XXI : Jackpot.

521 69 38
                                    

TAEYONG menatap Yuta yang terduduk di kursi sambil melepas anting-antingnya, menghela napas panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TAEYONG menatap Yuta yang terduduk di kursi sambil melepas anting-antingnya, menghela napas panjang. Mereka sama sekali belum berbincang setelah kegaduhan yang terjadi beberapa jam yang lalu. Ketika dia bertanya apakah istrinya itu akan segera berganti baju dan mandi, yang didapatnya hanyalah kesunyian, Yuta sama sekali tidak menjawab pertanyaannya.

Menyebalkan, dimana hari-hari pernikahan itu menyenangkan, berbeda dengannya yang tidak berakhir begitu mulus. Pria mana yang meninggalkan pasangannya dan malah berdansa dengan orang lain? Walaupun begitu, sejujurnya Yuta ingin acara ini berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Karena ini hanya terjadi sekali dalam seumur hidupnya.

Ketika melihat Yuta sedikit kesusahan membuka jasnya, Taeyong menghampiri lelaki itu dan membuka kancing-kancingnya; membantu melepas jas sebelum membiarkannya tergantung di dekat lemari. "Wanita yang kamu jumpai tadi adalah sepupuku—kamu masih ingat, kan? Krystal. Dia kakak perempuannya Jaewook dan Saerom, mereka berdua bersaudara satu ayah tapi berbeda ibu. Krystal tidak masuk ke daftar penerus tahta karena tidak sedarah dengan keluargaku. Tapi dia bekerja sebagai mata-mata untukku. Dan aku juga tidak menyarankanmu untuk akrab dengannya, karena itu akan membuatmu dalam bahaya. Oleh karena itu—"

"Baiklah. Terimakasih." Yuta segera berbalik dan berjalan menuju kamar mandi, meninggalkan Taeyong yang tersenyum tipis. Setidaknya Yuta sudah mulai bersikap lembut kepadanya dan menjawab omongannya; itu membuat kekhawatirannya sedikit hilang.

──────────── ·  ·  ·  · ✦

Sehabis mandi, yang Yuta temukan adalah Taeyong yang terduduk di kursi, menghadap kearah televisi; menonton berita. Ketika sadar ada yang menatapnya, lelaki tampan itu segera menoleh, menepuk-nepuk tempat kosong disebelahnya; mengisyaratkan Yuta untuk duduk di sampingnya. "Yuta, aku sudah membawakan makan malammu, makanlah. Karena kamu kurang enak badan, jadi aku membawakanmu bubur."

Yuta tertegun, merapatkan blazer-nya sebelum mengangguk mengiyakan. Tangannya bergerak untuk mengambil nampan berisikan bubur itu. "Terimakasih." Dia segera duduk di kursi yang disediakan; menjaga beberapa jarak antarnya dan sang suami.

"Yuta." Taeyong menoleh, mengecilkan volume televisi agar suaranya terdengar lebih jelas. "Aku tahu kamu marah karena aku pergi meninggalkanmu tanpa izin. Itu memang salahku, aku minta maaf. Yah karena, itu akan menjadi kenangan yang tidak terlalu indah untuk diingat. Bertengkar di hari pertama, kan, lucu?"

"Tapi, aku menikahimu bukan hanya karena kepentingan negara saja, aku memang tulus menjadikanmu istriku. Aku ingin membuat perubahan di kedua negara kita menjadi lebih baik dengan pernikahan ini. Masalah perasaan atau apapun itu, mungkin itu tergantung dengan komitmen yang kita jalani sekarang. Yah, aku ingin hubungan kita berjalan lebih baik."

Yuta tertegun, dia menatap Taeyong yang sudah kembali sibuk mengumpat karena berita yang disampaikan. Perkataan suaminya itu memang ada benarnya, pernikahan ini soal komitmen mereka. Mungkin dia sudah keterlaluan—dia jadi tidak bisa marah lagi dengan lelaki itu.

Infinite Sky, Taeyu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang