Eps 1

478 54 9
                                    

Malam hari begitu begitu dingin dengan salju yang turun menutupi semenanjung Korea.

Salju pertama adalah yang paling di tunggu oleh para pasangan dimana mereka akan melihat salju pertama turun yang menandakan cinta mereka memulai tahap baru.

Seharusnya malam ini menjadi malam yang sangat berarti untuk semua orang terutama para pasangan tapi tidak untuk seorang Kim minju.

Sehari sebelum salju pertama turun dia putus dengan sang kekasih Ahn yujin, mereka putus karena sebuah kesalahan pahaman yang tidak bisa di selesaikan entah kenapa.

Menyakitkan itu yang dirasakan oleh minju sekarang tidak ada lagi senyuman sang pacar saat salju turun kini dia hanya berstatus sebagai mantan pacar bukan official

Minju duduk di taman sambil nangis sesenggukan dia masih blm percaya apa yang terjadi, dia menangis sejadi jadinya di taman yang sepi itu

"Kenapa sih semua kisah cinta aku itu ngak pernah mulus selalu berujung dengan perpisahan kan aku juga mau langgeng" kata minju merutuki nasib nya yang malang

"Agrhhhh...dunia ini kejam!! Tuhan ngak adil sama aku!! Nyebelin!! Hiks..hiks.."





Minju terus menangis menyalahkan takdir atas semua yang terjadi dalam hidupnya dan tanpa di sadari ternya ada dua pasang mata yang memperhatikan minju dari sebrang jalan.

Pria berpakaian serba putih itu menatap minju yang menangis dan terus berteriak kencang menyalahkan takdir hidupnya






"Menyalahkan takdir? Kau tidak akan selesai dengan itu" batin pria itu







"Huaaa....aku mau mati aja, aku udah capek sama semua ini"

"Dengan kamu mati apa itu akan menyelesaikan masalah?"


"....."

Minju kaget dan terdiam mendengar suara lembut seorang pria, minju pun menghadap ke belakang dan mendapati seseorang berpakaian serba putih mulai dari topi,masker, Hoodie,celana,sepatu,sampai sapu tangan yang dia berikan pun berwarna putih

Minju menatap orang itu sambil sesekali terisak

"Ka-kamu siapa?" Tanya minju pada pria itu

"Terserah mau mu saja panggil aku apa" kata pria itu sambil duduk di sebelah minju

"Aku bertanya pada mu siapa tapi kamj malah bilang terserah pada ku mau panggil kamu apa gimana sih!?"

"Setiap manusia itu punya nama kan?" Sambung minju sambil menatap aneh pria di sampingnya

Pria itu terkekeh kecil mendengar tuturan dari minju

"Banyak orang panggil dengan panggilan yang berbeda beda jadi aku ngak bisa kasi tau kamu harus panggil aku apa" kata pria itu datar namun hangat

Minju menjadi semakin heran dan otaknya mulai berpikir mulai dari pikiran buruk tentang pria di sampingnya sampai yang baik baik tentang pria di sampingnya

Jujur aja minju bingung pas pria berpakaian putih tiba tiba ada di belakangnya sambil nyodorin saputangan, karena ngak ada angin ngak ada hujan dia tiba tiba datang padahal kenal aja ngak apa lagi muka nya ketutup semua jadi makin susah buat minju buat ngenal nih orang


"Hmmm.....kalau gitu aku panggil kamu dengan panggilan yang paling dominan aja deh" kata minju

"Beneran mau panggil aku pakai nama yang paling dominan?" Ucap pria itu sambil menatap langit malam

"Iya, habisnya aku ngak tau harus menggambarkan kamu itu kayak apa ngak mungkin angin kan?"

Pria itu menarik napas panjang memejamkan matanya sebentar


"Angel" ucap pria itu

Minju terdiam sejenak memikirkan mengapa dia dipanggil angel padahal dia laki laki

"Hey, jangan bercanda kamu itu laki laki masa di panggil angel? Ngaco kamu mah" kata minju sambil terkekeh kecil

Melihat minju terkekeh kecil, membuat pria dengan pakaian serba putih itu merasa bahagia karena walaupun hanya terkekeh kecil begitu setidaknya ada sedikit tawa di wajah nya

"Kamu lebih cantik kalau ketawa dari pada nangis, cuman buang buang tenaga"

Minju menatap pria misterius itu dengan tatapan sendu dan dibalas dengan tatapan hangat pria itu.

"Hahhh....kamu tau aku menangis karena sedih, merasa dunia tidak adil, aku terpuruk dan yang aku lakuin cuman bisa nangis aja, jujur aku itu bukan nya cengeng tapi terkadang orang yang terlihat kuat sekalipun akan menangis di titik terendah dalam hidupnya kan?" Kata minju dengan mata yang mulai berkaca-kaca sambil menatap ke depan

"Terkadang aku ngerasa Tuhan ngak pernah ada buat aku dia malah ngasi rasa sakit bertubi-tubi begini" ucap minju

"Jangan salahin Tuhan mau pun takdir, Tuhan selalu ada buat kamu cuman dia memberikan kamu ujian bertubi tubi itu karena dia sayang sama kamu seperti halnya bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, mungkin itu adalah pribahasa yang paling cocok buat kamu sekarang"

"Terus menyalahkan takdir itu ngak akan ada habisnya kamu ngak akan pernah selesai dengan itu minju" ucap pria itu






Deg!







Minju kaget saat mendengar pria itu menyebut namanya dia berpikir bagaimana pria yang baru dia kenal ini bisa tau namanya padahal blm kenalan minju sendiri aja masih bingung mau manggil dia apa

"Kamu kok tau nama aku sih? Sedangkan aku aja ngak tau siapa kamu"

"Jangan jangan kamu cenayang ya!?" Kata minju sambil mengernyitkan dahi nya menatap pria itu

Pria itu menggelengkan kepala lalu berdiri

"Ingat, di balik derasnya hujan pasti akan ada pelangi"

Puk..

Puk..

Puk..

Seletah menepuk pelan pundak minju pria itu pun menginggalkan nya sendiri

Dengan raut wajah penuh kebingungan minju menatap punggung pria itu yang makin lama makin menjauh hingga pria itu tak nampak lagi di mata minju

"Dia itu siapa sih!?" Ucap minju penasaran

Selama beberapa saat dia terus bertanya-tanya siapa pria dengan pakaian serba putih itu dalam pikirannya sendiri sampai dia sadar kalau ada rasa nyaman di hatinya

"Tapi kenapa hati aku jadi lebih tenang ya pas ngobrol sama dia?"

"Ck, haiss....ngak tau ah bingung" ucap minju

Pria dengan pakaian serba putih itu melihat minju dari jauh, ia memberikan senyum tipis dan bahagia bahwa minju kini sudah tidak terlalu memikirkan masalahnya sekarang walaupun itu hanya berlaku sesaat









My Angel | 2kim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang