Di sepertiga malam nara bangun langsung ambil wudhu, sholat sunnah dua rakaat. Menghadap kiblat di hadapan tuhan sambil berderai air mata nara bersimpuh minta maaf. Maaf, karena selama ini doa nara terkesan memaksa. Bahkan sempat meyalahkan tuhan kenapa tidak kunjung mengabulkan doanya.
“Ya Allah. Mungkin hamba boleh punya rencana tapi engkauhlah penentu segalanya. Tolong lapangkan hati hamba, jika memang tahun ini hamba gagal lagi, tolong kuatkan jiwa hamba ya Allah.”
Nara beranjak menuju kasurnya, ia meraih laptop lalu membuka browser. Hari ini adalah hari pengumuman di dua universitas terakhir yang nara ikuti seleksinya. Sambil mengucap bismillah nara mengetikkan nomor peserta di website pengumuman.
Maaf anda tidak lolos seleksi. Tetap semangat!
Saking terbiasanya nara dengan kegagalan, nara sampai ngga bisa nangis lagi. reaksinya Cuma bisa senyum terus hati berujar, yah gagal lagi.
Nara beralih ke website pengumuman universitas selanjutnya, kali ini nara benar-benar sudah pasrah sepasrah-pasrahnya. ia kembali mengetikkan nomor peserta lalu menekan enter dengan mata tertutup.
Lima detik.
Nara masih mengatur napas. Di kesempatan terakhir ini kira-kira apa yang akan nara dapat?
Telapak tangan nara dingin, nara mengulum bibirnya panik. Ngga! Nara baru berdoa sama tuhan agar dirinya bisa ikhlas. Nara ikhlas. Ya nara harus ikhlas. dirasa seluruh kekuatan telah ia pegang. Pelan-pelan mata nara terbuka sambil terus komat-kamit berdoa dalam hati.
Dan....
Bahu nara turun. Di layar laptopnya menampilkan hasil akhir dari jalur yang nara ikuti. Hasil akhir dari perjuangan nara selama dua tahun sudah bisa dilihat.
Nara membungkam mulutnya, matanya berkaca-kaca. Seluruh tenaganya meluruh. Pijakan kakinya di lantai bahkan tidak terasa sama sekali. Nara merunduk kepala, ia mulai menangis.
Bohong kalau dirinya bilang ngga bisa nangis lagi, nyatanya sekarang nara sudah terisak dalam keheningan dini hari menuju waktu subuh.
Ya Allah terima kasih. Engkau beri ketetapan seperti ini di akhir perjuangan nara. Di saat nara berserah diri dan memohon lapangkan hati. Allah datang masih merengkuh nara. Terima kasih ya Allah. Waktunya nara telah tiba.
Iya. Untuk hari ini. Di jalur terakhir yang nara ikuti. Di pengumuman ke-delapan yang nara buka. Di layar laptop nara. Untuk hari ini tertulis;
Selamat! Anda lolos seleksi.
You are the best, ra. you keep trying to walk and never give. And now you got it! You did it so well! Congratulation, Nara Idaline.
Tamat
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Diorama Kontinuitas
Short Story"kadang tuhan pilih hancurin rencana kita sebelum rencana itu ngehancurin diri kita sendiri. life doesn't give what you want, bukan karena kamu ngga pantas untuk itu. tapi karena, you deserve so much more. Ra. more and more than anything." -- Percay...