03🍁

91 40 60
                                    

Heppy reading...

~●~●~●~●~

Tepat di depan pintu kamar yang terbuat dari kayu berdesain sederhana berwarnah coklat. Dita mengepal tangan nya untuk menenangkan diri, entah kata apa yang akan dia terimah setelah memutar ganggang pintu kamar nya ini.

"Dit jngan takut, beranikan diri lu. Apa pun yang bakalan kamu dengar kmu harus siap"

"Kmu tinggal bilang sama mama dan ayah, jdi bersikap biasa aja Dit"

"Gitu aja apa susah nya si Dit"

"Bismilah Dit"

Ocehan Dita buat menyemangatin dirinya sendiri agar dia berani keluar dri kamarnya dan menemui mama dan ayah nya.

Dengan agak gugub Dita memutar ganggang kamar nya dan melangkah keluar. Sebelum dita menghampiri orang tua nya, dia memperhatiin apa yang sedang di lakukan kedua orang tuanya.

Di sanah terlihat sang mama yng duduk dengan pokus pada kerjaan nya, di samping sang ayah yg sedang menikpati acara di televisinya.

Dita berjalan perlahan menghampiri kedua orang tuanya yg ada di sana.

"Maaf Dita ganggu mah" kata Dita yng membuka pembicaraan sebelum ke inti apa yng mau dia sampaikan ke orang yng di panggil nya mama tersebut.

"Kau itu selalu menggaggu, saya lagi kerja. Jdi sebut aja apa yng kamu mau?" Kata dingin yg keluar dri bibir merah wanita sebaru baya itu. Tampa menatap muka Dita, ia masi pokos dengan kerjaan nya.

"Emm... besok di sklah ada acara rapat wali siswa dengan guru ma, mengenai tentang ujian Dita" ucap Dita dengan menunduk. Entah jawaban apa yang akan dia dengar

Memang benar bagi orang itu hanya lah hal biasa, cuman minta orang tua dtang ke sekolah. Apa susah nya.?
Tpi bagi gadis remaja ini itu adalah hal yg paling sulit, sudah hampir 12 thn Dita sklh tapi orang tuanya sama sekali belum pernah datang ke sklah dia.

Orang tuanya hanya berpikiran 'membiayain sklh itu sudah cukup, jdi gak usah susa-susa datang buat acara yg buang-buang waktu, anak yatim piatu aja bisa sekolah tampa ada orang tua' begitulah cara pikir orang tua Dita. Dita pun bingung knpa orngtuanya tegah sama dia.

"Kmu ini emang selalu merepot kan" ucap mama Dita dengan tatapan sinis ke Dita
" saya gak ada waktu buat ngurusin hal gak penting seperti itu" lanjut wanita sebaruh baya itu.

"Tapi ma, mama gak pernah datang ke sekolah Dita" ucap Dita lagi

"Kau ini sangat mengganggu, saya sudah bilang klo saya gak akan datang dan gak baklan pernah datang. Jdi jngan berharap, saya sibuk" ucap mama dita dengan kasar

Mendengar kata itu Dita tak mau memujuk mamanya untuk datang ke sekolah, karnah Dita sadar klo itu percuman.

"Jangan pernah kau berharap bahwa aku akan datang ke sanah, aku gak sudih" ucap ayah Dita yng seakan sudah tau apa yg akan di bilang Dita ke dia yang masi pokus dengan televisinya.

"Aku kan juga anak ayah. kok ayah bisa ngomong gak sudih" ucap Dita yng sudah menahan air mata yg dri tadi seakan sudah tidak sabar buat menjatuh kan ke pipi Dita.

"Kmu pasti tau knpa saya bilang gitu. Saya gak mau ngurusin anak yg bukan darah daging saya"

Kata kata yang singkat, namun menusuk ke hati.

"Tapi ayah......"

"Cukup Dita, kmu telpon saja papa kamu, minta dia datang ke sklh. Jngan ganggu kmi lagi" potong mama yang seakan mengusir Dita dari hadapan mereka.

My World Cyberspace [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang