Mengubur Masa Lalu

6K 494 42
                                    

Matahari belum muncul, di luar masih gelap, terdengar samar-samar azan berkumandang. Aurora membuka mata lalu tangannya meraba ke belakang. Dia tak menggapai apa pun, segera dia membalikkan badan, sampingnya kosong.

Ke mana Dirga? batin Aurora.

Lalu dia bangun, melihat kamar kosong, bersih barang-barang yang menggantung, tersisa buffet kosong, lemari, meja rias, tempat tidur beserta dua nakas kanan kiri, meja panjang yang masih ada isinya; TV, PS, sound system, dan laptop.

Kenapa kosong begini? gumam Aurora dalam hati.

Dia turun dari tempat tidur lalu keluar kamar mencari Dirga. Aurora ke lantai bawah, dia tak melihat Dirga di ruang mana pun. Aurora melihat ke dapur, juga tak ada.

"Ga!" panggil Aurora. Namun, tak ada sahutan. "Dirga!" panggil Aurora lagi sambil berjalan ke belakang rumah.

Dia melihat Dirga berdiri sambil mengantongi kedua tangannya di saku celana kain pendek. Kobaran api menyala di depan Dirga. Bergegas Aurora mendekatinya.

"Ga," panggil Aurora.

Dirga tak menyahut, dia mematung. Aurora semakin mendekat, berdiri di depan api, berseberangan dengan Dirga. Dari sorot mata Dirga, bayangan api memantul. Wajahnya tampak sedih, matanya juga berkaca-kaca, dia seperti habis menangis. Api yang membara di tengah-tengah mereka semakin redup. Aurora dan Dirga saling menatap. Setelah api padam, Dirga pergi mengambil air lantas menyiram bara api itu.

Aurora masih bergeming di tempat, dia melihat sisa kertas yang dibakar. Terlihat setengah wajah Lili.

Maaf, meskipun fotomu sudah menjadi abu, jasadmu melebur bersama air laut, tapi kenanganmu masih tersimpan di ingatanku. Aku akan memulai hidup baru bersama wanita lain. Semoga kamu menyukainya dan mengizinkan aku bahagia bersamanya, sampai akhir hayatku. Setelah membatin, Dirga lalu menatap Aurora yang masih bengong dan tampak bingung melihat abu di depannya.

"Kenapa bangun?" tanya Dirga memecah lamunan Aurora.

"Tadi denger azan Subuh."

"Ya sudah, kita masuk yuk!"

Aurora mengangguk lalu mereka masuk ke rumah.

"Aku mau mandi dulu, habis itu kita salat Subuh bareng."

"Iya," jawab Aurora yang berjalan di belakang Dirga. "Kamu mau sarapan apa?" tanya Aurora sambil mereka menaiki tangga.

"Yang ada aja."

Sampai di kamar, Dirga langsung masuk kamar mandi. Sedangkan Aurora membersihkan tempat tidur. Dia melepas seprai, sarung batal, dan guling, tak lupa bed cover juga. Kamar itu terlihat benar-benar bersih sekarang. Aurora membawa semua pakaian kotornya dan Dirga serta seprai ke bawah. Sambil menunggu Dirga selesai mandi, Aurora memasukan pakaian yang kotor itu ke mesin cuci.

Dia kembali ke kamar, Dirga sudah selesai mandi. Dia sedang memilih baju di lemari. Terlihat pakaian yang kemarin menumpuk banyak, kini tersisa sedikit.

"Ga, kamu semalam enggak tidur?" tanya Aurora.

"Aku beres-beras, Ra. Biar kamu nyaman di rumah ini."

Hati Aurora tersentuh, ternyata Dirga benar-benar serius memintanya tingal di rumah itu. Dia rela melakukan semua ini untuknya.

"Kamu bawa ke mana semua pakaian Lili?"

"Aku masukan kardus. Besok aku taruh di panti asuhan kalau enggak aku bagi-bagi tetangga yang mau."

"Yang baru-baru juga?"

"Iya."

"Kenapa? Kan aku masih bisa memakainya, Ga."

Senyum tipis terukir di bibir Dirga. Dia mendekati Aurora lalu mengelus rambutnya.

Halo, Kapten! (Izinkan Aku Mengetuk Pintu Hatimu) "KOMPLIT"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang