2 | Kampus Biru

3.6K 473 184
                                    

Sejak saat mereka kabur dari sekolah, Galaksi dan Estella menjadi teman baik. Tiga tahun menghabiskan masa putih abu-abu penuh dengan kekacauan, tak lepas dari kegilaan mereka yang tidak taat aturan. Meski begitu, Galaksi dan Estella ternyata murid yang cukup pintar, mereka berhasil mendapatkan lulus dengan sempurna dan masuk ke kampus favorit.

"Kalian pacaran, ya?"

Itu pertanyaan paling mainstream yang Galaksi dan Estella dengar sepanjang empat tahun persahabatan mereka. Semua orang yang melihat kedekatan mereka pasti akan langsung berpikiran demikian. Padahal, Galaksi itu playboy yang sering sekali bergonta-ganti pasangan.

"Kita pacaran ya?" tanya Galaksi menaikkan satu alis.

"In your dream," jawab Estella mengejek.

"Cih, emang siapa yang mau pacaran sama cewek bar-bar macam lo? Dandan aja nggak bisa, geli gue pacaran sama cowok."

"Sialan ya lo, gini-gini gue normal,.
Setan!"

"Cari pacar dong kalau normal, betah banget jomblo. Jangan-jangan nggak laku ya lo? Makanya penampilan diubah."

Iya benar, Estella memang belum pernah berpacaran. Gadis itu terlalu tomboi sehingga tidak menarik di mata laki-laki. Cara berpakaiannya tidaklah modis, selalu jeans panjang, kemeja dan sepatu kets. Rambut indahnya lebih banyak diikat dan wajahnya jauh dari polesan make up.

"Gimana gue bisa laku kalau mainnya sama lo." Estella selalu percaya kalau dia tidak dilirik laki-laki karena takut pada Galaksi yang galaknya melebihi Bapaknya.

Galaksi itu over posesif sebagai teman. Ada yang mendekati Estella, pasti akan diuji coba dengan berbagai macam masalah. Bila pria itu mundur, itu berarti tidak cocok dengan Estella. Jadi, bagaimana Estella bisa punya pacar?

Lihatlah sekarang, saat ada seorang Mahasiswa melirik Estella dengan intens, Galaksi dengan posesifnya merangkul pundak wanita itu seakan tidak ada yang boleh memilikinya selain dia. Sejauh ini Estella masih fine-fine saja karena dia pun sedang tidaj tertarik dengan siapapun.

"Gue abis anter lo, langsung cabut ya?" beritahu Galaksi.

"Kenapa?"

"Biasa." Galaksi menaik turunkan alisnya.

Estella mendengkus.

"Udah lama nggak makan vitamin."

Estella mengerutkan kening, "Vitamin apaan?"

"Anak kecil nggak boleh tau." Galaksi tertawa.

Estella mencibir.

***

Mendengar suara mesin mobil Galaksi di depan pintu kontrakannya, Estella pun bergegas keluar. Dia sangat senang kalau pemuda itu datang, karena pasti membawakan banyak makanan.

Tuh kan!

"Cih, yang disambut cuma makanan gue nih?"

"Iya, lo boleh pulang." Estella tercengir sembari memeluk plastik berisi penuh makanan ringan itu.

"Temen nggak ada akhlak." Galaksi tetap masuk ke dalam kontrakan super kecil itu. Kontrakan layaknya anak kos yang hanya terdapat ranjang melantai, televisi kecil, kipas angin bersarang dan lemari pakaian yang terbuat dari plastik. Tanyakan kamar mandi di mana, kalian akan kaget.

"Wahhh, pasti kali ini cewek lo tajir ya? Gila sih makanannya berkelas semua." Estella selalu kecipratan enak setiap kali Galaksi dapat pacar yang super tajir. Jahat memang, tapi salah cewek itu sendiri bego. Udah tau Galaksi selalu ada maunya, masih saja mau.

Friends with BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang