Kelima

1 1 0
                                    

***

"Bang? Tumben pulang telat?" Jam menunjukan pukul 10.00 malam.

"Tadi mampir dulu ke rumah Bara, bun" padahal nyatanya ia hanya keliling kota dengan motornya, sesekali mampir ke minimarket atau pom bensin sekedar untuk beristirahat sejenak.

Fero tidak ada bedanya dengan Rahma, keluarga yang berada namun sederhana. Keluarga mereka masih bisa dibilang harmonis.

"Mas Tentra sama Ayah kemana, Bun?"

"Mancing. Tapi jam segini belum pulang pulang itu mereka. Biar aja, kena masalah sampai rumah." Fero hanya terkekeh mendengarkan omelan sang bunda seraya membayangkan ayahnya yang pasrah mendengar omelan bundanya.

Fero langsung menuju kamarnya saat belok kanan setelah mencapai anak tangga terakhir. Rumah Fero 2 lantai.
Tidak berganti pakaian, hanya menaruh tasnya asal, ia langsung merebahkan badannya di tempat tidurnya.

Bunyi notif ponselnya membuat ia terjaga dari tidur lelapnya.

"Ngapain lagi ni si orang gila"

Bos Rahma
Gue mau telfon lo, angkat telfon gue

Kenapa emang?

Penting anjr, angkat aja napa si?!

Iya bu bos, gue angkat.

"Kenapa telfon? Uda malem gila"
"Si Keysha besok balik dari Paris!!!"
"Hah? Beneran? Ko gabilang di grup aja? Ko cuman lo yang dikasi tau? Ga adil ni, yang sahabatan sama Keysha bukan lo doang"
"Ngomel terus, bukannya seneng. Emaknya yang bilang, hpnya rusak, trus hapalnya nomor hp gue"
"Besok sampe Bandara? Jemputlah jan engga"
"Besok Sekolah gemblung, sadar ga lu?"

***

"Pagi banget ni tuan muda datang ke Sekolah" Rahma yang berbicara.

Fero hanya memasang wajah datar saat tau Agam datang ke arah mereka saat baru saja tiba di parkiran. "Ngaca bu bos, lo juga datang pagi. Gue cabut ke kelas, bay bu bos"

"Ngobrol apa sama Fero?"

"Biasalah, dia kan emang gitu" Rahma sebenarnya tidak nyaman didekati Agam secara terang terangan di depan banyak orang. Ia sedikit menjaga jarak.

"Kok ngehindar? Kenapa?"

"Hah? Gak menghindar kok, kalau gitu ayo masuk ke kelas aja"

***

"Waduuu pak bos uda punya istri mau cari yang baru nih?"

"Bukan istri sialan, mulut lo tang"

"Apa? Mau apa? Yang gue ledek kan Feroo kok jadi lo yang marah marah si Vin?"

"Terserah lo aja tang, emang lo ma punya nyawa 9 kaya kucing, biar aja Vin, ntar nyesel sendiri" ujar Bara pada Kevin

"Bukan istri tang, pacar yang sebentar lagi putus"

"WOOOO MAS FERO KO GITU"

"Berisik anjj---"

Bara menepuk pundak Fero sambil berkata, "Waduuu, maaf ya Fer, bukan apa apa ini. Tapi liat di koridor sana tuh" sambil menunjuk ke arah koridor, dimana tak jauh dari sana ialah kelas Agam.

"Mantap kali mereka, senang ni bisa panas panasin Mas Fero..."
"Yaudah minta maaf deh, liatnya gausah kaya gitu deh, Bintang jatuh cinta ntarnya.. "

"Perlu di doain ya lo tang" kata Kevin sambil tersenyum miris ke arah Bintang.

FeMaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang