03

13.6K 1.5K 38
                                    

Adnan duduk di kursi kerjanya.
Beberapa menit kemudian, Padu datang memberitau kalau prajurit berhasil menemukan orang yang sudah melukai Rayan.

Dengan wajah tenang, Adnan berjalan keluar dari ruangannya. Saat pintu di buka, prajurit sudah berdiri disana bersama orang yang melukai Rayan.

Bukannya takut orang tadi malah menatap Adnan sinis.

"Hei! Tunjukkan sikap hormat mu pada raja!" Mendengar Padu marah, prajurit langsung memaksa orang tadi berlutut di hadapan Adnan.

"Aku tidak akan berbasa basi, katakan kenapa kau melukai permaisuri ku ?"

Orang tadi mendongak menatap Adnan.
"Cih, aku muak melihat sikap kalian para bangsawan terutama orang yang anda sebut permaisuri itu.. apakah anda tidak malu menikah dengan omega ? Apa jadinya kerajaan apabila memiliki ratu sepertinya ?! Aku sangat malu melihat kerajaan memilih seorang omega untuk mendampingi raja! Aku merasa jijik melihat wajah sok baiknya!"

Mendengar kata-kata orang ini, feromon Adnan keluar dan berhasil membuat keempatnya bergidik ngeri.

"Bunuh dia" kata Adnan yang berjalan menjauh dari keempatnya.

Wajah orang tadi berubah ketakutan saat perintah itu keluar dari mulut Adnan.

Padu yang sempat terdiam langsung menatap orang tadi.
"Kamu membuat yang mulia marah, kamu juga tidak berhak menghina permaisurinya.. andai kamu memohon ampun, mungkin beliau akan mempertimbangkan hukuman mu..bawa dia pergi" Padu berjalan menyusul Adnan.

Kedua prajurit langsung menyeretnya.
"Tunggu dulu! Aku belum sempat membela diri ! Kerajaan macam apa ini ?! Kalian tidak mendengar keluh kesah ku sebagai rakyat!! Hei !!" Tapi protesnya sudah terlambat.

Adnan memang terlihat tenang tapi sekali dia marah, dia tak segan untuk menghabisi nyawa orang yang berani memancing emosinya.

"Hah.. " Adnan berhenti berjalan lalu menyentuh kepalanya.

Padu berhasil menyusul Adnan.
"Yang mulia, anda terlalu memaksakan diri.. tidak perlu menahan emosi bila anda marah, akibatnya akan-" Adnan mengangkat tangannya tanda dia ingin Padu berhenti bicara.

"Jangan biarkan siapapun masuk ke kamar, paham ?"

"Ba-baik yang mulia" Padu yang mengerti membiarkan Adnan berjalan sendiri kearah kamarnya dan Rayan.

Melihat Adnan sudah masuk.
Padu bergegas mencari para prajurit untuk menjaga kamar.

Setiap kali Adnan mengeluarkan feromonnya saat itu juga rutnya selalu datang.

Tak pernah bercinta selama satu tahun lebih membuat Adnan tersiksa.
"Hah...hah...ha.. " Adnan membaringkan tubuhnya diatas kasur, perlahan tangannya bergerak membuka jubah yang dia pakai.

"Hah.. " Adnan memaksa dirinya untuk bangun mengambil obat di laci meja dekat kasur.

Tapi..

Krekk ~

DEG!
Mata Adnan membulat saat melihat Rayan masuk ke dalam kamar.

"Apa yang kamu lakukan disini ?" Tanya Adnan karena setaunya Rayan ada di ruang perawatan.

"Ah, ma-maafkan aku yang mulia.. tapi aku harus bersembunyi sebentar untuk menghindari tabib istana.. aku tidak mau minum obat pahit itu" Rayan menempelkan kupingnya dipintu kamar.

Dia bisa mendengar tabib bicara dengan Padu dan prajurit yang baru datang. Merasa sudah aman, Rayan tersenyum.

"Baik te-" belum sempat Rayan berbalik.

Tep.

Deg! Tangan Adnan mengurung Rayan diantara pintu.

Wooossshhhh~

Deg...deg...deg!!
Jantung Rayan berdebar kencang. Dengan cepat Rayan menutup hidungnya, bau manis yang datang entah dari mana ini berhasil membuat kedua pipi Rayan bersemu merah.

Dia melirik wajah Adnan yang ternyata sangat dekat dengannya.

'Uaahh!!' Rayan bisa melihat kedua pipi Adnan memerah juga nafas yang terdengar berat.

Ini pertama kalinya Rayan melihat sisi lain dari diri Adnan.

.
.

Bersambung ...

(Tamat Ebook) Isteri Untuk Raja (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang