Jika dewasa adalah momen terindah dimasa muda, maka tidak bagi Zylla. Hidupnya hanya berfokus pada ambisi, egoisme dan ketidak pedulian nya terhadap sekitar.
Ia punya paras yang cantik, tapi tatap sedingin es, tak ada yang berani melihat matanya, seolah itu tatapan kematian. Hidupnya yang hanya berjalan ditempat, membuatnya tak selera untuk hidup.
Beranjak dewasa, semakin banyak tipe manusia yang ia temui, semakin banyak pula yang tahu bahwa Zylla mempunyai perangai yang buruk, lalu semuanya menghindar.
Tapi, ada satu manusia, yang sejak mengenal Zylla, ia justru jatuh hati. Ia yang meyakini kalau kehidupan bukan untuk dibenci, tapi untuk disyukuri. Lalu, apa Zylla serta merta membuka hidup bahkan hatinya untuk si pria ini? Sedangkan sejak remaja ia membenci kebahagiaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO
Teen FictionMayoritas manusia di bumi berpikiran bahwa, hidup adalah segalanya, berlomba-lomba mencari kebahagiaan, dan mengutamakan keindahan. Tapi ia. Zylla Zidney, justru sangat membenci kehidupan, tidak mengenal kebahagiaan, dan tak peduli akan keindahan...