4. Hubungan

10 2 0
                                    

"Terkadang hati memerintah kita tuk berhenti."

*****

Gelap, perasaan ini mengingatkanku dengan rasa tepat setelah tali terikat dileherku.
Perasaan ini membuatku memutar kilas balik waktu, terlihat aku dan Benno sedang asik mengobrol di bawah beringin tua sambil menikmati es krim vanilla.
Uh... asam pahit kehidupan.

Toel

Perasaan apa lagi ini?
Sekarang aku merasa seseorang telah mencolek pipiku.

"Nyet, bangun!"

Aku merasakan nafas seseorang tepat di depan wajahku.

Aku mengumpulkan tenaga dan dengan pelan membuka kedua mataku.
○_○

"E-eh...."
●\\\●

Aku terbangun dan mendapati wajah seorang laki-laki tepat di depanku dan nyaris hampir menciumku.

"Bisa minggir enggak?" ucapku sambil memalingkan wajah.

"Sure," jawabnya santai.

"M-mau apa barusan?!" tanyaku gugup.

Dia mendekatkan wajahnya ke arahku.
"Cek suhu tubuh, seperti ini."
Wajahku memerah tomat, sekarang dahi kami bersentuhan.

"Gak panas," ucapnya enteng.

Enteng banget dia bilangnya, batinku sembari memalingkan wajah.

Dia tampak asing bagiku, aku tidak mengenalnya sama sekali, bahkan berpapasan saja tidak pernah.

"Siapa?" tanyaku.

Alis sebelah kanannya naik.

"K-E-N-T," eja nya.

Mendadak aku teringat sesuatu, nama yang pernah kudengar hari ini.

"Oh, kamu yang nyelametin aku tadi?"

Dia tampak menghiraukanku, lalu beralih dengan kaos olahraganya.

"T-TUNGGU! g-gak malu ada aku?!"

Seperti yang aku kira, dia mengabaikanku dan mengganti seragamnya dengan kaos olahraga biru, di depanku. Sontak aku menutup mata, tak mau melihatnya telanjang.

"A-APA YANG KAMU LAKUKAAN?!?!" teriakku sambil salah tingkah.

"Bodo."

Aku menutup mataku untuk menjaga kesuciannya.

/klak/

Lah... udah pergi? gumamku

Perlahan aku membuka mata, dan benar dia menghilang.

"Bener-bener," ucapku kesal.

Aku mengamati sekitarku, mengingat dimana ini.

"B-bukannya ini lab kimia tempat yang dimaksud si Faren, dan sekarang jam...."

Aku melihat jam dinding lab.

"Gawat sudah lewat jam istirahat kedua, itu artinya...."

Belum selesai ucapanku, tiba-tiba pintu terbuka dengan keras, terlihat jelas Faren dengan wajah seramnya menatapku. Dia mulai mendekatiku.

"F-faren, tolong jangan-"

/grab/

Kalimatku terpotong oleh Faren yang tiba-tiba memelukku. Samar-samar terasa rasa panas di dadanya. Dan, aku merasakan seragam bagian pundak aku basah.

"Faren..." panggilku lirih.

Dia menghiraukannya.

"Kenapa?" tanya dia dengan suara parau.

"Iya?" sahutku pelan.

Faren merapatkan pelukannya yang membuat badanku terasa sedikit sesak.

"Kenapa tiba-tiba kamu berubah, Kal. Apa aku berbuat salah? padahal kemarin aku lihat kamu tersenyum manis saat aku menyatakan perasaanku, dan kamu menerimaku. Tapi kenapa sekarang? kita baru 2 hari pacaran, Kal."

Ucapannya sedikit membuatku bersedih. Aku tau dia memang tulus mencintaiku, untuk saat ini, namun kedepannya, aku telah mengetahuinya.

Aku mengusap sedikit air mata di pipiku.

"Maaf, Faren. Mungkin kemarin aku gegabah menerima kamu," jawabku mengarang.

Faren dengan pelang melepaskan pelukannya dariku.

Ah, lega... batinku.

Aku menarik nafas. "Maafkan aku, mungkin aku egois."

Faren menatap ubin lantai dengan sendu.

"Faren terimakasih, aku senang kamu menyukaiku, tapi maaf perasaan tidak bisa dipaksakan, masih banyak perempuan yang lebih baik dariku di dunia yang luas ini," jelasku.

Faren mengangkat wajahnya dan tersenyum kecut kearahku.
"Bagaima penjelasan tentang peribahasa dunia selebar daun kelor?"

Aku terdiam dan melamun.

Maafkan aku, tapi ini lebih baik untukmu dan untukku kedepannya, batinku.

Lamunanku buyar saat melihat Faren yang telah berasa di daun pintu dan melangkah keluar.

Maafkan mama mu ini, Chicca... mama enggak akan pernah melihat kamu lagi, karena ini juga mama lakukan buat Chicca, gumamku.

"Sekarang, dimana Benno," ucapku.

"Kamu memanggilku?"

*****

tbc.







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KALMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang