Chapter 1

72 6 4
                                    

Pagi hari, sekitar pukul 06:30 am, gerbang kampus terbuka lebar, seluruh Maba (mahasiswa baru) melebur memasuki pelataran kampus, berbaur dan berkenalan, menyapa dan bertanya. Universitas Bulan Sabit, merupakan kampus favorit di kota ini, kampus dengan fasilitas lengkap dan dosen-dosen terbaik. Ada belasan bangunan modern disana. Ruang kelas, laboratorium, ruang latihan, kantin dan ruang dosen. Dengan rumput taman yang terpangkas rapi, menambah aksen eksotis di kampus itu. Langit-langit aula terdengar riuh oleh percakapan para mahasiswa, seolah menjadi atap inaugurasi hari itu.

Di sudut lain ada yang hanya menatap sekilas ramai nya kerumunan, melihatnya seakan sudah muak dengan semua omong kosong mereka.

"Semua manusia menjijikkan" desisnya.

Acara inaugurasi segera dimulai, seluruh mahasiswa berhenti bercakap lalu berbaris rapi. Kaka tingkat yang menjadi panitia, memandu para Maba untuk mengikuti inaugurasi dengan khidmat.

Tetapi, ditengah berjalannya acara, terdengar ringikan suara yang tak asing, begitu menggema namun terdengar lemah. Seluruh mahasiswa, dosen dan kaka tingkat diam seraya mencari asal suara tersebut.
Setelah hening beberapa saat, sumber dari suara itu terlihat. Seekor anak kucing berwarna kuning, dengan banyak luka ditubuhnya, berjalan gontai melewati barisan mahasiswa. Semua yang menyaksikan merasa iba, karena kucing itu bagai berada diujung hayatnya.

Acara pun mulai tidak kondusif. Zylla yang berada di barisan belakang, yang selalu membenci keramaian, berjalan menuju asal suara, berjalan menghampiri anak kucing itu yang berada persis di barisan paling depan. Seluruh pasang mata melihatnya, nampak termangu dan heran, bagaimana bisa ia seberani itu? Dengan menghiraukan teriakan kaka tingkat yang mencoba mencegah, Zylla terus melangkah, menatap anak kucing itu dengan seringai nya.

Sampai, Zylla berada tepat didepan anak kucing itu, ia berjongkok seraya menggendong nya, lalu mengelus pelan bulu-bulu nya. Yang melihat reaksi Zylla hanya bisa berbisik-bisik bingung.
"Apa maksudnya?" Para mahasiswa bertanya-tanya.
"Sebegitu suka 'kah ia dengan kucing, sampai tak punya malu menerobos barisan acara inaugurasi?" Mahasiswa lain menimpali.
Zylla tak menghiraukan ocehan mahasiswa lain, serta teriakan para kaka tingkat nya. Ia berbalik dan berjalan ke belakang, sambil terus memeluk anak kucing itu.

Anak kucing terus mengeong lemah, badan nya kurus kering, dan terdapat beberapa luka akibat pukulan. Sekarat. Mungkin itu yang sedang dialami anak kucing tersebut.
Zylla yang terus mengelus bulu kucing itu, perlahan, salah satu tangan nya mengusap area leher kucing. Lalu usapannya berubah menjadi cekikkan.
Semua Mahasiswa yang melihat hal itu sontak terperangah dan berteriak ramai dengan apa yang dilakukan Zylla. Bukan hanya mahasiwa, tapi para dosen dan kaka tingkat pun ikut berhamburan. Barisan yang tadinya rapi pun menjadi tak teratur. Zylla memberhentikan langkahnya, reflek mahasiswa pun menjauhi nya, membentuk formasi lingkaran dengan Zylla ditengah nya.

"Heii, mau kau apakan dia?!" Teriak salah satu Maba
"Heii! Aduh yaa ampun, heiiii!!" Yang lain menambahkan
"Dasar wanita gila! Astagaa!"

Semua hanya berteriak, tak ada yang berani mendekat atau mencegah Zylla, entah karena kaget, atau takut akan menjadi pengganti kucing itu.
Teriakan mahasiswa bergemuruh di langit-langit aula. Tapi semakin ramai teriakan, semakin erat cekikkan Zylla pada leher kucing itu. Ia tertawa terbahak-bahak, acara inaugurasi semakin seru. Menurutnya. Yang di cengkeraman terus mengeong, sangat lemah sekali ringikan nya, membuat Zylla semakin gemas dan terus mencekik nya erat.

Suasana semakin memanas, saat kucing yang dicengkeram Zylla berhenti meringik, bisu tak bersuara. Semua yang menyaksikan berteriak histeris. Kucing itu mati digenggaman Zylla.

"Hahaha" Zylla tertawa dengan anggun, sambil terus memasang senyum nya.

Acara inaugurasi berakhir berantakan. Zylla dibawa paksa oleh beberapa kaka tingkat ke ruang BK. Dan anggota PMI kampus membawa kucing itu untuk dikuburkan dibelakang taman.
Diruang BK, Zylla dihadang banyak pertanyaan oleh ketua dekan, tapi ia hanya diam dan sesekali melempar senyum seperti tak bersalah.
Setelah banyak pertanyaan tak dijawab, ketua dekan bertanya lagi.

"Kamu akan diberikan sanksi berat, kalau tetap tidak menjawab, kenapa kamu membunuh kucing itu?!" Ketua dekan yang sudah berumur sekitar setengah abad itu bertanya tegas.

"Aku tidak membunuhnya, aku hanya membantu dia meringankan rasa sakitnya". Ia akhirnya menjawab.

Pak ketua dekan sangat terkejut mendengar jawaban Zylla, ia menduga ada masalah pada psikis nya. Maka hukuman dilayangkan pada Zylla, tapi tidak terlalu berat, ia mendapat dispensasi karena masih mahasiswa baru.
Zylla diperintahkan untuk menyapu halaman kampus yang luasnya sekitar setengah lapangan bola, selama 3 hari berturut-turut. Ia mengangguk lalu tersenyum.

Ia menambahkan "Bapak bisa panggil aku kalau sekiranya perlu bantuan. Dengan senang hati aku akan meringankan nya" Lalu dia melenggang pergi, menyisakan senyum yang terpatri.

PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang