The Brothel

572 54 5
                                    

WARNING !!
Cerita ini akan berisi dengan KONTEN DEWASA (18+) !!
Harap bijak dalam memilih bacaan
Dosa di tanggung pembaca !!

*************************************************

Gila!

Song Mino, pria berusia 23 tahun itu, sudah lebih dari puluhan kali merutuki dirinya. Berulang kali pula dia membuang napas kasar dan mengerjapkan matanya sembari meneliti keadaan di sekeliling. Pandangannya kembali beralih dari lampu remang-remang, botol-botol minuman beralkohol yang tersusun rapi di balik bar, lalu pada tiap-tiap orang yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Sesekali ia juga melirik pada para pelayan yang mengenakan pakaian menggoda, sebuah terusan berbahan tile tembus pandang pada bagian punggung dihiasi sebuah belahan sebelah kiri yang berhenti tepat di pangkal paha, tampak sibuk melayani pelanggan. Kemudian kembali menoleh pada panggung yang terletak di bagian tengah bar, yang saat ini tengah menampilkan pertunjukan para penari erotis.

Terkutuklah Song Mino malam itu!

Pikiran pria itu beralih pada sosok mère yang mungkin saja saat ini sudah terlelap tidur mengingat waktu telah menunjukkan pukul sepuluh malam. Song Mino yakin, kalau saja mère tahu apa yang dilakukannya saat ini, beliau pasti akan melayangkan sebuah cambuk untuk melukai punggungnya. Ia juga yakin kalau mère akan menatapnya penuh dengan sorot kekecewaan.
(mère : Mama)

Oh Tuhan dan para santa di surga! Song Mino mencoba mengingat tiap-tiap surat permohonan ampun yang tertera di kitab suci. Mencoba merapalkan surat-surat tersebut dengan harapan memohon ampun atas tindakannya saat ini.

Oh, tidak! Song Mino harus melakukan pengakuan dosa besok! Ya, besok Song Mino harus segera pergi ke gereja dan berdoa seharian memohon ampun.

Atau, lebih baik dia pergi saat ini juga menuju gereja? Ya! Memang sebaiknya Song Mino segera pergi meninggalkan tempat terlarang itu sebelum hal buruk terjadi padanya. Bukankah Tuhan telah melarang para hamba untuk melakukan dosa? Dan menyuruh para hamba untuk segera meninggalkan dosa sesegera mungkin agar mendapatkan pengampunan?

"Hei, kau mau kemana, Tuan muda Song?!" suara Sebastien Lee atau Lee Seunghoon untuk nama kelahirannya, menghentikan langkah Song Mino. Pria jangkung yang merupakan teman sekolah Song Mino juga salah seorang berdarah Korea sepertinya, kini tampak mengamati Song Mino dengan saksama.

"Kau tidak berniat untuk kabur, kan?" tanya Sebastien tepat sasaran.

"Tidak...," bohong Song Mino. Pria itu tampak salah tingkah. Ia menyentuh kerah kemeja yang seketika terasa mencekik lehernya.

"Aku... aku butuh sedikit udara... di sini... terlalu pengap," ucap Song Mino penuh alasan.

"Ah... kau benar. Terlalu ramai pengunjung untuk malam ini," sahut Sebastien menyetujui. Pria itu menganggukkan kepalanya sembari meneguk cairan berwarna kecoklatan dalam gelas kaca yang ada di tangannya.

"Carilah angin... tapi jangan terlalu lama. Pertunjukkannya sebentar lagi akan dimulai... kau tak mungkin melewatkan penampilan spektakuler dari gadis penari terbaik yang ada di sini, kan? Percayalah... kau akan sangat menyukai penari itu, dan kalau kau beruntung... kau bisa menghabiskan sisa malam bersamanya," ucap Sebastien sembari menyunggingkan senyum sinis khasnya.

"Tentu saja... aku tak akan melewatkannya... hanya butuh sedikit udara segar... aku akan kembali," pamit Song Mino yang langsung melangkahkan kakinya pergi tanpa menunggu respon lebih lanjut dari Sebastien.

Song Mino memijat pelipis kepalanya yang mendadak terasa pusing. Berulang kali ia menarik napas lalu menghelanya. Berusaha menghirup banyak oksigen agar memenuhi rongga paru-parunya. Ia mendongakkan kepala, mengarahkan pandangannya pada langit malam yang tampak cerah bertabur bintang. Bulan saat ini pun tampak terang membentuk lingkaran sempurna.

Madame EirénéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang