6. Fangirl Itu Agak Gila

464 118 40
                                    

"Kembali ke studio, kembali ke studio. Teguh!" ujar Teguh, sementara dibelakang, Dodit udah puyeng muter-muter. Iya, mereka lagi meragain reporter yang bawa berita tentang angin puting beliung, Dona yang videoin. Asli, perut Dona udah keram nahan ketawa. Yaya sama Cori sampe ngemper di lantai, ketawa sampai bengek.

Teguh memonitor penampilan mereka, Dona langsung ketawa kenceng banget, "anjing, perut gue sakit banget nahan ketawa," ujar gadis itu sambil memegang perutnya.

"Alah, lo muternya kurang kenceng, Dit. Ulang kaga nih?" tanya Teguh pada Dodit yang masih menumpukan kedua tangannya pada lutut. Dunia Dodit kaya muter gitu.

"Diem lo, anjing. Masih muter nih," ujar Dodit, "aduh, puyeng!" Dodit memijat pelipisnya.

"Sini, Dit. Minum dulu," ujar Yuna yang sebenarnya masih bengek juga ngeliat kelakuan temen sekelasnya itu.

"Emang Yuna paling pengertian, gak kek lu berdua," tunjuk Dodit pada Yaya dan juga Cori.

Jira sama Dava masuk kedalam kelas. Bukan karena ada apa-apa, emang mereka berdua tadi dipanggil sama wali kelas, gak tahu juga deh ngapain.

"Ngape lu?" tanya Dava pas liat Yaya sama Cori masih bengek, sekarang ditambah sama Dona.

"Tadi Teguh sama Dodit kosple reporter sama angin puting beliung itu, Dav. Bengek banget gue Ya Allah," ujar Yaya masih memegangi perutnya.

"Nih, Yun. Makasih, ya?" Dodit kedip-kedip manja ke Yuna. Biasa sih sebenarnya dia begini.

"Mata lo, Dit. Hahaha," ujar Yuna kemudian ketawa bareng Dodit. Teguh masih mengecek video-video tadi, pantes Dodit pusing, ternyata mereka sudah melakukannya sebanyak 7 kali take. Gak paham lagi dah, mungkin aja rasanya dunia Dodit udah balik 180 derajat kini.

"Hahahaha, send ke gue, lur," ujar Dava selepas melihat video yang ditunjukin oleh Teguh.

"Anginnya kurang muter gak sih? Apa ulang ya, Dav?" tnya Teguh bingung.

"Udah, anjing. Udah. Pala gue dah puyeng banget," ujar Dodit pasrah.

"Lo mau gak jadi anginnya, Dav?"

"MATA LU, OGAH!"

"Yaya sama Cori bisa tuh bikin versi anak cewenya!" ujar Jira masih tetap ngakak.

"Gak mau!!" jawab mereka kompak. Melihat dari eskpresi Dodit yang keliatan pusing banget gitu, membuat nyali mereka ciut. Padahal tadi udah niat mau bikin juga.

Yaya kembali ke bangkunya sambil memegang dadanya. Ini jam pertama dan kosong, kayanya lagi pada rapat buat hari sumpah pemuda. Gak tahu juga deh, mending disyukuri saja.

"Oh iya. Yuyun? Jira? Aku membawa hadiah untuk kelyan," ujar Yaya sambil mengeluarkan kotak hadiah gitu, kemudian ia serahkan pada Jira dan juga Yuyun.

"Lho, buat gue?" tanya Dona.

"Gak ada, beb. Maaf, ya?" trus Yaya ketawa-ketiwi, untung Dona tabah orangnya.

"Aduh, apa ini?" tanya Jira sambil senyum-senyum. Teguh yang kepo, duduk menarik kursi Ucup, kemudian ikut duduk disebelah Jira.

"Sebenarnya perasaan gue gak enak, sih," ujar Yuna. Kotaknya berat terus gak ada suaranya gitu, apa isinya buku, ya?

"Yaya!!! Dicari nih sama Lala!!!" teriak Cori dari depan pintu, Yaya menoleh kemudian berjalan bangkit. Sebelumnya ia berpesan pada kedua temannya agar jangan membuka hadiah itu dulu.

"Dav! Ada sape tuh didepan," goda Dodit trus colek-colek Dava. Pemuda yang lagi ngakak gara-gara nontonin video di awreceh itu menoleh, kemudian mendapati Lala yang lagi melambaikan tangannya, dan memberikan isyarat pada Dava untuk menemuinya. Tanpa banyak alasan, Dava menurut.

Fangirl ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang