Eps 8

164 27 7
                                    


Minju turun dari bus saat matanya menangkap sosok berpakaian serba putih sedang membantu nenek nenek menyebrang jalan

"Itu pasti dia, pasti Angel" ucap minju lalu dengan cepat turun dari bus untuk menghampiri Angel nya itu

"Terimakasih anak muda kau sudah membantu wanita tua seperti diriku ini" ucap nenek itu sembari terkekeh

Chaewon atau angel itu tersenyum di balik masker nya hal ini lah yang selalu dia rasakan setiap kali membatu orang lain, rasa damai, bahagia dan hangat

"Nee, lain kali ajaklah anak tau cucu nenek untuk pergi kemana pun agar nenek punya pegangan" ucap Chaewon lembut banget

"Anak baik bisa aku tau nama mu?"

"Nenek bisa panggil aku apa saja yang nenek mau"

"Baiklah aku akan panggil kau malaikat karena kau sebaik malaikat dan sangat putih" Chaewon mengangguk pada nenek itu kemudian nenek itu pergi menghilang dari hadapan Chaewon

"Angel!" Chaewon tersentak kaget saat seseorang tiba tiba menepuk pundaknya lumayan keras

"Hei...kau ingat aku? Aku yang waktu itu ada di taman" ucap minju berusaha mengingat Chaewon padahal ngak perlu karena ingatan seorang malaikat seperti Chaewon itu sangat amat kuat

"Ya aku ingat minju" minju tersenyum gembira ternyata angel nya masih mengingat dirinya

"Angel aku sudah mencari mu kemana mana tau tapi ternyata kau disini, apa kau tinggal di daerah sini?" Tanya minju

"Ani, aku disini hanya berjalan jalan siapa tau ada yang butuh bantuan ku"

"Kau percaya diri sekali kalau ada yang perlu bantuan mu" ucap minju sedikit meledek

"Terkadang musibah tidak ada yang tau kapan datang dan bantuan pasti akan selalu di perlukan oleh seseorang" ucap Chaewon

"Ya, ya, ya kalau begitu ayo ikut aku, aku mau bercerita pada mu" minju menarik tangan angel nya itu pergi




















Di toserba, Yuri dan ibunya kini tengah ada di luar toserba untuk bicara empat mata

"Yak! Mengapa kau mengajak eomma bicara di sini kenapa tidak di dalam saja kan ada AC" protes Yura pada Yuri

"Aishh...eomma kita perlu bicara serius dan eomma malah memikirkan AC? Dasar orag tua" ucap Yuri yang langsung mendapat pukulan di kepalanya dari Yura

"Kau ini anak macam apa? Tidak ada sopan santunnya pada orang tua" Yuri mengerucut kan bibir nya

"Haih....dengar eomma yang menolong eomma tadi itu adalah boss ku di cafe"

"MWO?!"  Yuri langsung membekap mulut eomma nya itu dengan tangannya

"Yak! Eomma kenapa teriak sih? Kalau sampai Yena sajangnim dengar bagaimana?" Yura memutar bola matanya malas

"Habis nya eomma kaget ternyata pria tampan itu boss mu Yuri" ucap Yura

"Maka dari itu aku mau-"

"Mau menjadikannya calon menantu eomma? Hohoho....boleh sekali eomma akan mendukung mu tenang saja dan jika orang tuannya tidak setuju eomma akan memaksa nya dengan imbalan bakpao kukus isi ayam mereka pasti mau" potong Yura cepat, Yuri melihat eomma nya cengo bisa bisa nya dia mengatakan hal yang di luar otaknya

"Yak! Eomma bukan begitu, mana mungkin aku menjadikan pasangan ku dia boss ku eomma dan lagian aku tadi mau bilang kalau sampai gaji ku di potong karena masalah eomma ini eomma harus merelakan setengah uang bulanan eomma yang appa berikan untuk ku titik tidak pakai koma" sanggah Yuri cepat

"Hah...jangan berbohong Yuri ya eomma tau kau dan boss tampan mu itu mempunyai hubungan tenang saja nanti saat dia melamar mu eomma akan jadi fotografer untuk foto prewed kalian nanti eomma akan memfoto kalian layaknya fotografer profesional eomma akan memfoto kalian dari samping, atas , bawah, agar kelihatan keren bagaimana?" Ucap Yura sambil memeragakan gaya seolah tengah memfoto layaknya fotografer profesional

Yuri ternganga melihat tingkah ibunya ini lalu mengusap wajahnya kasar

"Bagaimana aku bisa punya eomma sebodoh dia" gumam Yuri

"Mwo? Kau bilang eomma bodoh?! Yak! Dasar Anak kurang ajar, biarpun bodoh aku ini eomma mu kau mirip dengan ku berarti kau sama bodohnya dengan diri ku, mengaca lah Jo Yuri" omel ibunya sambil memberikan beberapa pukulan di tangan Yuri

"Aishh...yak eomma jangan di pukul juga dong, sakit ini" protes Yuri

"Anak seperti mu memang harus di beri pelajaran ini rasakan" Yura menjewer telinga Yuri hingga Yuri mengaduh kesakitan

"Aduh...duhh...eomma yak! Sakitt..."

"Hah? Apa eomma tidak mendengar mu" ucap Yura memasang wajah menyebalkan

"Asihh....dasar eomma sialan" kesal Yuri di dalam batin

Yena dapat melihat dengan jelas apa yang di lakukan anak juga ibu itu dari dalam toserba dia sesekali tertawa melihat tingkah anak dan ibu itu

"Anak nya menggemaskan ternyata menurun dari ibunya"

Setalah itu Yena meminum kopi nya sambil melihat pertengkaran ibu dan anak yang sangat amat mengemaskan

"Aduh....eomma lepaskan tolong jangan bikin malu" ucap Yuri tanpa dosa

"Malu? Yak! Kau mau ku jewer lebih keras rupanya

"AAAAAA!! Eomma, eomma, eomma, lepaskan ini sungguh sakit, kau tega sekali pada anak mu ini" rengek Yuri pada Yura

Yura melepas jewerannya "setidaknya itu bisa memberimu pelajaran agar tidak kurang ajar pada orang tua, dan juga mengacalah kalau kau juga bodoh Yuri" ucap Yura

"Setidaknya pukul aku dengan uang dengan begitu aku tidak akan merasa sakit dan uang itu bisa aku gunakan untuk membeli baju dan gitar clasic"

"Yak! Jo Yuri!!"

"Da da da" Yuri melambai pada Yura lalu pergi begitu saja

My Angel | 2kim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang