01

16.3K 1.6K 23
                                    

Matahari pagi menembus celah jendela kamar. Seorang omega yang merasa terganggu dengan cahaya matahari perlahan mengusap matanya yang masih terasa mengantuk.

Perlahan dia berbalik dan mendapati seseorang duduk diujung kasur, dia terlihat memasang jubahnya.

Omega bernama Rayan.
Duduk menatap punggung orang yang tak pernah dia sentuh.

'Dia selalu bangun pagi' batin Rayan.

Sadar diperhatikan, orang tadi menoleh.
"Tidurlah lagi, ada pekerjaan yang harus ku selesaikan"

"Ba-baik" jawab Rayan gugup. Setelah berkata seperti itu, orang yang ternyata menyandang gelar raja berlalu keluar dari kamar.

"Hah!" Rayan membaringkan tubuhnya kembali diatas kasur king size. Ukuran kasur ini membuat keduanya tidur berjauhan.

Rayan berbalik lalu menyentuh ujung bantal raja.
'Sudah satu tahun, tapi aku masih merasa canggung tidur maupun bicara dengannya'

Berkali-kali Rayan menghela nafasnya berat. Ratu sudah wafat beberapa bulan lalu, sejak awal raja memang terkenal bersikap dingin tapi setelah ratu wafat raja semakin menutup dirinya bahkan pada Rayan yang sudah resmi menjadi permaisuri.

Usia yang terpaut 20 tahun menambah jarak diantara keduanya. Raja Adnan mungkin menganggap Rayan hanya remaja yang tak tau urusan istana, tapi Rayan berusaha belajar menjadi permaisuri yang baik.

"Bagaimana caranya aku membuat dia melihat ku ? Menatap matanya saja aku takut" gumam Rayan melihat langit-langit kamar.

"Ah! Sudahlah... aku harus bersiap-siap!"
Kegiatan Rayan sejak menjadi permaisuri tak pernah berubah.
Dia harus belajar tata krama bangsawan kelas atas, Rayan dilatih menjadi calon ratu selanjutnya.

Usia Rayan yang masih sangat muda membuat dia harus banyak belajar. Cara makan, duduk, bicara dan banyak hal lainnya yang cukup sulit dilakukan oleh Rayan yang notabene berjenis omega laki-laki.

Rayan memang tidak diwajibkan memakai gaun tapi tidak terkecuali sebagai gantinya Rayan harus memakai pakaian yang sangat rumit dipakai seorang diri.

Di tengah kesibukkan Rayan berlatih.
Adnan berjalan bersama pelayan pribadinya melewati ruang latihan Rayan.

Langkahnya terhenti saat melihat Rayan hampir jatuh saat berjalan seimbang diatas balok kayu dengan buku-buku di kepalanya.

"Yang mulia, apakah anda ingin mampir sebentar menyemangati tuan Rayan ?" Tawar pelayannya.

Adnan diam sesaat lalu kembali berjalan.
"Lanjutkan penjelasanmu tadi"

"Ba-baik yang mulia,.." pelayan pribadi Adnan memperbaiki kacamatanya lalu kembali melanjutkan penjelasannya.

Tak ada satu orang pun mengerti isi pikiran Adnan. Kenapa dia setuju menikah dengan Rayan tapi tak terlihat keromantisan dari keduanya.

Semua orang tau kalau raja masih terpukul dengan kepergian ratu tapi semua itu tidak menjadi sebuah alasan Adnan bersikap demikian pada Rayan yang juga terpaksa meninggalkan masa remajanya untuk menetap di istana.

.
.

Bersambung ..

(Tamat Ebook) Isteri Untuk Raja (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang