Keesokan harinya, tepat besoknya aku lajukan moor sport ku lebih kencang dan lebih awal keluar dari bagasi motoe milik keluargaku. setelah sampai digerbang sekolah, aku melihat jam yang melingkar dipergelangan tanganku.
"jam 6 pagi!" bisik ku sendri
ku coba hari ini, beri ia bunga mawar dan kata kata manis agar dia suka. suasana sekolah masih lenga dan para siwa dan siswi. ku letakan bunga dan kertas kecil imut bin cantik di mejanya agar langsung ia melihat.ku terus memandangi barang yang ku berikan padanya. dari kejauhan ku tatap langkahnya yang perlahan-lahan mendekati mejanya. seketikaia berhenti melihat barang-barang yang ada dimejanya, ku tersenyum bahagia.
pandangan ku masih saja tertuju dengan dia disana. dari kejauhan aku menatapnya menggunakan teropong milik adikku. masih ku tatap, dan Yah dia menggenggam barang pemberianku.
"dia memegang barang-barang ku! syukurlah, jatuh cintalah sayang" bisikku
"Rio, woi!" sapa Fano
"udah Lu diam aja"
Fano dan Digo datang tepat dibelakang ku. Ia menatap apa yang sedang aku lihat sekarang ini.
"Yaelah, bego! Ngapain Lu pake Teropong segala?" Fani melontarkan tanyanya
"Bener banget! Bego amat sih Lu. Lihat tu jarak Lu dan dia juga nggak jauh-jauh amat. Duh! Gua baru temenan sama orang Bego. Dekat amat pake Teropong segala!" Ejek Digo
"Hahaha"
Terdengar tawa kecil dari Fano. Sementara aku terus siaga melihat reaksi dari gadis yang sedang aku incar ini.
"Dia mau ngapain dengan barang-barang pemberian Lu Rio?" Tanya Fano
"Kalian bisa diem nggak? Sibuk Mulu dari tadi, kita lihat apa yang ia lakukan dengan barang-barang gua" ucapku sedikit kesal
"Palingan dia buang tu barang semua" ejek Digo kembali
Aku tidak memikirkan apa yang telah di lakukan oleh gadis-gadis lebay di belakangku. Teman-temanku adalah gadis-gadis yang selalu ganggu, dan selalu membuat aku bahagia.
Mataku terbelalak saat pemandangan hebat ada di depan mataku. Bunga yang ku beri dengan kalimat manis di secarik kertas imut di buang ketempat sampah layaknya barang yang tidak berguna
"RAPUH!" Bisikku sedikit kecewa
Sementara Fano dan Digo memekik tertawa melihat yang baru saja terjadi dihdapan kami. Untungnya aku tidak membuat nama pengirim nya dari siapa sehingga aku masih dalam zona aman untuk mendekatinya. Bisa dibayangkan apa yang dilakukan gadis-gadis alay dibelakangku
"Alah, baru kali ini gua lihat pangeran Rio Anggara Sanjaya di tolak seorang gadis!" Ejek fano dan disetujui oleh Digo dengan tawanya
Guratan kesal dan benci ada pad hati dan wajahku. Aku sedikit muak dengan rasa sombong yang ada pada gadis permainan kami.
"Lu nggak akan dapatin dia bro"
Fano tidak habis kata dan kalimat untuk mendeskripsikan ketidaksukaan nya pada gadis tersebut.
"Siapa nama dia?"
Aku mulai bertanya seolah-olah tidak suka dengan gadis incaranku itu. Tapi, tidak tahu kenapa hatiku tergerak sekali untuk mendapatkan hati dan dirinya.
"Zamilatun Az-Zahra!"
"Ya sudah, aku lapar. Ayo kita kekantin ngisi perut gua" ajak Digo
Aku tidak memikirkan ucapan Digo l, aku hanya mengikuti mereka sembari berfikir kembali bagaimana cara untuk mendekati anak sombong bin cuek tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
UKHTI, TUNGGU AKU MENJADI IKHWAN
Teen FictionMenceritakan kisah cinta, sahabat dan menjadikan ... YUK KEPOIN CERITANYA 🤗🤗 Mulailah dengan follow Dulu lalu berikan komentarmu dan jangan lupa Vote nya bentuk apresiasi kalian buat pengarang🤗🤗 🌹Stay enjoy bacanya 🌹Cari tempat ternyaman kalia...