KONTRAKAN LAKNAT

473 75 24
                                    

66.6 FM Mantra Radio!

Apa kabar nih sobat Mantra?

Masih pada seger lah ya?!

Balik lagi bersama gue Andisagara di acara Parade Tengah Malam!

Selama satu episode kedepan gue akan nemenin malam jumat kalian dengan cerita-cerita horror dan misteri pilihan, yang udah gue rangkum dari pengalaman-pengalaman yang kalian kirimkan ke email mantraradio.666@gmail.com

Cerita horror memang selalu mengundang sejuta kengerian bagi pembacanya, cerita-cerita tersebut diangkat dari mitos, urband legend, ataupun kejadian nyata yang terjadi. 

Pada kesempatan malam hari ini gue akan membahas tentang kejadian mistis yang terjadi di kontrakan milik salah seorang mantramination nih, sebut saja Mas Er. Waktu dulu menimba ilmu di kota pelajar alias Yogyakarta, Mas Er sempat tinggal bersama teman-temannya di sebuah rumah yang cukup besar yang terletak di Maguwoharjo. 

Penasaran gimana ceritanya? langsung aja kita mulai, check it out!

.

.

.

Hallo semua, kenalin nama gue....

Sebut saja Mas Er.

Mungkin ga seserem pengalaman kalian dan mungkin juga ga ada serem-seremnya juga sih cerita ini, cuma yaaaa berhubung ga ada sumber lain dan lagi males banget browsing tentang urban legend juga, jadi angkat pengalaman pribadi deh, tepatnya pengalaman bersama.

Sebenernya waktu pertama kali tinggal di Jogja itu sekitaran tahun 2013, langsung tinggal di kos-kosan yang cukup bikin bergedik ngeri tiap malemnya, tapi karena cuma dikit pengalaman horrornya, jadi move aja langsung ke kontrakan yang lumayan banyak pengalaman horror yang gue dan temen-temen alami.

Maguwoharjo, tempat yang masih banyak jalan-jalan sepi dan perkebunan, apa lagi di sekitaran stadion Maguwo. Gue (Er), Dana, Yuda, Ali, Nanda dan Ucup tinggal di sebuah rumah berkamar lima dan memiliki tiga toilet, serta ada pendopo kecil di belakang halaman. Rumah ini juga memiliki pohon kelengkeng yang cukup besar dan memiliki banyak manekin yang di gunakan untuk katalog jersey, karena kebetulan salah seorang dari kami menjual jersey bola. Oh iya, kontrakan ini memiliki dapur di belakang, ada satu kamar mandi di sana dan juga satu kamar yang di mana kamar itu berada di lantai dua. (Lantai dua hanya ada satu kamar dan balkon yang menghubungkan ke dapur) Jika malam, kamar itu terisolasi karena dapur memiliki pintu yang biasanya kami tutup untuk menghindari tikus dan hewan-hewan sejenisnya.

Singkat cerita, pernah suatu malam saat kami semua sedang asik menonton tv di kamar Ali, terdengar samar-samar suara kambing dari halaman.

Kambing siapa? pikir kami semua sambil bertatap-tatapan.

Akhirnya kami memutuskan untuk keluar dan mencari sumber suara, karena semua memiliki jiwa-jiwa pecundang, kami berbaris seperti kereta dan Ucup adalah orang yang paling depan. Kami menelusuri halaman yang cukup terkesan kebun. Dengan menggunakan penerangan seadanya, kami mencari hingga seluk beluk halaman, namun tak ada tanda-tanda dari hewan ataupun apapun itu. 

Hingga kami memutuskan kembali menonton tv lagi, dan benar saja, suara itu muncul lagi. Dan kami memutuskan untuk mencari lagi, kali ini kami memberanikan diri untuk agak berpencar. Ketika sedang fokus mencari, tiba-tiba saja terdengar suara cekikikan wanita. Sontak membuat para pecundang berhamburan. Dan gue adalah raja pecundang yang paling depan kabur masuk ke dalam rumah.

Pernah suatu ketika Dana pulang membawa teman-temannya untuk rapat UKM, salah seorang teman wanitanya bertanya.

"Di sini kontrakan campur ya? cowok cewek," tanyanya pada Dana, yang dimana kami semua mendengarnya.

Jujur saja, kami semua jomblo akut dan tidak ada wanita yang tinggal di kontrakan kami.

"Emangnya kenapa?" tanya Dana.

"Itu tadi ada mbak-mbak dadah-dadah kesini, terus masuk ke kamar," ucap wanita itu sambil menunjuk ke arah satu kamar yang berada di atas. Karena terkesan horror, dari awal kami tinggal, tidak ada yang sudi menempati kamar itu dan Ucup lebih memilih tinggal sekamar berdua dengan gue.

Mendengar pengakuan wanita itu, Dana hanya mengiyakan agar kondisi tidak panik di antara teman-temannya, khususnya teman wanitanya yang bertanya.

Sejak kejadian itu area dapur menjadi wilayah terlarang saat malam, dari pada harus memasak, kami lebih memilih membeli makanan di luar jika sudah lewat waktu isya atau saat sedang sendirian di kontrakan.

Jujur saja, gue adalah orang yang paling gabut di kontrakan, Dana dan Nanda adalah anak kembar, mereka sering ada kegiatan bersama ketika weekend. Ali, Ucup dan Yudha tinggal di kota yang bisa dijangkau menggunakan motor, mereka pulang setiap weekend dan menyisakan gue sendirian.

Kebayang ga sih tinggal di rumah yang besar dan asing, terus beberapa kali ngalamin kejadian horror dan ditinggal bersama manekin-manekin katalog?

Dari ketukan di jendela, suara langkah orang yang mondar mandir di ruang tengah, hingga suara tangga kayu yang berdecit akibat ada yang naik turun, bahkan tak jarang suara keran air dinyalakan. Itu adalah makanan setiap weekend buat gue, tapi untungnya gue selalu bisa berpikiran positif hanya bermodalkan game dan film.

Pernah suatu ketika, sekitar jam tiga pagi, Ali terbangun dan ingin ke toilet. Kamar Ali adalah satu-satunya kamar yang tidak memiliki gorden untuk menutup jendela dari pemandangan luar. Ketika ia terbangun, sosok wanita sedang berdiri dari balik jendela, wanita itu hanya diam sambil menatap Ali. Alhasil Ali tak jadi pergi ke toilet dan lebih memilih untuk melanjutkan tidur dengan menutup tubuhnya menggunakan selimut.

Paling ekstrim adalah ketika kami semua pulang ke rumah dan menyisakan Nanda yang berbeda kampus. Ia harus tinggal sendirian selama beberapa minggu karena jadwal libur yang berbeda.

Ia memergoki sosok wanita penunggu lantai atas yang sedang turun menuju ruang tamu. Waktu itu Nanda menggunakan kamar gue untuk tidur, karena kamar gue emang paling nyaman dan paling favorit buat dipake kalo seumpama gue lagi ga di kontrakan.

Ketika ia mencoba untuk menepis apa yang ia lihat tadi, tiba-tiba dari luar jendela terdengar suara wanita sedang bersinden. Tentu saja tambah membuatnya bergedik ngeri dan mencoba untuk tidur, namun menurut pengakuannya, sosok wanita itu berada di dalam kamar dan memperhatikan dirinya yang sedang mencoba tidur.

Mendengar semua kejadian-kejadian itu membuat gue jadi agak paranoid, apa lagi ketika semua orang pulang untuk liburan semester dan menyisakan gue yang baru bisa pulang besoknya karena jadwal yang harus menyesuaikan tiket kereta api. Satu malam berada di rumah yang benar-benar kosong tanpa siapapun.

Sebelum pulang, Dana sempat berkata.

"Tadi waktu gua masak, ada suara pintu kebuka, pas gua intip ternyata ada anak kecil lari masuk ke kamar lu. Gua langsung lari ke kamar lu karena gua pikir maling leptop," ucapnya. Wajar ia begitu, karena sudah dua kali ada laptop hilang di kontrakan kami, karena memang rawan maling.

"Tapi pas gua ke kamar lu, ga ada siapa-siapa ucapnya lagi."

Dengan kejadian-kejadian itu gue dan teman-teman memutuskan buat pindah setelah kontrak habis, apa lagi gue yang paling sering sendirian. Ya meskipun apa yang gue alamin ga seekstrim temen-temen yang lain, tapi jiwa-jiwa pecundang gue bergejolak dan membuat paraniod jika berada sendirian di kontrakan itu.

Mantradio: Parade Tengah MalamWhere stories live. Discover now