2. Fangirl Itu Cantik

829 159 11
                                    

Dava menatap bingung kearah serong kanannya. Bangkunya Yuna. Ini sudah 5 hari berlalu dan gadis itu masih mendiamkan dirinya. Ia ingin bertanya pada Yaya, Jira, atau Donna, tapi gengsi selalu mengalahkannya. Jika bertanya pada Teguh atau Dodit, yang ada mereka malah menakut-nakuti Dava dengan berkata bahwa diamnya orang sabar itu adalah pertanda mereka sudah benci.

"Coba lo pikir, pasti Yuna udah muak banget sama kelakuan lo. Trus dia datengin dukun dan minta lo naksir seorang fangirl. Mampus," Teguh yang tadi asik mencatat materi segera berbisik pada Dava yang tampak diam hanya memperhatikan Yuna.

"Diem lu, gue naksirnya Lala kok," balas Dava sibuk mencoret-coret belakang bukunya.

"Pstt Dav, lo gak tau ya kalau Lala juga kekoreaan?" Cori yang duduk didepan Dava sedikit mundur dan berbisik.

"Hah? Serius anjir?" tanya Dava tidak percaya.

Ya Tuhan... apa ini yang disebut karma?

"Udah gue bilang, lo bakal kena batunya," Teguh segera mengangguk-angguk. Dava termenung tidak percaya.

"Btw, Dav. Fangirl yang kekoreaan tuh cakep-cakep, ye? Gue aja minder gitu," ujar Cori. Perempuan berwajah sangar, yang mana adalah teman sebangku Dodit mulai berbalik setelah bunyi bel pergantian jam pelajaran berbunyi.

"Betul sih, cewe gue contohnya," Teguh mengangguk-angguk lagi.

"Jira khilaf doang mau sama lo itu," ujar Dava lagi, "gimana dong anjir, gue kan mau gebet Lala. Tapi dia malah suka kekoreaan," lanjut Dava lagi.

"Dav, masalah lo tuh dimana sih? Di yang suka kekoreaan, apa lo yang emang cuma hobi gangguin Yuna aja?" tanya Dodit ikutan berbalik setelah menyelesaikan catatan.

"Bener juga, padahal yang kekoreaan di kelas ini bukan cuma Yuna doang. Cewek gue, Donna, Yaya, trus Cori juga kadang-kadang suka. Nah sekarang gebetan lo kekoreaan juga, tapi tetep aja yang lo ganggu tuh si Yuna," ujar Teguh lagi. Dava terdiam untuk beberapa saat.

"Ya... soalnya cuma dia aja gitu yang kaya berlebihan gue lihat-lihat," jawab Dava lagi.

"Berlebihan dari mana? Gue gak pernah tuh liat Yuna ngepost snapwa, snapig, twitter, atau yang lain-lain tentang korea. Mentok-mentok cuma bahas sama temen-temennya dikelas, emang lo pernah liat?" tanya Dodit lagi.

Sial, Dava merasa terpojok.

"Engga sih, tapi ya dia bahas masalah itu sama temen-temennya kaya berlebihan aja gitu," ujar Dava sambil mengerlingkan matanya.

"Sama aja sih, Dav. Kaya lo lagi ngegame sama temen-temen lo, atau lagi bahas bola, jatuhnya sama aja kan? Gak bisa lo pukul sama rata gitulah," tiba-tiba Jira yang sedang membagikan buku ikutan nimbrung.

"Nah tuh, dengerin apa kata yayang gue," ujar Dava bangga.

"Bulol, lo," balas Dava sensi.

"Apa tuh bulol?" tanya Teguh.

"Bucin tolol," jawab Dava lagi.

"Anjim."

"Btw Dav, gue mau nanya deh," ujar Dodit lagi.

"Paan?"

"Yuna cantik gak?" tanya Dodit lagi.

"Hah?"

"Budeg, congean lu? Gue nanya, Yuna cantik gak?"

"Yuna..."

---

Sekarang disini Dava, di kedai ante sambil sibuk muter-muter mancisnya. Mikir pertanyaan Dodit yang belum sempat kejawab tadi kayanya.

Fangirl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang