Sehun mengerutkan dahi tak suka saat melihat pemandangan di depannya.
"Apa ini?" Suaranya terdengar dingin.
Wanita yang berada di sampingnya menundukan kepalanya, ia pun menjawab, "Nona Kim Yeri memberikan-"
"Bereskan." Sehun langsung memotong tanpa memandang wajah wanita di sampingnya, ia pun berjalan dan duduk di sofa yang ada diujung ruang klub.
"Baik." Wanita bername tag Bae Joohyun itu mengangguk dan segera mengambil sekotak coklat yang ada di meja. Joohyun membungkukkan badannya hendak membuang coklat yang dibawa, tapi suara Sehun mengintrupsi.
"Jangan dibuang, kembalikan, atau buatmu saja." Suara rendah itu berucap datar, sambil jari-jarinya mengetikkan sesuatu di ponselnya.
Joohyun mengangguk, meski tak dapat dilihat Sehun, "Saya mengerti." Setelah mengucapkan itu ia kembali membungkukan badannya dan berbalik, sebelum ia berbalik lagi dan menanyakan sesuatu pada Sehun. "Apakah ada yang dibutuhkan lagi, tuan muda?"
Sehun berhenti mengetik, ia langsung menatap Joohyun, "Bisa tolong panggilkan pelatih?" Sehun yang melihat Joohyun mengangguk memberikan senyum pada wanita itu, lalu kembali menatap layar ponselnya.
Sedangkan Joohyun sudah berdebar-debar karena diberi senyuman yang terbilang langka dari Oh Sehun.
Joohyun sebenarnya sama seperti Seulgi.
Keluarganya adalah cabang dari keluarga Oh, dia juga bertugas mengawasi Sehun. Bedanya ia hanya mengawasi Sehun di tempat klubnya saja, mengingat ia sudah tahun ketiga. Dulu, sebelum Seulgi mengambil alih tugasnya ia benar-benar dekat dengan Sehun. Dekat dalam artian selalu ada disekitar Sehun, dan itu benar-benar tak baik bagi jantungnya. Akhirnya ia menyadari kalau dia jatuh cinta pada Sehun, anak itu memang terkesan dingin dan tidak peduli, tapi Joohyun yang sudah bersamanya selama bertahun-tahun tahu kalau Sehun orang yang perhatian.
Dia menjadi menyukai sisi Sehun yang perhatian, terkadang saat Sehun kembali menunjukan sisinya yang dingin itu menyakitinya, tapi ia sadar diri kalau dia bukan siapa-siapa bagi Sehun. Awalnya dia merasa baik-baik saja, tapi ia menyadari bahwa dari awal ia tak pernah merasa baik-baik saja. Ia jadi berharap, semakin Sehun berada di dekatnya, ia semakin menginginkan lelaki itu. Dia tahu itu salah, karena itu ia meminta Seulgi menggantikan posisinya dengan alasan bahwa dia sudah kelas tiga, dan harus fokus dengan ujian dan sebagainnya.
Tapi akhirnya ia menyadari, bahwa perasaannya masih tetap sama, ia masih menginginkan Sehun. Meski lelaki itu jauh dari jangkauannya, jauh dari pengelihatannya, jauh dari pendengarannya. Namun Joohyun selalu bisa merasakan, mendengarkan, dan melihat Sehun melalui pikirannya.
Joohyun tersenyum pahit.
Dia tahu, selalu tahu, kalau Sehun tidak akan pernah jadi miliknya.
Mereka teman masa kecil, jadi Joohyun tahu kalau Sehun selalu memiliki seseorang dalam hatinya.
Meski ia tidak tahu siapa.
Yah, belum tahu.
"Yo, Joohyun, Sehun di dalam?"
Suara berat yang familiar membuatnya menoleh, ia pun melihat Chanyeol, Jongin dan Seulgi berjalan mendekat ke arahnya, dengan seorang pria yang tidak dikenalinya.
Joohyun hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Chanyeol, ia pun mangalihkan pandangannya ke arah pria yang tak dikenal itu, "Dia siapa?"
Jongin yang sendari tadi hanya menatap ponselnya tak menghiraukan, sedangkan Seulgi mengidikan bahu, hanya Chanyeol yang menunjukan ketertarikan untuk menjawab, "Pesanan tuan muda Sehun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Want You
FanfictionSehun mempunyai segalanya, namun ia hanya butuh Junmyeon berada di sisinya. Apakah itu cinta? Junmyeon kehilangan segalanya, dan ia hanya ingin Sehun menjauh darinya. Apakah itu benci? Keduanya mencoba mencari tahu apa yang mereka rasakan, bersa...