Chapter 19

399 60 5
                                    

"Lo yakin bisa pulang sendiri?" Aku menatap teman sekelas ku itu, Riri namanya.

"Yakin! Baru jam 19:00 juga kok!" Aku meyakinkan Riri yang terlihat khawatir.

Hari ini aku memang bermain di rumah Riri sejak siang tadi, bersama Ilmi juga tentunya hanya saja Ilmi pulang duluan karena ada acara mendadak. Jadilah, aku pulang sendiri hari ini.

"Tapi kan rumah lo cukup jauh dari sini, yakin gapapa?" Tanya Riri sekali lagi.

"Ada Mang Ojol, santai aja!" Aku kembali meyakinkan Riri. Wajar saja Riri khawatir karena biasanya jika aku berkunjung ke rumahnya, aku tidak pernah pulang sendiri karena selalu ada Ilmi.

"Ya udah, Ojol-nya mana?" Tanya Riri. Akhirnya Riri mengalah juga.

"Ada, gue atur lokasinya di mini market. Ada yang harus gue beli dulu." Aku menjelaskan sebelum Riri bertanya lebih lanjut.

"Ya udah, lo hati-hati ya!" Kata Riri sambil mengantarku ke depan rumahnya.

"Iya, thanks buat hari ini. Sumpah gue kenyang banget!" Aku mengelus perutku yang rasanya sedikit membesar. Maklum, dari siang tadi aku tidak berhenti makan hehe...

"Sama-sama! Kalo udah sampai rumah, kabari gue!" Aku mengangguk kemudian segera melangkahkan kaki menuju mini market yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Riri.

Sebenarnya tidak banyak yang aku beli di sini, hanya beberapa camilan dan mie instan. Bukan di dekat rumah tidak ada mini market, hanya saja aku malas jika harus berhenti di mini market lebih dulu. Hanya lima belas menit dan aku sudah keluar dari mini market. Namun, ojek online yang ku pesan belum datang juga. Kenapa lama sekali?

Di maps yang ada di aplikasi ojek itu terlihat jika si pengemudi sudah berada cukup dekat, tapi kenapa belum datang? Ayolah, aku tidak ingin pulang terlalu malam!

Ckit!!!

Brak!!!

"Awsh..." Tanpa persiapan aku terjatuh dan camilan yang ku beli sudah terlempar ke tengah jalan. Sial! Uang jajanku melayang!

"Maaf! Aduh, kamu gapapa?" Seseorang berdiri di hadapanku membuatku mengalihkan pandangan dari camilan ku yang entah sudah jadi apa sekarang karena terlindas oleh kendaraan yang berlalu-lalang.

"Saya gapapa!" Aku mencoba bangkit, tapi kenapa rasanya kaki kiri ku sakit jika di gerakkan? Apa terkilir?

"Saya bantu!" Kata orang itu kemudian mengulurkan tangannya dan membantuku berdiri.

"Kayaknya kaki kamu luka, saya obati ya?" Katanya. Memang benar kaki ku terluka karena aku melihat sendiri ada darah di mata kakiku.

"Gak usah, saya bisa obati di rumah kok. Lagi juga saya udah pesan ojek online." Aku menolak halus.

"Tapi kan saya yang udah tabrak kamu, saya harus tanggung jawab!" Katanya merasa bersalah. Bersamaan dengan itu pesan dari ojek online yang ku pesan pun masuk, dan ternyata motor si pengemudi mogok yang mengharuskannya membatalkan pesananku.

"Ya udah, pesanan saya juga di cancel." Akhirnya aku mengikuti orang itu dan dia membantuku untuk menaiki motornya. Sebenarnya aku merasa sedikit familiar dengan wajahnya, tapi siapa?

"Oh iya, nama saya Rian. Kamu?" Lelaki yang mengaku bernama Rian itu mengulurkan tangannya. Seperti pernah mendengar namanya.

"Prilly!" Aku balas menjabat tangannya.

"Prilly? Kayak pernah dengar namanya." Katanya. Hah? Ternyata dia juga seperti mengenaliku? Apa sebelumnya kami pernah bertemu?

"Ah gak penting, yang penting sekarang luka kamu harus diobati." Katanya kemudian mulai melajukan motornya entah ke mana.

Loving You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang