Kebersamaan Yang Tak Lagi Sama

11 1 0
                                    



     Dulu, sekitar tahun 2009 aku menjalin hubungan persahabatan dengan beberapa orang. Persahabatan yang terdiri dari dua orang lelaki, dan lima orang perempuan.
  Waktu itu, hampir setiap hari kami selalu bermain bersama. Menciptakan canda dan tawa, tanpa mengenal gadget, kami bermain dengan bahagia. Pernah sesekali kami bermain menjelajah alam sekitar, berjalan di pematang sawah, membantu kakek membajak sawah. Kami bermain tidak padang jenis permainan, perempuan dan laki-laki sama saja.
  Pernah pada suatu hari, kami mendapatkan tugas untuk membuat kerajinan dari tanah liat. Dan kami pun mencari semuanya bersama-sama. Pergi ke ungai di sawah lebak, kemudian kami bertujuhpun turun ke sungai itu. Kami mencari-cari keberadaan tanah liat, sebenarnya tidak semua dari kami. Hanya kaum adam saja, sisanya bermain di pinggir sungai. Hingga tak lama kemudian, mereka pun sudah mendapatkan tanah liat. Namun, namanya juga anak kecil bukannya pulang. Kami malah bermain-main di sungai yang konon katanya terkenal dengan keangkerannya.
   Kala itu, hari-hari kami selalu diisi dengan kebersamaan.  Teringat suatu hari, kami bermain dan berkumpul di sawah. Lalu pada saat itu aku bertanya, apakah nanti ketika kita sudah beranjak dewasa, akankah persahabatan ini selalu terjalin. Lalu dengan serempak mereka menjawab iya, dan berjanji akan menjaga persahabatan ini. Saat itu, aku bahagia bukan main. Memiliki sahabat seperti mereka.
    Hingga.. Waktu berjalan, dan tahun berganti tahun. Kami mulai disibukkan dengan segala kegiatan sekolah, serta kegiatan lainnya. Dan kebersamaan kami pun sudah tidak seperti dulu. Yang tadinya selalu bermain bersama, saat itu hanya bermain di hari sabtu atau minggu.
  Sekarang, kami sudah dewasa. Sudah melewati perjalanan yang berliku-liku, dan berbeda satu sama lain. Hingga, sampailah pada tahun ini. Tepatnya beberapa bulan yang lalu, kami bertemu kembali dalam acara karang taruna. Aku yang mengira semua akan sama, tapi nyatanya tidak. Waktu itu, dia mendatangiku dan mengatakan jika dia berjanji akan seperti dulu lagi. Dan bodohnya, aku kembali mempercayai janji persahabatan itu lagi. Setelah itu, kami sempat dekat kemudian dia melanggar lagi janji kebersamaan itu.
     Canggung rasanya, ketika bertemu kembali dengan seseorang yang sempat dekat. Dipertemukan kembali dengan keadaan ini, kami yang dulunya saling sayang, dan sedekat nadi. Kini, kami seasing ini. Satu harapan yang selalu aku panjatkan pada Tuhan, semoga kita kembali bertemu saling bertegur sapa. Dan menjalin persahabatan lagi seperti dulu. Lagi


GAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang