"TAEYONG?!"
Taeyong mengangkat alis ketika sadar apa yang sedang ditodong sang istri. Pistol; bukankah itu berbahaya? Dengan khawatir dan tergesa-gesa tangan Taeyong mengambil benda itu dari tangan sang istri dan menatapnya sejenak.
"Darimana kamu mendapatkan benda ini? Aku tidak ingat punya senjata api sejenis ini." Taeyong menatap kedua iris kelam Yuta dengan khawatir. "Jangan asal-asal menggunakannya. Ini benda berbahaya! Sini berikan padaku."
Yuta menatap Taeyong dengan dingin sebelum melempar bantal kasur; mengenai wajah si lelaki tampan dan berhasil membuatnya mengaduh kesakitan. "Masih ingat pulang?! Sudah menghilang beberapa lama? Merasa dicariin tidak?"
"Tidak usah pulang sekalian! Punya handphone juga tidak pernah menelpon balik?! Sebegitu sibuknya sampai susah memberi kabar selama lima hari?! Pergi lagi bekerja sana! Aku bisa, kok, mengurus istana tanpa bantuanmu!"
Taeyong menghela napas panjang; harga dirinya ternodai. Dia menahan tangan Yuta yang bersiap-siap mengambil bantal kasur lagi, menatapnya dengan serius. "Oke, oke, cukup! Aku pergi bukan tanpa alasan!"
Namun ketika melihat raut wajah Yuta yang murung dan kedua maniknya yang sedikit berkaca-kaca, lelaki itu menggigit bawah bibirnya dan menangkup pipi si lelaki cantik. "Biarkan aku menjelaskan semuanya."
"Aku mendapat panggilan darurat, Yuta. Tiba-tiba ada serangan dari sekelompok teroris di kota kecil pesisir pantai Verheaven."
Raut wajah Yuta yang tadi murung berubah khawatir, dia menatap Taeyong seperti menuntut jawaban lelaki bersurai silver itu. Dia tidak ingin ada kejadian buruk apapun itu, yang menimpa keluarga kecilnya. "Verheaven? Kenapa kamu tidak mengajakku kemari? Apa Jaemin dan okaa-san baik-baik saja?"
"Putri Miyako baik-baik saja, beliau berada di istana saat serangan berlangsung. Lagipula ini masalah keamanan negara, ini tugasku. Jangan khawatir. Tapi ibumu sudah mengambil alih masalah ini." Dia tersenyum tipis dan memeluk Yuta dengan erat, membiarkan lelaki cantik itu membenamkan wajahnya di lehernya.
"Maaf aku pergi pagi-pagi sekali, aku tidak ingin membangunkanmu dan tidak sempat menghubungimu. Maaf sudah membuatmu khawatir." Dia mengusak surai madu si lebih muda dengan lembut. "Aku tidak ingin kamu cemas jika aku memberitahu kabar ini lebih awal. Kuputuskan untuk memberitahumu saat aku pulang. Jadi—apa kamu memaafkanku?"
Tunggu sebentar. Krystal mengatakan Taeyong berada di El-Auofi, sedangkan Taeyong sendiri mengatakan dia berada di Verheaven. Dan keduanya memberi informasi yang sangat detail. Jadi siapa yang benar? Taeyong tidak mungkin berbohong, bukan?
Apa yang sedang terjadi disini?
Apa dia sedang dipermainkan?
"Taeyong, tapi kudengar kamu sedang di El-Aoufi." Yuta menegadah untuk melihat reaksi sang suami; yang didapatkannya adalah wajah heran dan kening yang berkerut pertanda dia tidak mengerti maksud perkataannya. Dengan wajah seperti ini, dia terlihat sangat meyakinkan untuk terlihat berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinite Sky, Taeyu.
Fanfiction[DISCONTINUED] [REMAKE FROM THE SERIES INFINITE SKY ON WEBTOON] Pernikahan yang didasari politik harusnya tidak menumbuhkan rasa cinta antar keduanya. Tapi kenapa malah terjadi sebaliknya? © HYUWKIES, 2020. BXB. CRACKPAIR.