KSN 8

0 0 0
                                    

"Nina, gimana latihan kamu nak?" Tanya Mela kepadaku.

"Alhamdulillah lancar Bun, nanti aku hari Minggu berangkat, nanti aku juga disana bakal banyak di latih lagi, do'ain aku ya Bun." Kataku, sambil tersenyum kearahnya yang sedang duduk berdampingan dengan ku, di sofa ruang keluarga.

"Do'a Bunda selalu menyertaimu nak." Kata Mela sambil tersenyum tulus, lalu memelukku aku pun membalas pelukannya.

"Amin yaAllah, terimakasih Bunda. Aku sayang Bunda."

"Bunda juga sayang sama kamu." Mela pun mengusap-usap pucuk kepalaku dengan lembut, lalu menciumnya.

                                 ***
Adam dan Anggit lagi sibuk nyusun Lego yang dari tadi belum selesai-selesai.

Tiba-tiba Anggit menghampiri aku, yang lagi duduk di sofa ruang keluarga. Gak lama kemudian Adam pun menyusul dan duduk di singel sofa sambil memainkan game di ponselnya.

Aku yang kaget pun langsung menoleh kearah samping ku.

"Eh Anggit kenapa Dek?" Tanyaku, sambil memperhatikan mukanya yang di tekuk.

Anggit yang tadinya duduk di sampingku, tiba-tiba langsung duduk di pangkuanku.

"Kak ke Timezone yuk." Katanya dengan puppy eyes nya.

"Ah bikin aku gemas aja kamu ini git, pengen aku makan rasanya hehe." Kataku dalam hati sambil nyubit pipinya dengan gemas.

"Kakak kenapa nyubit pipi aku si?" Tanyanya kesal dengan muka yang sedikit di tekuk.

"Abisnya kamu  ngegemesin si, pengen aku makan boleh gak?" Tanyaku usil, masih memegang pipinya, tapi udah gak aku cubit kok tenang aja hehe.

Adam yang mendengar Nina pengen makan pipinya si Anggit pun langsung menoleh, dan meliriknya tajam.

"Gak boleh Lo apa-apain adik gue ." Katanya dengan suara menegaskan, dan mata yang menyorot Nina tajam.

"Lah sejak kapan?" Tanyaku dengan raut bingung.

"Sejak Lo jadian sama Bang Syakir hehe." Katanya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu, dengan nyengir kudanya.

Nina langsung menonjok bahu Adam pelan.

"Elo ini ada-ada aja, gara-gara anak terakhir kan lu, jadinya pengen ngerasain punya adik."

"Hahaha iya, nanti gue balik pengen bilang Mami ah kalau gue mau punya adik." Jawabnya dengan wajah polos, ngegemesin tapi pengen nampol rasanya.

"Bilang aja sana Lo."

Aku pun langsung menanyakan kepada Anggit apa kah benar bahwa dia adiknya Adam.

"Dek emang kamu adiknya bang Adam?" Tanyaku hanya untuk memastikan, aku si gak masalah, cuma aku gak nyangka aja gitu.

" iya kak benar apa kata Abang, aku adiknya bang Adam, makannya kakak Gak boleh cubit pipi aku ya. Nanti tambah tembam bahaya." Jawabnya dengan ekspresi wajah yang seolah-olah memang akan bahaya kalau pipinya tambah tembam.

"Bahaya kenapa dek?" Tanya aku dan Adam barengan dengan muka yang bingung sekaligus penasaran.

"Bahaya nanti akunya tambah imut hahaha." Jawabnya dengan tawa yang pecah, setelah menyelesaikan kalimatnya itu.

Aku dan Adam pun langsung ikut tertawa.

"Jawabannya di luar pemikiran ku, Syakir keponakanmu ini yaAllah."

Aku pun mencium pipinya dengan lembut, begitu pula Adam yang langsung menghampiri aku dan Anggit.

"Tadi Anggit mau kemana?" Tanyaku yang ingat bahwa tadi Anggit ingin mengajakku ke suatu tempat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KISAH SYANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang