"Apa kau benar-benar tidak ingin pergi latihan?"
Hyunrim kembali menggelang begitu mendapatkan pertanyaan itu dari Sungjun. "Perasaanku sudah hancur."
"Sepertinya masalahmu serius ya," ungkap Sungjun lalu duduk di samping Hyunrim. Lelaki itu hanya bisa menebak, pasalnya Hyunrim tidak menceritakan detail permasalahannya.
Hyunrim mengembuskan napas kasar. Kedua matanya menatap lurus ke lapangan basket yang kosong. Pikirannya kembali melayang pada pertengkarannya dengan Jehyun. Setelah ia pikir kembali mungkin kejadian tadi tak akan terjadi ketika ia berhati-hati menjawab pertanyaan Mina.
"Aishhh." Hyunrim berdesis kesal sembari menjambak rambutnya.
"Minumlah dulu. Mungkin itu bisa sedikit menyegarkan pikiranmu." Hyunrim menoleh ke samping kiri dan mendapati Sungjun yang tengah menyodorkan botol minum ke arahnya.
"Minumlah dulu. Jangan sampai kau jatuh pingsan karena kurang cairan."
Kalimat itu datang tiba-tiba bagai kilat dan menyambar pikiran Hyunrim tanpa permisi. Ia pun terdiam.
Kenapa itu kembali terngiang di kepalaku? batin Hyunrin dengan rasa rindu yang menyelimuti hatinya.
"Ya, kenapa kau melamun?" Sungjun mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Hyunrim.
"Oh, maafkan aku. Hmm, terima kasih. Aku sudah bawa minum sendiri," ucap Hyunrim cepat setelah tersadar dari lamunannya.
"Baiklah."
Segera Hyunrim mengambil botol minum di tasnya. Perlahan ia meneguk air di dalamnya. Sejenak ia membiarkan dinginnya air membasuh kerongkongannya dan membantu menyegarkan pikirannya.
"Apa kau akan main sendiri di sini?" Hyunrim membuka suaranya setelah menutup botol minumnya. Ia teringat dengan Sungjun yang tadi bermain dengan bola basket di sini seorang diri.
"Tidak. Hari ini aku ada rapat panitia untuk festival seni sekolah. Hanya saja jamnya mundur dari jadwal semula. Akhirnya aku kemari," jelas Sungjun yang kemudian mendapatkan anggukan kepala dari Hyunrim.
"Tampaknya aku harus pergi sekarang. Sebentar lagi mulai." Sungjun memasukkan kembali botol minumnya ke dalam tas.
"Maafkan aku. Aku tidak bisa menemanimu lebih lama di sini," ucap Sungjun seraya berdiri dari duduknya.
"Ah, tidak apa-apa. Aku yang harusnya minta maaf karena muncul tiba-tiba. Terima kasih sudah menerimaku di sini," kata Hyunrim sembari menyunggingkan senyumannya. Ada perasaan lega dan tak rela yang menyelimuti hatinya. Ingin rasanya ia mencengkram tangan Sungjun dan meminta lelaki itu lebih lama di sini. Namun, ia harus tahu diri.
"Baiklah, aku pergi. Jika ada masalah kau bisa cerita padaku," kata Sungjun sebelum akhirnya beranjak meninggalkan Hyunrim. Hati Hyunrim menghangat mendengarkan ucapan Sungjun barusan. Akan tetapi, ia harus ingat untuk tak mengambil lebih dari perkataan dan perhatian ketua kelasnya itu.
"Kenapa Sungjun mirip dengannya?" gumam Hyunrim pelan dengan matanya yang masih fokus menatap punggung Sungjun yang semakin jauh dari pandangan kedua matanya.
***
Gyehyeon dan Yeongseung menjadi anggota terakhir yang meninggalkan ruang latihan. Mereka lebih memilih untuk istirahat sejenak di sana setelah kegiatan latihan hari ini usai. Sementara para anggota yang lain telah meninggalkan tempat latihan terlebih dahulu.
"Aku duluan, Hyung." Gyehyeon mengangguk tanpa gairah merespons ucapan Yongseung. Tubuh dan pikirannya begitu lelah kali ini.
"Yongseung-ah." Suara seorang gadis menyeruak beriringan dengan suara langkah kaki yang cepat. Gyehyeon dan Yongseung serentak menoleh ke sumber suara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love It
FanfictionGyehyeon jatuh cinta dengan teman sekelasnya, Hyunrim. Waktu telah banyak berlalu ia habiskan untuk memperhatikan gadis itu. Dan ia dihadapkan pada pemandangan bahwa gadis itu dekat dengan beberapa laki-laki. Hal itu membuatnya tak berani mengungkap...