02

14.1K 1.6K 18
                                    

Seorang pelayan terlihat berlari menyusuri lorong istana. Kakinya berbelok kearah ruang kerja raja.

Brak!
Tanpa permisi atau mengucapkan salam, pelayan tadi membuka kasar pintu ruangan.

Adnan dan pelayan pribadinya menatap kearah pelayan yang terlihat mencoba mengatur nafas.

"Apa yang kamu lakukan ! Tindakan mu sungguh tidak terpuji !" Pelayan pribadi Andan memarahi pelayan wanita itu.

Sadar akan sikapnya cepat-cepat pelayan wanita membungkuk meminta maaf.
"Maaf atas tindakan tidak sopan saya yang mulia, tapi ada hal genting yang harus saya sampaikan"

"Kam su-" Adnan menahan tangan pelayan pribadinya. Mengerti, pelayan pribadi Adnan langsung mengunci bibirnya.

"Hal genting apa ? Bicaralah"

Pelayan wanita tadi menatap Adnan.
"Tuan Rayan diserang seseorang saat berkunjung ke panti asuhan!"

Alis Adnan naik saat mendengar kabar barusan.
"Di mana dia sekarang ?" Tanya Adnan dengan intonasi suara yang tenang.

"Tuan Rayan sekarang ada di ruang perawatan yang mulia, beliau-" belum selesai pelayan wanita bicara, Adnan beralih pada pelayan pribadinya.

"Padu, lakukan semua sesuai rencana.. sisanya nanti ku kerjakan "

"Baik yang mulia" pelayan bernama Padu menundukkan kepalanya tanda dia mengerti.

Adnan berjalan melewati pelayan wanita tadi dengan langkah kaki yang cukup cepat. Pelayan wanita tadi dan Padu mengikuti langkah kaki Adnan dari belakang.

Saat tiba di ruang perawatan semua orang yang ada disana menunduk kecuali Rayan yang tidak tau kalau Adnan datang, Rayan membuka mata karena ruangan tiba-tiba hening dan mendapati Adnan sudah berdiri di dekatnya.

"Yang mulia!" Rayan yang terkejut berniat bangun tapi ditahan oleh Adnan.

Adnan bisa melihat luka di lengan kiri Rayan.

"Apa yang terjadi ?" Tanya Adnan menatap tajam para pelayan juga penjaga yang memang di tugaskan khusus untuk mengawasi dan menjaga Rayan.

"Tuan Rayan seperti biasa datang untuk kunjungan, semua ini luput dari penglihatan dan penjagaan kami yang mulia.. kami mohon ampun!" para pelayan dan penjaga berlutut di hadapan Adnan.

Adnan menatap Padu, Padu yang mengerti langsung berdiri dihadapan para pelayan dan penjaga.

"Yang mulia sudah mempercayakan tugas ini pada kalian, tapi kalian membuat beliau kecewa"

Mereka hanya bisa pasrah dengan keputusan yang akan keluar dari mulut Padu.

"Kalian akan digantikan dengan para pekerja baru!" Mendengar kata-kata Padu, Rayan langsung bangun dari posisi tidurnya.

"Tunggu dulu! Ini bukan murni kesalahan mereka.. aku yang meminta dan membiarkan masyarakat masuk berkumpul bersama anak-anak panti asuhan! Aku yang salah!"

"Tuan maafkan saya, tapi ini keputusan yang selalu kami ambil bila mereka tidak bisa bekerja dengan baik"

"Aku tidak bisa membiarkan para pelayan ku dipecat! Hanya aku yang boleh mengatakan itu!"

"Tapi tuan-" Adnan mengangkat tangannya yang berhasil membuat Rayan dan Padu berhenti berdebat.

Semua langsung menunduk saat melihat tanda dari Adnan.
"Keselamatan mu lebih penting, membiarkan mu terluka artinya mereka tidak bisa bekerja dengan benar.. " kata Adnan dengan suara beratnya.

"Ugh.." Rayan meremas celananya.

".. aku tidak bisa memberi toleransi pada hal seperti ini, hari ini di lengan.. mungkin besok belati itu akan menancap di perut atau jantung mu" Rayan mengigit bibirnya, dia tidak bisa membantah kata-kata Adnan.

Adnan berbalik menatap Padu.
"Turunkan jabatan mereka ke posisi 2"

'Eh!' Rayan terkejut.
Posisi dua artinya mereka masih melayani Rayan tapi hanya di dalam istana.

"Baik yang mulia" Padu mengangguk paham.

Setelah berkata demikian, Adnan berjalan keluar tapi sebelum dia benar-benar keluar dari ruang perawatan, Adnan berbalik melihat Rayan yang tersenyum bahagia memeluk para pelayannya.

Adnan terdiam beberapa detik lalu kembali berjalan keluar dari ruang perawatan.

.
.

Bersambung ...

(Tamat Ebook) Isteri Untuk Raja (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang