Pembunuh??

35 9 0
                                    

Hallo kalian apa kabar?
Maaf ya MENTARI KEBAHGIAAN BARU UPDATE LAGI SEKARANG.. SIBUK SOALNYA😙❤.

Bantu votement  cerita ini ya,,Aku sayang kalian😚

❤Happy reading❤

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Saat teringat tentang ayah,Aku coba untuk tetap bersabar dan menerima kenyataan.Aku harus kuat menghadapi semuanya:)

~Mentari~

***************************************
"Ayah nyuruh aku kesini hanya untuk menginjak injak harga diriku? Iya yah begitu?." Tanya Mentari dengan air mata yang sudah mengalir.

"Ayah kenapa bisa berubah kaya gini? Ayah gak sayang sama mentari? Dan tante bisa gak si gak usah ngasut Ayah tentang aku! tante kan perempuann.!" Ujar mentari yang menggebu-gebu.

Plakk

Tamparan jatuh dari pipi mulus mentari. Mentari langsung memegang pipinya yang terkena tamparan. "Ayah napar Mentari?" Mentari tidak percaya ayahnya sendiri menapar dirinya.

"Kamu buta apa bagaimana?jelas saya nampar kamu, kamu jadi anak gak usah ngelawan bisa? turutin perkataan saya kalau kamu mau dianggap anak!" Ujar Dimas kepada Mentari. Mentari terisak.

Mentari menggeleng. "Ayah, aku ini anakmu! darah dagingmu! Kenapa ayah perlakukan aku kaya gini?"

"Kamu mau tau saya perlakukan semua ini kekamu?" Tanya Dimas membentak.

Mentari mengangguk. "Iya Mentari ingin tau."jawabnya.

Dimas mendekat dan berjalan mengelilingi tubuh Mentari. "Jadi kamu mau tau saya begini karena apa?" Dimas mengangguk-angguk seraya berhenti di hadapan Mentari yang sedang menatap dirinya.

"Ibu meninggal karena kamu Mentari, karena kamu!" Ujar Dimas yang mengulang-ulang kata kamu..

"Enggak mungkin." Tidak percaya.

"Itu benar."

"BOHONG!" Teriak mentari.

"Itu Fakta Tari, Fakta, Ibumu meninggal karena ulahmu." Bicaranya lagi dengan tegas.

Mentari jalan mundur seraya menggeleng tidak percaya. "BOHONG!" Teriak Frusatasii.

"Ayah bohong." Tuturnya lagi.

"Gak mungkin Ibu meninggal karena aku, hiks." Ujarnya menangis.

"Kamu harus tau Mentari,lihat didahimu! apa ada bekas luka?!"

Mentari langsung meraba dahinya seraya mengambil Ponsel yang berada disaku celana dan membuka kamera lalu mendekat kearah wajahnya.

Mentari melihat bekas luka yang berada didahinya,itu adalah sebuah jahitan. Mentari baru tau jika didahinya tertera luka. Sejak kapan luka jahitan berada didahinya, mentari bertanya-tanya?

"Jahitan." Lirih Mentari.

"Iya Jahitan, jahitan itu adalah penyebab istriku meninggal, ibumu mentari ibumu, istri tercinta saya meninggal karena kamu." Bentak Dimas seraya mencengkram pergelangan tangan Mentari.

"Awww, sakit yahh! Hiksss sakit."

"Ibumu meninggal bukan karena diakibatkan oleh tabrakan motor,melainkan itu karena mu.. Dia mendonorkan darah buat kamu, walau keadaan dia sedang sakit bercampur keadaanya sangat lemas dia enggan memberikan darah untukmu." Tutur Dimas yang mengingat masalalunya yang kelam dan cengkramanya begitu keras. Mentari meringis kesakitan.

"Jahitan yang tertera didahimu adalah salah kamu yang ceroboh, yang tidak melihat jalan. kamu melintas jalan Raya tidak menengok kanan kiri dan akhirnya kamu tertabrak mobil dan Kamu di bawa kerumah sakit dan kehilangan banyak darah..JADI ISTRI SAYA MENINGGAL KARENA KAMU!" Mendorong tubuh mentari hingga iya tersungkur kelantai dan jidatnya terbentur lantai lumayan keras.

Sarah, ibu tiri mentari terenyum bahagia melihat anak tirinya diperlakukan oleh Ayah kandungnya, iya sangat senang sekali melihat Mentari seperti ini..

Bagus mas aku suka! ~Gumam sarah yang senang.

"Enggak, Ayah bohong," menggeleng-geleng tidak percaya. "Ibu meninggal bukan karena aku,,hiks hiks hiks."  Mentari menangis. "Kenapa aku gak ingatt?!" Lirihnya yang menunduk seraya menjambak rambutnya sendiri.

"Jelas kamu gak ingat karena kepala kamu terbentur waktu itu, jadi ingatan kamu yang waktu kecelakan hilang."

Mentari menutupi keduaa telinganya dengan tangan.. "Ayah bohong, gak mungkin ini gak mungkin." Lirihnya.

"KAMU PEMBUNUH!"

"Aku bukan pembunuh, enggak. hiks hiks hiks." Menggeleng-geleng.

"Aku bukan pembunuh."

"Sekarang saya lega kamu udah tau cerita aslinya bagaimana  ibumu bisa meninggal." Ujar Dimas yang mendekat kearah istrinya seraya merangkul pinggang Sarah.

Mentari mendongak. "Ayah, ini akal-akalan cerita Ayah kan? karena Ayah terhasut wanita itu?"

"DIAM KAMU MENTARI!!" Bentak Dimas. "Dia tidak ada sangkut pautnya dengan ini!  jadi jangan salahkan istri saya!"

"Udah mas sabar!" Ujar Sarah yang mengelus punggung suaminya.

Dimas menengok kearah istrinya. "Dia udah membicarakan buruk tentang mu sayang." Ujar Dimas lembut pada istrinya.

"Lakukan terserah maumu,terhadap dia!" Lanjut Dimas yang Matanya menyorot kearah Mentari yang menangis.

Sarah mengangguk. "Iya Mas." Dimas pergi meninggalkan mereka menuju kamarnya. Sarah mendekat kearah Mentari yang tetunduk lesu seraya menangis.

Sarah menjambak rambut mentari hingga Mentari mendongak menatap dirinya. "Kamu dengar dikatakan Ayahmu hah?" Ujar Sarah membentak.

"Kamu itu adalah seorang pembunuh, PEMBUNUH IBU KANDUNGMU SENDIRI!" Menghempaskan rambut mentari hingga iya terdorong kebelakang.

Kali ini Mentari tidak bisa berbuat apa-apa, mentari hanya menangis dan terus menangis. Karena ayahnya yang mengatakan kalau Ibunya pergi diakibatkan dirinya dan dia di sebut oleh ayahnya dengan sebutan Pembunuh..

Mentari berteriak sekencang-kencangnya walapun didepan dirinya
Ada ibu tiri yang sedang memperhatikan dengan raut muka yang senang melihat kondisi mentari seperti ini.

"AKU BUKAN PEMBUNUHHH."

"AKU NGGAK MUNGKIN MEMBUNUH IBU,, hikss...!"

"AYAH BOHONG! AYAH BOHONG."

Setelah Mentari teriak pandangnya kabur dan pingsan tak tersadarkan diri.

Kalian bertanya-tanya, kemana Marchel?
Marchel ada namun pergi bersama temanya keluar..
Jadi Marchel gak bisa bantu Mentari..

Jangan lupa vote end komen😊

Mentari KebahagiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang