Iqbaal buru buru menyelesaikan mandinya. Ia membalut handuk di pinggang lalu melangkah keluar. Dilihatnya (Namakamu) malah duduk di ranjang kamar Iqbaal sembari menutup wajah.
"Kamu ngapain masih di sini?!" sentak Iqbaal. (Namakamu) menjauhkan tangannya.
"KYAAA!!!!!" (Namakamu) berteriak histeris melihat Iqbaal telanjang dada. Ia berdecak lalu kembali masuk untuk memakai pakaian.
Tidak lama Iqbaal keluar dengan pakaian lengkap. (Namakamu) menatap Iqbaal dengan kesal.
"Kenapa gak pakai baju sih?!"
Iqbaal mengernyit. "Kalau mandi ya gak pakai baju!" Tidak habis pikir, cewek ini otaknya di mana?
"Seharusnya saya yang nanya, kenaoa kamu masuk ke kamar?!"
"Saya mau minta bapak anterin saya pulang.." Iqbaal langsung menyela.
"Pulang? Bagus!"
(Namakamu) berdecak. "Pulang buat ambil pakaian saya."
Iqbaal melemah. Memang gila!
"Kamu tinggal di sebelah, jangan di sini!"
"Saya maunya di sini!"
Iqbaal mengusap kasar wajahnya. Ia melangkah keluar kamar. (Namakamu) menyusul.
***
Iqbaal tengah mengendarai mobilnya di jalan raya, cewek gila di sebelah hanya bermain ponsel.
(Namakamu) mengirim pesan pada Steffi, cewek itu sudah mengirim puluhan pesan. Baru sekarang (Namakamu) mengirim pesan balik.
Mereka janjian untuk bertemu besok.
Iqbaal menghentikan mobilnya. "Udah sampai."
(Namakamu) mendongak. Lalu mengerutkan kening. Padahal ia belum memberitahu alamatnya pada Iqbaal.
"Bapak kok tau rumah saja?"
Iqbaal tersentak. Mendadak ia gelagapan. "Ee.."
"Gak peduli deh, tunggu sini ya!" (Namakamu) keluar dari mobil.
Iqbaal menghela nafasnya, kenapa ia tidak kepikiran ya? Sementara biodata (Namakamu) saja ia tidak lihat kemarin.
Hampir aja!
***
Sumpah, cewek gila ini membawa koper ke mobil Iqbaal sekarang, ia membuka bagasi mobil. Lalu menaruhnya susah payah, Iqbaal tidak mau membantu.
(Namakamu) kembali masuk ke jok sebelah Iqbaal. "Pak, saya mau minta satu hal lagi."
Iqbaal melotot lalu menyandarkan punggung ke jok dengan kuat. Hidup Iqbaal benar benar jungkir balik.
"Jadiin saya sekretaris ya!"
Iqbaal menoleh kembali. "Gak!"
(Namakamu) mengerucut. "Kalau gitu saya makannya gimana? Bapak mau biayain hidup saya?"
"Orang tua saya sudah gak ada, bapak tega?"
Iqbaal mencengkram stir mobilnya kuat. Ia menoleh ke depan, tak lagi menjawab (Namakamu). Ia melajukan mobil, walaupun (Namakamu) tidak berhenti bicara.
"Bapak diam berarti boleh." Iqbaal tidak peduli!
***
(Namakamu) dan Steffi akhirnya bertemu di cafe.
"(Nam) sumpah kemarin gue sibuk!" Steffi baru saja duduk di hadapan (Namakamu).
"Lo mah sahabat laknat!" umpat (Namakamu).
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl
FanfictionTinggal seapartemen dengan cewek bar bar seperti (Namakamu), cukup membuat Iqbaal ingin bunuh diri.