Chapter 4

18.4K 2.3K 22
                                    

Tidak seperti di wilayah tempatku tinggal, ibu kota Seina jauh lebih ramai, kota ini dikenal dengan nama Wynshor. Perbedaannya dapat aku rasakan dengan jelas. Hari ini aku mengenakan gaun berwarna putih dengan pita kuning melilit di bagian pinggang dengan topi bundar menutupi kepalaku.

Apple di sampingku membawa beberapa keranjang berisi bahan-bahan kimia juga obat-obatan yang sudah kami beli. Selanjutnya aku ingin pergi ke toko yang menjual alat-alat untuk penelitian.

Reyland yang biasanya berjaga di luar, aku menyuruhnya untuk masuk ke dalam toko, membantuku untuk membawa belanjaan.

"Nona Diana, apakah semua kebutuhan anda sudah lengkap?" Tanya Apple.

"Sepertinya sudah. Aku sudah tidak sabar ingin melakukan penelitianku--"

Aku tidak sempat mengakhiri ucapanku, tiba-tiba ada seseorang yang menarikku dengan menunggani kuda. Reyland dan Apple berteriak memanggilku dan dengan cepat Reyland menarik dan menunggani kuda yang ada di dekatnya.

Aku menatap panik si penculik. Hei pria gila tidak ada alasan bagimu menculikku!

Namun, sepertinya kuda yang ia tunggangi kurang tangguh, sehingga ia disusul oleh seseorang yang mengenakan jubah hitam dan wajahnya tidak terlihat. Meski begitu Reyland tetap menyusul majikannya.

Aku berusaha keras melepas cengkeraman pria yang merangkul pinggangku. Apa kau pikir posisi ini nyaman dengan keadaan bergelantung sedang dia menunggangi kuda dengan kecepatan penuh?!

Aku memang tidak ingin mati di tangan Brian tapi bukan berarti aku harus mati konyol begini!

Tiba-tiba kudanya berhenti. Dapat aku lihat seseorang menghadang kami dengan jubah dan masker. Bahkan kudanya pun ikut ditutupi.

"Lepaskan nona itu," Pinta pria berjubah.

Tanpa pikir panjang pria yang menculik ku melepaskan aku  membuat aku jatuh ke tanah.

Sialan.

Dua pria itu turun dari kuda dan melepaskan pedang mereka, kemudian mereka pun beradu pedang.

Reyland akhirnya datang dan segera menghampiriku dan membantuku berdiri.

Sreng! Sreng!

Pria berjubah itu berhasil mengalahkan pria satunya. Namun tak disangka pria penculik justru menarik belati yang ada di pinggangnya dan menusuk dadanya sendiri.

Dalam seumur hidup, aku baru melihat seseorang bunur diri di depan mataku. Reyland segera menutup mata ku dan merangkul pundakku. Baginya pemandangan ini tidak baik dilihat olehku.

"Sudah kedua kalinya saksi mengakhiri hidupnya." Ucap si pria berjubah.

Kemudian dia berbalik dan menghampiri ku, "Anda baik-baik saja?"

"I-iya."

"Maafkan saya karena Anda harus terlibat. Sepertinya dia berniat menjadikan Anda sandra."

Pria berjubah itu tiba-tiba kesakitan dan menggenggam lengannya kemudian tubuhnya pun ambruk. Aku segera meraihnya.

Aku bisa melihat lengan pria berjubah itu berdarah, "Tuan, lenganmu berdarah. Ini harus segera ditangani!"

Dengan segera aku melepas lilitan pita pada pinggangku kemudian membalut luka itu untuk menghentikan pendarahan, "Semoga saja jika pun beracun, langkah saya ini dapat memperlambat penyebarannya."

Pria berjubah itu hanya menatapku tanpa kata. Namun dari balik matanya seolah dia ingin mengatakan sesuatu. Kemudian aku menatapnya dan kami saling bertatapan.

Why Do I've To Be The Villainess In This Novel?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang