Love Will Make Us

3.9K 385 62
                                    

Gangstaaa...!

Sebelum membaca chapter ini ada baiknya kalean baca cuap-cuap yang udah gue tulis diakhir paragraf, tapi klo terlalu males scroll ke bawah berarti langsung ke ceritanya aja, gue juga cuma basa-basi kok😂

Krist benar-benar terlena dengan kelihaian Singto menyentuh setiap jengkal titik sensitif di tubuhnya, belum lagi tatapan bak pria dominan yang semakin membuat Krist hilang kendali. Krist ingin terus disentuh tanpa henti, karena hasratnya sudah mencapai puncak tertinggi. Sejak dulu walau hanya melihat Singto dari kejauhan bahkan untuk pertama kali ia tahu pria itu spesial, saat sekarang Krist bisa menyentuh dan disentuh Singto seintim
ini rasanya ia ingin sekali menghentikan waktu agar selamanya tetap bersama.

"Ouchh.. Dear..." Ia hanya mampu mendesah dan mencengkram sisi kanan dan kirinya saat lidah hangat Singto menjilati tulang selangkanya yang sengaja ia ekspose. Krist tahu pasti jika suaminya tak pernah tahan saat dirinya mulai mengusap lembut leher sampai ke sekitaran dada.

Singto menatap penuh kekaguman tubuh berisi pria yang begitu ia cintai. Sex dengan Krist meski baru akan memulai saja mampu membuat otaknya seketika kosong. Bukan hanya nafsu yang tersalurkan tetapi kepuasaan batin yang selama ini tak pernah ia dapat termasuk dari Chayat mantan kekasihnya yang bahkan sudah memberikan ia seorang anak.

"Phi Sing..." Suara Krist parau.

"Hmm..?"

"Jangan berhenti sampai aku sendiri yang meminta"

Kening Singto berkerut, ada yang aneh dari Krist tetapi hasratnya sudah membuncah, ia akan menanyakan nanti setelah mengikuti semua keinginan pria terkasihnya.

"Kalau begitu bisa aku memasukimu sekarang?"

Krist menahan pergerakan Singto sejenak untuk megambil sesuatu dari bawah bantalnya dan memberikan pada Singto "Ikat tanganku"

"Hah...!"

"Gunakan itu untuk mengikat tanganku dan kita bisa mulai bercinta" Bisik Krist seductive tepat di telinga suaminya.

Darah Singto berdesir hebat mendengar permintaan tak terduga dari Krist. Singto bukan penganut sex ala bdsm, satu sisi pikirannya mengacu apa dulu Krist adalah seorang submmisive? Tetapi lagi dan lagi hasrat tinggi mengacaukan otak warasnya apalagi setelah ia melihat Krist menyatukan kedua tangan dan mengangkatnya ke atas kepala.

"Double Shit..! Kristnya begitu menggiurkan dengan posisi pasrah seperti itu. Singto bergegas untuk mengikat kedua tangan Krist di kepala ranjang dengan menggunakan dasi yang diberikan padanya. Ia semakin meneguk ludah manakala pusat gairah Krist terlihat menegang meski masih tertutup dengan celana.

"Bonn Appetit" Ucap Krist bersamaan dengan jilatan pada bibirnya yang sengaja ia lakukan untuk merangsang Singto lebih.

Singto secepat itu bergerak dan mencium Krist dengan brutal, kecupan bibir mereka terasa kasar tak sedikitpun ada kelembutan. Krist sejujurnya begitu menghayati sensasi nikmat dari ciuman brutal mereka dan rasa sakit yang mulai menjalar di pergelangan tangannya karena tertarik akibat pergerakan yang ia lakukan. Dengan Singto ia ingin mencoba sex yang tak biasa, dengan berbagai macam scene yang sudah ia ciptakan sendiri. Shit Semurahan itukah ia sekarang.

"Euuhhh..." Satu desahan tak tertahankan
lagi saat titik sensitifnya diberi gigitan kecil yang ia yakin akan membekas setelahnya.

"Yeahh.. You brilliant Phi Sing"

"Kau suka?"

"Euhhh.. All of you, drives me crazy"

"Nice.. Dan ini hadiah untuk pria bermulut manis sepertimu"

You Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang