Iqbaal berdecak, bisa bisanya seorang Iqbaal di ancam cewek gak jelas seperti (Namakamu). Ia tidak akan takut dengannya!
"Gak! keluar!" Iqbaal menghampiri (Namakamu) lalu menyeret paksa tangannya.
"Heh!! Woi!!" jerit (Namakamu). Bastian hanya menatap bingung lalu menyusulnya.
Iqbaal membuka pintu, lalu mendorong (Namakamu) keluar. Cewek itu yang tenaganya tidak lebih kuat dari Iqbaal akhirnya terhempaskan.
"Lo!!!" geram (Namakamu). Ia melotot sembari menunjuk wajah Iqbaal.
Iqbaal balas melotot. Baru saja hendak menutup pintu, lirikan matanya mendapati cewek yang ia sayangi kini berjalan berbelok lorong ke arahnya. Mata Iqbaal semakin membulat.
Belum sempat (Namakamu) memaki, Iqbaal menarik tangannya masuk. Lalu menutup kembali pintu. "Lo apaan sih?! Maksud lo apa?!" Tidak lagi (Namakamu) menggunakan embel embel bapak. Ia sudah malas.
"Kamu diam!" Bastian setengah merentangkan tangan, bertanya tanya pada Iqbaal yang kini menyeret (Namakamu) ke kamar. Bukannya tadi ia mengusir (Namakamu)? Kenapa malah membawanya kembali?
"ANJIM!!" teriak (Namakamu) sembari menahan pintu yang hendak Iqbaal tutup.
"Kamu diam di sini! Jangan berisik! Pacar saya ke sini!" ujar Iqbaal panik. Ya, cewek yang tadi ia lihat adalah pacarnya.
(Namakamu) diam, ia memiringkan kepala, tak lama tersenyum miring. "Oh pacar bapak?"
Iqbaal mengerjap mendengar nada penuh arti dari suara (Namakamu). Mau apa lagi cewek ini?
Bel apartemen Iqbaal berbunyi. Sial! Pasti pacarnya! Bagaimana ini?
Bastian malah melangkah untuk membuka pintu. "Bas!" teriak Iqbaal. Sial. Pintu terbuka.
Iqbaal mendorong (Namakamu) ke kamar, ia juga ikut masuk lalu menutup pintu.
"Bapak ngapai...hmm!!!" Mulut (Namakamu) di bekap Iqbaal sekarang. Ia di dorong hingga ke tembok. Matanya melotot.
"Diam!"
"Hmm!!!" (Namakamu) memberontak, tangan Iqbaal kini memeluk pinggangnya dengan sebelah tangan yang menutup mulutnya. Jaraknya begitu dekat!
"Eh Dannia.." cengir Bastian.
"Lo ngapain?" tanya Dannia.
"Biasa, sarapan bareng."
"Bukan, maksud gue lo ngapain berdiri di situ, gue mau masuk." Bastian hanya membuka pintu setengah, dengan badan menutup jalan.
Bastian mulai panik, ia menoleh melihat Iqbaal sudah tak terlihat. Merasa aman, Bastian menggeser tubuhnya. Dannia menatap Bastian aneh.
"Lo kenapa sih?"
"Gue gapapa!"
Dannia mengendarkan pandangan sembari melangkah ke meja makan. "Mana Iqbaal?"
"Em.. Itu.."
"Mana?" tanya Dannia gemas.
Sementara di tempat lain, (Namakamu) kehabisan nafas. Ia berusaha melepaskan tangan Iqbaal. Matanya bahkan memerah. Iqbaal yang menyadari itu, lantas menarik kembali tangannya.
"Hhh.." (Namakamu) menghirup oksigen sebanyak banyaknya. Gila ya! Untung saja tangan Iqbaal tidak bau, jika tidak ia sudah pingsan.
"Bapak mau bunuh saya?!" Iqbaal mendekatkan jarinya ke mulut (Namakamu), ia langsung diam.
"Kamu jangan keluar!"
"Saya gak keluar, kalau bapak izinin saya tinggal di sini."
"Gila!" umpat Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl
FanfictionTinggal seapartemen dengan cewek bar bar seperti (Namakamu), cukup membuat Iqbaal ingin bunuh diri.