Keenam

4 1 0
                                    

"Nanti pulang jalan yuk?, Rahma"

"Kemana Gam? Gue males kalo ke situ situ lagi"

"Iya, keliling keliling aja, tapi balik dulu naro motor kamu"

"Hah?" Rahma sedikit terkejut Agam memanggilnya dengan kata "kamu", namun tak bisa dihindari kenyataanya dia memang senang mendengarnya

"Gimana? Temen kamu itu, nanti Sekolah disini juga?" Agam membuka percakapan kembali. Bukan hanya Fero yang diberitahukan hal ini, Agam juga diberitahu. Rahma tipe perempuan yang menceritakan sesuatu (walau tidak semua) kepada laki laki yang disukainya,

"Iya, kata dianya sih gitu, tapi gatau jadi apa gak"

"Pusing, cerewet aja dia itu orangnya"

"Gapapa dong!! Rame kan punya orang orang disekitar kita yang kaya dia?" Ucap Rahma.

***

Istirahat kedua tiba, semua berlomba lomba pergi ke kantin.

"Yu! Ayu! Titip gorengan ya!" Teriak Rahma pada Ayu yang berlari ke arah kantin dengan ibu jari yang diarahkan ke arah Rahma

"Kasiannya si Ayu jadi babu, parah ni orang"

"Heh Fero, otaknya di refresh dulu coba itu, dia sendiri yang bilang biar dia yang beli soalnya pasti rebutan buat beli gorengan. Susah kalo bertiga kesana!" Panjang lebar Caca menjelaskannya dengan kesal membela Rahma

"Biarin ajaa lemot otaknya"

"Yeee bercanda kali, bu bos, itu joke. U know joke?"

"Galucu Fer, orang denger jadi fitnah"

"Iya, bu bos, maafin Fero yang mencintai sepenuh hatinya ya bu" Bara menimbrung

"Salah minum lo, Bar?" Ejek Rahma pada Bara

"HAHAHAHA koe tak sayang sayang!!" Ucap Bintang membuat Bara menarik Kevin untuk sama sama mendorongnya masuk ke dalam kelas dan menahannya dari luar.
Fero menarik lengan Rahma agar mengikutinya sedikit agak jauh dari teman temannya.
"Nanti pulang ke gramed."

"Hah? Ngapain gila, gue gabisa lagian juga"

"Kan kemarin gue pergi gitu aja"

"Gausah, nanti gue bisa ko, sendiri"

"Yakin sendiri? Boleh emang sama ibu?"

"Sama Agam sih, belum izin juga sebenernya, liat nanti aja sih"

"Kenapa sih? Agam aja terus? Dia aja gak jadiin lo pacarnya? Waras gak lo?" Ujar Fero kesal, ia tau seharusnya ia sedikit tau diri, walau ia bersahabat dengannya, tapi ia tetap tak menerima kenyataan, kalau Rahma sugguhan melupakan dia dan bersenang senang dengan lelaki lainnya. Ia menahannya sejak dulu.

"Lo sendiri ngapain urusin masalah percintaan gue? Mabuk lo?" Mata Rahma sinis melihat Fero, sejak dahulu dia selalu ikut campur kedekatannya dengan teman laki lakinya, bahkan sekarang? Kisah percintaan anak SMA yang dia bayangkan bahkan dihambat.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo, bisa? Pulang Sekolah"

"Sebentar apa lama? Gue ada janji"

Fero sambil berbalik ke arah teman temannya berkata, "lama".

FeMaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang