagi.
Sebelum rasa malas dan kantuk kembali menyerang, ia memutuskan segera mandi dan bersiap untuk berangkat kesekolah.
Setelah sudah rapi dengan seragam sekolah dan tas yang disampirkan dibahu kanannya, ia turun ke bawah menuju ruang makan yang sudah di isi oleh semua keluarganya.
"Ck. Ck. Kelakuan anak muda jaman sekarang.." Ucap Aruna-Kakak perempuannya.
"Apaan sih anak tua, ikut campur aja." Balasnya.
"Udah, jangan ribut. Kalian ini kalau ketemu debat terus." Ucap sebuah suara dari sang kepala keluarga yang mengintrupsi keributan kecil dari kedua anaknya itu.
Disaat mereka sedang menikmati sarapan paginya, tak lama terdengar suara langkah kaki yang berasal dari anak tangga yang berada di rumah itu. Dan muncul seorang remaja laki-laki lainnya dengan wajah mengantuk yang berjalan kearah mereka.
"Pagi Om, Tan.." Sapanya dengan suara serak khas remaja setelah duduk dikursi.
"Kok, gua ngga disapa?" Ucap Aruna
"Morning Mbak Aruna yang cantik..." Ucapnya, dengan mata mengerling. Dan Aruna hanya memutar bola matanya malas.
"Woy Bay, jangan lupa kita tanding hari ini." Katanya kepada sepupunya yang saat ini sedang memakan nasi goreng, dan hanya dibalas anggukan kepala.
"Kalian mau kemana lagi?" Kata Mami Widuri, yang mendengar ucapan keponakannya terhadap anak laki-lakinya.
"Biasa Tan, anak muda." Balas Doni-keponakan dari Mami Widuri.
"Mau kemana?" Tanya Papi Rahardian yang sejak tadi menyimak obrolan dihadapannya.
"Nanti pulang sekolah mau tanding bola, Pi." Ucap Putranya.
Setelah itu, tidak ada lagi suara obrolan dari manusia yang berada diruang makan tersebut. Hanya ada suara dentingan sendok yang terdengar, sampai tiba-tiba sebuah suara mengintrupsi kegiatan makan mereka seiring dengan suara langkah kaki yang mendekat.
"Assalamu'alaykum.." Sapa riang seorang gadis kecil yang baru saja memasuki ruang makan keluarga Bratadikara.
Setelah mendengar jawaban salam dari orang yang berada disana, Naila segera mendekat kearah Mami dan Papi untuk menyalami tangan keduanya.
"Ara, udah makan belum?" Tanya Mami, ketika Naila berdiri disebelahnya.
"Udah Mami.." Jawab Naila dengan suara imutnya.
Setelahnya Naila mendekat ketempat seseorang yang ditujunya dirumah ini, setelah dekat ia menarik baju orang itu lalu membisikian sesuatu.
"Ogah." Balas seseorang yang baru saja dibisikan sesuatu oleh Naila.
YOU ARE READING
Inspirasa#2 Believe In Love
RomanceKetika kamu mulai pasrah dengan takdir, tiba - tiba saja Semesta memberikan kejutan untukmu. Namun, ketika kamu merasa ada harapan, tiba - tiba saja Semesta menghancurkan harapanmu dalam sekejap. Ini bukan pertama kalinya Naila dihadapkan pada situa...