one

43 6 1
                                    

Time 03:00 jam menunjukkan jam tiga pagi,aku bangun dari tempat tidurku dan segera kekamar mandi.

Aku pun segera mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat tahajud,pada saat aku takut dan resa hanya waktu tahajud lah membuatku menjadi tenang.

Menceritakan rasa ketakutan dan kegelisaan kepada rabb yang maha mendengarkan setiap doa.

Setelah melaksanakan sholat tahajud yang dibarengiin menjelang subuh aku sholat subuh setelah selasai sholat aku pun bersiap-siap keluar dari kamar membuat sarapan untuku dan ibu.

Aku keluar dan menuju dapur yang sudah ada kehadiran ibu,aku terkejut karna ibu sudah memasak makanan untuk sarapan kami.

"Apa yang ibu lakukan?kenapa ibu memasak?"tanyaku khawatir.

Aku melihat bercakan luka bekas cipratan minyak,aku tau itu luka karna bercakan minyak sehabis masak.

"Ya allah ibu apa yang kau lakukan,kau terluka.bagaimana mungkin kau memasak untuku dalam keadaan seperti itu,kau lihat tanganmu terluka karna bercakan minyak"

"Ibu hanya ingin memasakan untukmu,lagi pula luka ini tidak parah.ibu baik-baik saja ziya kau tak perlu khawatir"ucap ibu.

"Tidak parah apanya,kau lihat kulitnya terkupas.aku sudah bilang jangan memasak itu akan membahayakan ibu"

"Bukan berarti ibu tidak bisa melihat ibu juga tidak bisa memasak ziya"

Aku pun terdiam mendengarkan ucapan ibu,rasanya aku sudah membuatnya ibu sedih karna tidak bisa memasakan untuk selama bertahun-tahun.aku pun segera mengambil kotak obat salep dan segera berjongkok dihadapan ibu.

"Sini tangan ibu,biar aku obatkan lukanya dulu takut infeksi"ucapku menarik tanganya dan mengoleskan salap.

"Apa sakit?"tanyaku khawatir.

"Sedikit,tapi ibu rasa sakit sudah hilang karna putri ibu yang mengobati lukanya"

Aku pun tersenyum mendengar ucapan ibu,ibu memang paling bisa membuatku tersenyum disaat moodku buruk.

"Kau memang ratunya soal menghiburku"ucapku tersenyum.

"Ziya"panggil ibu"apa kau sudah memikirkan ucapan ibu kemariin mengenai pernikahan?"

Aku terdiam,jatungku pun mulai berdetak kecang hanya karna memikirkan pernikahan.seakan pernikahan itu beban untuku.

"Ibu,kita makan dulu.biar ziya sendokan makananya ya "ucapku memotong pembicaraanya.

"Kau menghidar"

"Aku tidak menghindar ibu,hanya saja perutku sudah lapar.kau tau semalam aku ketiduran dan tidak makan"

"Baiklah,makanlah yang banyak sampai lapermu tidak terasa lagi"pasrah ibu.

Aku pun tersenyum lega karna aku berhasil memotong pembicaraan ibu mengenai pernikahan.

"Kau akan berkerja hari ini bukan?"

"Hm.aku akan titipkan ibu ke jingga untuk mengurus dan menemani ibu,jika ada apapun ibu bisa minta tolong jingga"

"Tidak perlu,ibu bisa sendiri memangnya ibu anak kecil"

"buatlah aku tenang dalam sehari ini ibu"

"baiklah.cepatlah pulang ya"ucap ibu mengelus kepalaku.

"Hm,baiklah bos"ucapku tersenyum.

"Makanlah yang banyak"

Author's Pov

Leorga memasuki rumah,sudah lama leorga tidak mengijakan rumah ini selama sela sudah meningal.

Entah rumah ini telah mengingatkan kenangan untuk leorga mengenai kebersamaanya dengan sela.

ONE PERNIKAH✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang