PART 8

47 6 0
                                    

🏫🏫🏫


Dikelas Deka melirik tajam ke arah Jennie setelah ia mengetahui jika Mino yang sudah memukuli adiknya sekaligus sahabat pacarnya. Dan yang paling bingung kenapa Jennie membiarkan sahabatnya di pukuli oleh pacarnya.

Perempuan itu sadar jika ia sedang diperhatikan oleh Deka, tapi Jennie pura pura untuk tidak melihatnya. Ia berjalan untuk duduk di bangku nya tepat di sebelah jisoo. Jennie dan jisoo duduk sebangku.

"Morning Jen". Ucap Jisoo tapi tatapannya ke arah layar hp yang dipegangnya.

"Morning". Balas Jennie langsung duduk di bangkunya.

Jennie melihat bangku di sebelah Deka yang kosong, iya itu bangku Hanbin. Hari ini Hanbin tidak hadir karena masih dirawat di rumah sakit.

"Lo kenapa Jen?". Tanya Jisoo bingung

"Gpp kok Ji". Lamunan Jennie seketika hilang.

"Lo nyariin Hanbin?".

"Kata Deka, Hanbin sakit, tuh suratnya". Jisoo menunjukkan surat yang ada di meja guru.

Jennie hanya ber oh doang, Jennie kira Deka bakal bilang kalo Hanbin masuk rumah sakit gara gara Mino.

Jika saja Deka memberi tau ke Jisoo, Jennie gak tau gimana tanggapan Jisoo nanti, bisa denger ceramahnya tujuh hari tujuh malam.

"Selamat pagi anak anak".


"Pagi buuuukk"

***

"Lis Lo kenapa sih?". Roje bingung liat Lisa yang dari tadi hanya memainkan pulpen nya dengan memutar mutarkan di jari miliknya.

Lisa tidak fokus padahal pak Tedi sedang menerangkan, tapi pikirannya entah kemana.

"Je cabut yuk". Ucapan Lisa membuat Roje kaget, sempet sempetnya ia mengatakan itu disaat jam pelajaran begini.

"Lo kenapa sih kek orang kebingungan gitu".

"Gue gak niat belajar je". Jawab Lisa malah menidurkan kepalanya di tas miliknya.

"Heh!siapa tuh yang tidur". Ucap pak Tedi guru killer pelajaran sejarah.

"Aelah baru aja mau merem". Gumam Lisa langsung mengakat kepalanya untuk fokus kedepan.

Roje sedikit tertawa melihat tingkah Lisa.

***

Bel pulang berbunyi, seperti biasa semua murid pada berhamburan untuk pulang kerumah masing-masing.

Hari ini tidak ada kegiatan ekstrakurikuler, jadi semua murid bisa untuk pulang.

Lisa melihat Juned sedang berjalan sendirian menuju parkiran, saat Juned hendak menaiki motornya, tiba tiba dua sahabatnya itu datang memukuli nya.

Lisa memblalakan matanya, ia terkejut kenapa Bobby dan Hoony datang tiba tiba dan memukuli sahabatnya sendiri.

Lisa bergegas berlari ke arah mereka, sedangkan Roje yang melihat Lisa lari terburu buru, bingung.

"Lis Lo mau kemana?". Tak ada jawaban dari Lisa.

Roje pun berlari untuk mengikuti arah kemana Lisa berlari.











"WOY!" Ucap Lisa membuat perkelahian itu terhenti, semua menatap ke arah Lisa.

"Mau apa Lo? Mau sok jadi ironman?". Ucap Bobby tangannya yang masih mencengkram kera baju Juned.

"Jangan ikut campur urusan orang ya". Ucap Hoony

"Gue gak sok jadi Ironman atau pun suka urusi urusan orang. Tapi ini masih wilayah sekolah, jangan berantem disini, dan satu lagi". Ucapan Lisa terhenti

"jangan main keroyokan kalo berani!". Ucap Lisa ngegas membuat mereka kaget, berani sekali cewe satu ini.

Roje datang dengan membulatkan matanya, ia bingung ada apa ini.

"Lis kenapa ini?".

"Kalo gue lihat lagi ada yang berantem gak segan segan gue aduin ke pak Nazli langsung!".


***

"Makasih ya Lis". Ucap Juned yang masih kesakitan dibagian bibirnya karna ketonjok oleh Bobby.

"Makasih buat apa?". Lisa pura pura tidak mengerti. Sedangkan Roje hanya mendengar mereka berbicara saja walaupun ia tak mengerti ada apa sebenarnya. Padahal dari tadi Roje nanya tapi gak dijawab jawab oleh Lisa.

"Kalo ga ada Lo, udah mati gue pasti".

"Ah lu Cemen, cowo nyali nya kok secuil".

"Enak aja Lo".

Mereka berjalan guys, sedangkan motor Juned hanya dituntun doang.

"Lis itu temen Lo ya?". Tanya Juned pelan.

"Oh iya ini temen gue namanya Roje". Jelas Lisa kuat membuat Roje bingung. Ada apa nih

Sedangkan Juned hanya garuk garuk kepala.

"Nama gue Roje kak". Ucap Roje

"Nama gue Juned".

"Gausah panggil kak Je, panggil aja Yang". Goda Lisa sambil tertawa. Membuat wajah dari keduanya memerah. Baru juga kenalan dah baper aja.

Tiba tiba otak cerdas Lisa muncul seketika, ia ber iming iming jika ia terburu buru untuk pergi.

"Oh yah ned Lo bisa anteri Roje pulang gak? Soalnya gue ada urusan mendadak nih, gue baru inget". Roje memblalakan matanya.apa apaanih.

Sedangkan Lisa memainkan matanya ke arah Juned, mengkode jika Juned bisa mengantarkan Roje pulang. Sebenarnya Lisa gak ada niatan tapi ia ingin menjenguk Hanbin kerumah sakit tanpa mengajak Roje. Tapi Roje dari tadi ngintilin Mulu, jadinya Lisa nyuruh Juned buat nganter Roje, siapa tau ntar ada yang nyangkut. Hatinya maksudnya.

"Lah Lo naik apa?". Tanya Roje

"Aman itu". Ucap Lisa langsung berjalan ke depan untuk mencari taxi.

Tinggal Roje dan Juned, mereka berdua sangat canggung.

"Ayo naik biar gue anter". Ucap Juned dan Roje pun naik ke atas motor Juned.

"Pegangan entar jatoh". Ucap Roje membuat wajahnya langsung memerah, Juned yang melihat itu dari kaca spion langsung tersenyum.

Roje hanya memegang pundak Juned saja, jika ia memegang pinggang Juned, ntar dikira murahan lagi. Baru kenal juga. Padahal kalo iya ya ga masalah juga bagi Juned whaha.






TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WAITING FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang