The Goal

3K 325 22
                                    

"Mama dengar suamimu baru sembuh dari sakitnya?"

"Hmm, biasalah penyakit orang tua"

Sang mama hanya bisa menggeleng melihat sikap santai anaknya dan melanjutkan lagi kegiatan memilih baju untuk sang anak. Mereka berdua sedang menikmati hari anak dan mama setelah hubungan keduanya berangsur-angsur membaik, Krist yang tak lagi canggung bermanja-manja dengan sang mama sering mengajak wanita itu kemanapun ia pergi ketika si pak tua sedang tak bisa menemaninya.

Seperti saat ini, mereka sedang berada disalah satu pusat perbelanjaan terbaik di Tokyo untuk berbelanja keperluan Krist yang menurutnya sudah banyak pakaian yang tak layak pakai meski menurut sang suami pakaian itu bahkan masih bisa Krist kenakan sampai tiga tahun kedepan. Padahal fashion bergulir setiap bulannya dan tentu saja Krist harus mengikuti trend terbaru, ia tak ingin penampilannya sebagai Sang Tuan Muda yang penuh ketampanan itu ketinggalan zaman, ditambah lagi beberapa orang mulai mengetahui hubungannya dengan sang suami si pak tua dengan banyak sasaeng fans itu.

"Kau selalu saja menyebut pak tua, pak tua ke suamimu sendiri, itu terdengar sangat tidak sopan nak" Tegur sang mama karena mulut anaknya benar-benar sangat mirip Win Perawat.

"Dia memang sudah tua" Jawab Krist santai tanpa menoleh pada sang mama.

"Jika seperti itu mengapa tidak cari yang seumuran atau lebih muda?"

"Karena orang tua seperti Phi Sing sangat menggiurkan.... Aduuhh.. Duuhh..." Krist memegang kupingnya yang kesakitan karena ditarik oleh mamanya "Sakit ma" Ucapnya sedikit memelas.

"Mulutmu Ya Tuhan.. Kenapa si Berengsek Win Perawat benar-benar menurunkan sifatnya padamu"

"Sifat yang mana?"

"Sifat bicaranya yang terkadang tak memakai otak dia turunkan dengan sempurna"

"Ya kan aku anaknya" Tukas Krist santai sembari mengedikkan bahu tak acuh dan lebih memilih untuk membayar semua belanjaanya sebelum ibu ratu semakin murka.

Setelah berkeliling ke beberapa toko, Krist dan sang mama memilih untuk pulang ke rumah. Mereka sudah sangat kelelahan apalagi mamanya baru saja mendarat dari Bangkok dan langsung saja diajak berbelanja. Sebenarnya Krist merasa bersalah tetapi ia tak punya waktu lagi karena beberapa hari ke depan akan sedikit sibuk. Krist dengan tenang mengemudikan mobilnya, selama ia tinggal di Tokyo dirinya jarang sekali menggunakan supir kecuali jika ia sedang sangat lelah, Luke juga sudah jarang menemani karena Krist yang pada dasarnya memang bisa melakukan segala sesuatunya sendiri lebih suka jika Luke sibuk di kantor saja ketimbang mengikutinya kemanapun.

"Ma.. Boleh aku bertanya sesuatu?" Ucap Krist memecah kesunyian diantara keduanya.

"Kau ingin bertanya apa?"

"Apa selama menikah dengan ayah, tak pernah ada cinta dihati mama untuk pria tua itu?"

Naree cukup tertohok dengan pertanyan sang anak, pasalnya setelah Krist mengerti makna perpisahan kedua orang tuanya sang anak tak pernah bertanya apapun, ia seolah hanya menerima takdir hidupnya saja. Naree tak mengira jika pertanyaan soal cinta kedua orang tuanya benar-benar keluar dari mulut Krist sendiri setelah sekian lama.

"Aku memang melakukan kecurangan pada Win, aku mengkhianati pernikahan suci kami demi seseorang yang sama berengseknya denganku, tetapi jika kau menanyakan apa aku pernah mencintai Win atau tidak, aku bisa pastikan bahwa Win Perawat pernah membuatku jatuh hati dengan segala pesona yang ia punya"

Naree menerawang jauh saat Win pada akhirnya menutup luka yang dulu pernah ditorehkan oleh Achira padanya ketika mereka masih menjadi sepasang kekasih, Win lah yang perlahan-lahan membalut luka itu tetapi cinta dan kebodohan terkadang memang bersahabat begitu akrab, sampai kembalinya Achira ia anggap sebagai takdir yang akan membuatnya bahagia karena mereka pernah saling mencintai meski saat itu ia telah memiliki Win dan Krist.

You Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang