Appologize

208 9 0
                                    

Happy reading :)

Don't copy my story










"Ayam ayam!!"

Seulgi dan Jisoo tertangkap basah, mereka menoleh ke belakang melihat siapa yang sudah menangkap mereka itu. Seorang yeoja yang mirip dengan Jennie namun berumur lebih tua, ya.. itu ibunya Jennie. Dengan kedua tangan berada di pinggang, yeoja paruh baya itu memelototi keduanya. "Sedang apa kalian di depan kamar anakku?" tanya ia sekali lagi.

gulp..

Mereka berdua menelan ludah saking gugup di hadapan ibunya Jennie yang sudah siap memangsa mereka.
"Sudahlah eomma, mereka mungkin penasaran kenapa kami lama. Tadi juga mereka memang berencana pulang, tapi karena aku ingin bicara dulu dengan Lisa, jadi mereka harus menunggu" jelas Jennie yang tiba-tiba saja keluar dari kamarnya menyelamatkan kedua sahabat konyol nya itu.

Ibunya Jennie melirik tajam ke arah Jisoo dan Seulgi, membuat keduanya gelagapan "A-anu.. i-ya k-kami harus pamit sekarang. K-kami izin pamit pulang" ucap Seulgi memberanikan diri sembari pergi duluan ke mobil disusul oleh Jisoo.
"Kalau gitu, aku mau antar Lisa dulu ke mobil" kata Jennie lagi pada orang tuanya.

"Kenapa harus mengantar saja? Ikut saja pulang bersama mereka, nanti besok hubungi kami tempat pertemuan sebelum ke tempat pernikahan kalian" kata ayahnya melempar senyuman pada pasangan itu. "Itu sudah pasti abeonim, kami akan menghubungi kalian" jawab Lisa sangat mantap dengan jawabannya.

Jennie sangat bersyukur memiliki seseorang seperti yeoja blonde itu yang sangat tulus mencintai dan menyayangi dirinya. "Yaudah kalau gitu kami pamit pergi" kata Jennie sembari mendorong kursi roda Lisa.

"Hati-hati nak"

••••••••

H-1 menjelang pernikahan.

Di hari yang cukup mendung ini, seorang mahasiswi sedang berjalan sendirian hendak menghadiri kelas. Semua temannya sudah mendahului pergi ke kampus, sehingga ia terpaksa sendirian.
Sesampainya di kelas, semua mahasiswa dan mahasiswi seperti biasa sibuk dengan masing-masing, ia pun duduk di bangku yang masih tersedia tepat di barisan paling depan, tidak lagi bergabung bersama ketiga sahabatnya di barisan lain.

Angin sepoi berhembus, menerpa wajahnya yang cantik, seakan memberikan ucapan selamat pagi. Matanya terpejam menikmati hembusan angin yang sangat bersahabat menurutnya, ditambah cuaca hari ini yang memang sangat sejuk. Sayang sekali dirinya tak membawa earphone ataupun headset, padahal akan nyaman sekali jika mendengarkan lagu di saat cuaca seperti sekarang.

Tatapannya jauh mengarah ke dedaunan yang bergerak sedikit tertiup angin. Jika dilihat mungkin orang lain akan menyangka dirinya sedang melamun.
Namun, kenyamanannya itu seketika harus terganggu oleh asdos (asisten dosen) yang masuk ke kelas mereka memberitahukan bahwa dosen yang akan mengajar hari ini tidak bisa hadir dan memberikan mereka tugas individu, setelah itu asdos pun kembali keluar ruangan meninggalkan para mahasiswa dan mahasiswi yang langsung menyiapkan alat perang untuk bertugas.

"Jendeuki" sapa seorang mahasiswi yang tak asing lagi baginya.

"Annyeong Jisoo-ya" jawabnya santai.

Loving In Silent (Complete) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang