WARNING !!
Cerita ini akan berisi dengan KONTEN DEWASA (18+) dengan bahan dan bahasa yang vulgar !!
Harap bijak dalam memilih bacaan
Dosa di tanggung pembaca !!*************************************************
"Jeanné,"
"Ya, Madame?"
"Hari ini kau tak tampil, kan?" tanya Madame Eiréné.
"Tidak. Ada apa?" Jeanné balik bertanya.
"Temui lah Moïse Song, seorang tuan muda dari keluarga Song. Pria berdarah Korea. Temani dia malam ini," titah Madame Eiréné.
"Baiklah...," sahut Jeanné patuh.
"Ah, satu lagi... ganti pakaianmu dengan yang ini," Madame Eiréné menyerahkan sebuah gaun malam berbahan sutra dengan warna merah terang.
"Lalu ikat rambutmu membentuk sanggul kecil, kau harus perlihatkan bagian leher jenjangmu,"
"Hmm... Ada hal khusus lain yang perlu aku lakukan pada pria itu, Madame?"
"Hm... tak ada. Kau ikuti saja nanti permintaannya,"
"Baiklah kalau begitu, aku akan segera menemuinya, Madame...," ucap Jeanné sambil berlalu untuk mengganti pakaiannya.
Dan kehadiran seorang gadis dalam balutan pakaian berbahan satin tipis dengan warna merah menyala, tentu mengagetkan Song Mino. Pria itu mengernyit memperhatikan penampilan menggoda gadis itu. Belahan leher yang rendah dan menampilkan leher jenjang yang mulus itu. Seolah mengundang siapa pun yang berani untuk meninggalkan noda kecupan pada kulit leher yang mulus itu. Rambut coklat emasnya tertata rapi membentuk sebuah sanggul kecil dengan sedikit anak rambut menghiasi wajah cantiknya. Katakanlah gadis itu memancarkan aura kecantikan yang sangat menggoda.
"Suka dengan apa yang kau lihat, wahai Tuan muda yang terhormat?" tanya gadis itu sembari menyunggingkan senyum di bibir merahnya. Bau wangi tubuh gadis itu cukup menggelitik indera penciuman Song Mino. Harum dengan sedikit aroma citrus dipadu bergamot dan daun basil. Sungguh, bau yang manis dan segar.
"Katakan padaku, kenapa seorang tuan muda tampan seperti dirimu, datang ke sebuah bar dan menikmati minum sendirian? Bukankah ini terlalu tragis? Tak seharusnya kau menikmati minum seorang diri, Tuan muda...."
"Aku bersama dua orang temanku, tapi sepertinya mereka sudah sibuk masing-masing... kalau sudah selesai, nanti juga mereka akan kembali ke sini," tutur Song Mino.
Untuk yang kesekian kalinya, Song Mino melanggar janji yang sudah ia buat. Janji untuk tidak menginjakkan kaki di brothel, tapi untuk yang kesekian kalinya Song Mino kembali ke tempat terlarang itu berkat 'hasutan' Sebastien Lee dan Courtney Park. Mungkin Song Mino harus mencoba untuk tidak peduli saat dua pria yang menjadi teman sekolahnya itu, berulang kali menyinggung tingkat loyalitas Song Mino. Sebuah gengsi dalam diri seorang tuan muda Song itu.
"Tuan... menikmati minum seorang diri bukanlah hal yang menghibur. Kalau kau tak keberatan, aku bisa menemani sepanjang malam,"
Seperti ada yang menjentikkan jari tepat di telinga Song Mino, pria itu tersadar akan satu hal. Serta-merta ia menatap saksama pada gadis cantik di sampingnya itu.
"Katakanlah... apa kau salah satu penari terbaik di sini?" tanya Song Mino mencoba memastikan sesuatu.
"Tuan, apa kau tak pernah menyaksikan penampilanku? Kurasa... ini bukanlah kali pertama kau mengunjungi bar ini, kan?"
"Ah, maaf... aku... hanya... aku...,"
"Apa aku tidak menarik sehingga kau selalu melewatkan penampilanku, Tuan muda? Apa aku tidak menari dengan baik? Atau aku tidak memiliki wajah cantik untuk kau tonton?" tanya gadis itu beruntun dan menuntut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madame Eiréné
Ficción GeneralSeharusnya, Song Mino tidak pernah mengikuti saran Sebastien Lee, lalu menginjakkan kaki di tempat terlarang itu ! "Persetan dengan dosa!" umpat Song Mino. . . . kehaluan lainnya dari author . Vote and Comment sangat dipersilahkan