4. Nggak tau!

9 4 1
                                    

Aku mengerjapkan mata, dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Aroma obat-obatan masuk ke indera penciumanku.

Kupikir ini di rumah sakit, tapi ternyata UKS. Ada Alan yang terduduk dipojok ruangan ditemani Bintang dan Tama. Sepertinya mereka tidak sadar kalau aku sudah bangun.

"--yang itu, tembak tembak! YAAK!!! TAMA AWAS DIBELAKANGG!!!" Jerit Bintang dengan ponsel ditangan tangannya.

"ALAAN! COVERIN GUE!" Tama juga ikut menjerit tak karuan. Yang kulihat, hanya Alan yang waras disana.

Brak!!

"Mana Aby?! Katanya dia pingsan?!"

Mataku membelalak kaget. Pintu yang tadinya tertutup, tiba-tiba terbuka dengan bunyi gebrakan. Disana ada Angga yang ngos-ngosan dengan wajah khawatirnya, dan tak lama muncul Zico yang dengan santainya ikut bergabung dengan Alan, Bintang dan Tama.

Mata Angga tak sengaja melihat kearahku, lalu kulihat ia tersenyum lega dan berjalan kearahku.

"Gue kira lo kenapa-napa By. Jangan bikin gue jantungan lagi ya?" Ia memelukku erat sambil mengusap surai panjangku. Aku tersenyum lebar, lalu ikut melingkarkan tanganku dipinggangnya.

"Lah? Udah bangun lo?"sahut Bintang lalu menyimpan ponselnya ke saku celana.

Keempatnya ikut nimbrung disisi ranjangku, "Hampir aja kita bawa lo ke Rumah Sakit By"

"Ya elah. Pingsan aja kok. Nggak usah repot-repot ke Rumah sakit juga" jawabku seadanya. Alan dengan gesitnya membantuku duduk, saat melihatku sedikit kesusahan, "Gimana ceritanya, aku bisa di UKS?"

Angga dan Zico juga menganggukkan kepala, "Gue denger beritanya dari cabe dikelas. Terus gue langsung cabut"

Alan mulai menceritakan semuanya. Akupun penasaran, diantara mereka, siapa yang gentle. Saat aku pingsan, ketiganya panik bukan main. Terutama Tama,yang sedari kecil memiliki phobia akan cairan merah, darah.

Flashback
Author pov

"I-i-itu da-darah kan?" beo Tama sambil melangkah mundur.

Sedangkan Bintang, ia berjongkok lalu menepuk-nepuk pelan pipi Aby, "By, by. Bangun elah. Panik nih gue. Nggak kasian liat Tama? Tuh bocah udaah ngompol loh"

"Gendong woy!! Liat darahnya masih ngalir anjing!! BURUAN!!" teriak Alan, panik melihat darah dari hidung Aby, yang makin mengalir karna berciuman dengan lapangan.

Beberapa anggota osis dan anak-anak yang berkeliaran diluar kelas, terkesiap melihat ketua osis mereka yang jarang marah, tapi dengan mudah marah hanya dengan melihat kondisi Aby.

Alan yang sudah terlanjur emosi dengan keleletan temannya, melepaskan almamater osis berwarna navy, lalu diletakkan dihidung Aby, untuk menghalangi keluarnya darah.

Ia mendorong Bintang, lalu menggendong Aby ke UKS, "Aby!! Sadar By! Ini gue, Alan. Ayo bangun!"

Tak peduli siapapun yang ia tabrak sepanjang jalan. Walaupun itu Aulia, pacarnya selama 5 bulan belakangan ini. Yang diotaknya sekarang, hanyalah Aby. Gadis ceria yang dapat dengan mudah memporak-porandakan perasaan Alan, apabila gadis itu dalam bahaya.

Flashback off

Aku tertawa tebahak-bahak, menertawai Tama. Pria satu ini, kupikir dia udah mengatasi phobianya. Tapi ternyata masih melekat begitu eratnya.

"Asal kalian tau ya. Gue hampir aja tonjok nih Bintang, yang masih ngajak Aby ngobrol pas dia pingsan" geram Alan.

Bintang menoleh, "Heh! Gue pikir Aby bercanda tai. Ya lo juga sih Ma. Orang panik liat dia pingsan. Lah lo? Panik liat darah. Gue kira lo bakalan ikut Aby tadi"

LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang