Chapter 9

14.1K 1.9K 29
                                    

Hari ini aku memeriksa bibit bunga Rendose yang sudah mengeluarkan tunasnya. Terlihat lucu karena itu masih sangat kecil. Aku juga mendapatkan data pertumbuhan dari bunga putih ini.

"Bunga ini tumbuh sangat lambat, nona." Ucap Zecky.

Aku mengangguk, itu terbukti dari tunasnya yang baru muncul setelah kurang lebih sebulan ditanam.

"Dan bunga ini sangat rakus menyerap air. Setiap pagi saya selalu menyiramnya, namun saat sore hari tanahnya sudah mulai mengering."

Aku mengapit daguku, sepertinya itu penyebab dari keringnya tanah di daerah asalnya. Ah aku harus berpikir cepat untuk mengatasi kekeringan di sana.

"Apa kau punya saran, Zecky?" Aku memiliki beberapa ide, tetapi sepertinya akan sangat baik meminta saran terlebih dulu dengan ahli di bidang ini.

"Sepertinya bunga ini perlu ditanam di tempat terpisah, saya khawatir jika ditanam di tanah yang sama akan menyebabkan kekeringan yang fatal. Menanamnya di pot akan menjadi jalan terbaik."

"Dengan begitu tanah yang berada di sana akan kembali menjadi subur dan sebagian warga di sana bisa bertani dan berkebun." Lanjutnya.

"Saranmu sangat baik." Aku menyerahkan kembali lembar laporan pertumbuhan bunga Rendose.

Kemudian aku kembali ke gedung penelitian. Lalu masuk ke dalam ruang kerjaku, di sana sudah ada banyak kertas laporan di atas meja. Aku hanya bisa tersenyum.

Ah--aku jadi rindu macbookku. Semua pekerjaan dilakukan manual, ini jauh lebih melelahkan dibanding di dunia modern.

Meski begitu aku tetap membaca dan memeriksa kertas-kertas itu. Sudah ada banyak perkembangan dari penelitian ini.

Kelopak bunga yang sudah di keringkan akan menjadi teh dan parfum. Batang dan daunnya masih dalam proses uji klinis untuk dilihat apa akan ada efek samping dalam pemakaiannya.

"Bagian akar belum ada perkembangan?"

Sepertinya aku harus pergi ke tempat penelitian bagian akar. Aku kemudian bangkit dan meregangkan tubuhku.

Aku dikejutkan dengan Reyland yang berdiri di depan pintu, "Selamat siang, Nona Diana." Salamnya sambil membungkuk.

Aku mengangguk. Dia baru saja selesai dari latihan pagi. Memang seorang prajurit sejati, bahkan dia tidak kelihatan lelah.

"Aku penasaran apa kau tidak merasa lelah setelah latihan pagi ini?"

"Apa artinya prajurit jika dia mudah merasa lelah, Nona? Sudah menjadi kewajiban saya untuk melindungi anda."

Oh Reyland, jawabanmu ini benar-benar membuatku tersentuh. Kalau begitu mulai sekarang tolong lindungi aku dari takdir mati di tangan Brian :(

"Nona Diana!"

Aku berbalik dan mendapati Amber dengan nampan berisi 2 cangkir dengan teko teh.

"Apa yang kau bawa?"

Aku kemudian duduk pada sofa yang ada di koridor.

"Ini adalah teh bunga Rendose. Cobalah ini Nona." Amber menuangkan teh bunga Rendose.

Aku menghirup aromanya terlebih dulu, aromanya sama dengan aroma yang aku cium dulu. Kemudian aku menyesapnya dan terkejut karena rasa manis yang enak.

"Apa kau menambahkannya dengan gula atau madu?"

Ember menggeleng, "Rasa manisnya berasal dari kelopak bunga itu sendiri, Nona."

Astaga aku pikir tehnya sudah ditambahi dengan pemanis. Dengan begini teh ini akan cocok dijadikan teh untuk diet. Aku menghabiskan teh ini dan mengembalikannya pada nampan.

Why Do I've To Be The Villainess In This Novel?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang