Junmyeon menghela nafas berat, sebelum membuka pintu rumahnya dan berucap lemas, "Aku pulang."Pria tua yang sedang membaca koran di ruang tamu lantas menyahut, "Kenapa suaramu lemas sekali?" Ia memandang wajah putranya yang terlihat sama lemas dengan suaranya. "Ada apa dengan wajahmu?"
Junmyeon menghela nafas lagi, dan segera mendudukan diri di samping sang ayah, "Memangnya ada apa dengan wajahku?" Ia bertanya, sambil memandang sang ayah yang mulai menyesap cangkir kopi di depannya.
"Wajahmu terlihat lebih buruk dari ampas kopi yang sedang kuminum." Pria tua itu menjawab dengan santai.
Junmyeon mendelik, "Wajahku tak seburuk itu."
Sang ayah mengidikan bahu tak perduli, dan melanjutkan membaca koran yang ada di depannya. Melihat ayahnya yang sedang fokus dengan hal lain dan tak berniat melanjutkan percakapan, membuat Junmyeon menyenderkan bahunya ke sofa sambil memejamkan mata. Ia terlalu malas untuk berganti baju. Padahal nanti malam ia masih ada janji dengan Joohyun, untuk mengunjungi acara perjamuan malam.
Junmyeon melirik sang ayah yang masih fokus dengan koran miliknya, sambil sesekali menyesap kopi yang ada di meja. Junmyeon mengerutkan dahi sambil berpikir, otaknya menyuruh Junmyeon untuk memberi tahu sang ayah tentang rencananya dan Joohyun, namun hatinya tak mengizinkannya. Ia tahu kalau sang ayah memiliki cerita yang tak bagus dengan keluarga Oh, begitu juga dengan keluarga Bae.
Hari dimana pertama kali ia mengenal Sehun, menjadi hari pertama ia membenci keluarga Oh. Junmyeon dulu masih terlalu muda untuk mengerti, namun keadaan membuatnya secara terpaksa terlibat dengan kekacauan anatara keluarga. Sama halnya dengan Sehun. Namun sekarang Junmyeon sudah cukup besar untuk mengetahui kalau keluarga Oh tak sepenuhnya salah, sama halnya dengan keluarganya. Meski begitu, keadaan sudah terlalu memburuk untuk diperbaiki.
Ayahnya tak pernah memberikan cerita detail tentang kejadian 8 tahun lalu, kejadian tragis yang melibatkan anak berumur 7 tahun, namun Junmyeon tahu betul bahwa keluarga Oh benar-benar marah besar dengan keluarganya. Dan itu alasan mengapa ia harus berusaha keras hanya untuk masuk sebuah sekolah, yang akhirnya mendapatkan jalan keluar dengan perjanjian keluarganya dan keluarga Oh.
Perjanjiannya tak rumit, bahkan saat Junmyeon berumur 10 tahun ia tak harus memutar otaknya hanya untuk mengerti. Ia pun masih ingat jelas bahwa hanya satu hal yang tertulis dalam perjanjian itu; keluarganya tak boleh lagi terlibat dengan keluarga Oh, kecuali jika keluarga Oh tersebut yang meminta keterlibatan untuk terjadi.
Mengingat ia kembali bertemu Sehun dan berhubungan dengan Joohyun, yang notabenya cabang dari keluarga Oh, membuatnya sadar bahwa ia telah melanggar perjanjian. Namun karena sekarang tidak ada yang tahu, dan sepertinya bukan masalah besar, ia memilih untuk tutup mulut. Begitu juga menutup mulut pada ayahnya.
Junmyeon akhirnya memilih untuk merahasiakan rencananya dengan Joohyun dari ayahnya. Lagipula Junmyeon berencana untuk melupakan Joohyun dan Sehun, dan kembali melanjutkan hidupnya dengan tenang. Setelah malam ini, semuanya akan selesai. Junmyeon akan menjauh dari keduanya, karena takdirnya memang begitu.
Junmyeon pun bangkit dari sofa yang di dudukinya dan masuk kembali ke kamarnya, setelah masuk kamar ia membuka lemari baju miliknya dan memilih jas terbagus yang ia miliki. Dulu keluarganya terbilang cukup mampu, sebelum semua kejadian itu terjadi. Jadi Junmyeon memiliki beberapa pakaian yang layak, ia pun segera bersiap karena jam sudah menunjuk pukul 6 sore. Dan acaranya akan mulai jam 8 malam, lalu ia pun harus bertemu dengan Joohyun di tempat janjian mereka, yang memakan waktu 30 menit. Lalu, mereka berdua akan pergi ke kediaman Oh, yang memakan waktu 1 jam dengan mobil.
Tentu saja, mereka akan naik mobil Joohyun. Mengingat Junmyeon tak mempunyai kendaraan, karena tiap harinya ia pulang pergi dengan angkutan umum. Pantas saja Joohyun menolakku, pikir Junmyeon sambil berkaca di cermin yang ada di kamar mandi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Want You
FanfictionSehun mempunyai segalanya, namun ia hanya butuh Junmyeon berada di sisinya. Apakah itu cinta? Junmyeon kehilangan segalanya, dan ia hanya ingin Sehun menjauh darinya. Apakah itu benci? Keduanya mencoba mencari tahu apa yang mereka rasakan, bersa...