40. Pahit

8.4K 692 140
                                        

Happy Reading:)
Klo ada typo kasih tau🙏


.
.
.

Jangan meremehkan kebersamaan yang pernah kita lalui.

Sebelum waktu membuat kamu merasakan kehilangan yang menyakitkan, dan kamu hanya bisa menyalahkan semua keadaan.

.
.
.

Seharusnya hubungan mereka berdua baik-baik saja, tapi sayang, salah satu di antaranya menjaga jarak, sifatnya juga berubah semenjak beberapa hari lalu. Rasa tidak terima dan rasa penyesalan hadir membuat pikirannya terlampau jauh.

Sudah satu minggu terlewati, berarti waktu Dira memutuskan hubungan itu tersisa lima hari lagi. Jam berjalan seakan sangat cepat. Tidak pernah menunggu siapapun.

"Kak, tunggu!!" teriak Dira memanggil Arlan. Semenjak Dira berbohong waktu itu Arlan mulai menjauh darinya. Apa yang terjadi sekarang? Harusnya Dira yang menjauh, bukan Arlan.

"Kakk!!" Arlan menghentikan langkahnya tanpa berbalik arah. Ia hanya ingin Dira jujur padanya. Hanya itu. Arlan sudah memberi waktu satu minggu, tapi apa? Gadis itu tidak ada bercerita apapun kepadanya.

"Kak Ar kenapa ngejauhin Dira?" ujar Dira dengan suara serak. Ia menunduk menatap sepatu putih yang ia pakai. Banyak kalangan siswa-siswi memperhatikan keduanya. Koridor menuju arah lapangan saat ini memang ramai. Apalagi jika bukan untuk melihat Arlan dan teman-temannya bermain basket.

"Kalo ada salah, Dira minta maaf."

Davin, Kenzo, Boby, dan Agy memperhatikan interaksi keduanya. Mereka berempat sudah siap berdiri di lapangan.

"Kenapa gak jujur?"

Dira mengangkat kepalanya menatap punggung Arlan dari belakang. "Maksud Kak Ar apa?" tanyanya bingung.

Tanpa berkata apapun lagi Arlan kembali melangkah menyusul teman-temannya yang sudah mulai bermain. Dira menatap kepergian Arlan dengan wajah murungnya.

"Udah Ra. Lo coba jelasin ke Kak Arlan aja. Jangan dipendam sendiri," usul Raya yang baru menghampiri Dira. Walau ia tidak tau apa masalah Dira dan Arlan. Tapi lebih baik Dira mengatakan apa yang ia sembunyikan dari lelaki itu.

"Gue takut, gue takut Kak Ar kenapa-napa."

"Kalo kayak gini caranya Kak Arlan semakin menjauh dari lo, ikutin kata hati kecil lo, Ra." Raya memeluk Dira dari samping mengusap-usap baju gadis itu.

"Oke, nanti gue coba cerita."

***

Waktu istirahat sudah habis. Semua murid masuk ke kelasnya kecuali keempat lelaki ini masih duduk ditengah-tengah lapangan dengan santai nya.

"Sampai kapan lo diamin adek gue?" Davin membuka tutup botol yang sudah ia sediakan sebelumnya.

"Ada masalah apa si, Ar?" tanya Boby yang sedang menselonjorkan kakinya. Bermain basket membuat kakinya lelah.

"Dia gak jujur sama gue," ungkap Arlan terang-terangan. Mendiamkan Dira bukanlah hal yang mudah. Ia juga rindu kelakuan gadis itu.

"Dia pasti ada alasan kenap gak jujur, Ar." Kenzo baru saja datang dari arah kantin lalu melempar botol berisi air es kepada Agy dan Boby dan disambut keduanya dengan cepat.

ARLANDIRA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang