着黒 : cincin berlian

811 92 17
                                    

Untuk :  [Hongika

...

Didalam gedung aula, terlihat Kuroko Tetsuya sedang berjongkok dengan salah satu dengkulnya menjadi tumpuan. Sementara kakinya yang satu lagi kokoh menyangga di depan.

Kedua tangannya memegang sebuah kotak merah. Perlahan tangan kanannya membuka kotak itu. Menampakkan sebuah cincin berlian yang berkilau.

Kuroko mengukir senyuman manis pada pemuda yang berdiri di depannya; Kise Ryouta.

"S-senyuman Kurokocchi manis sekali. Aku tidak kuat-ssu." Batin Kise. Tangannya mencengkeram dadanya yang berdegup tak karuan itu.

"Untuk diri mu, duhai pujaan hati ku. Bersediakah engkau untuk sehidup semati bersama ku?" Ucap kuroko lembut. Masih dengan senyuman malaikat yang indah di bibirnya.

Jangan salahkan Kise jika tiba-tiba dirinya pingsan. Karena hal apapun yang di lakukan Kuroko pada dirinya, pasti membuat hatinya meleleh.

"Ya tuhan! Ya tuhan! Ini bukan mimpi!"  Girangnya dalam hati.

"Berkelana.. eh mengelilingi atau berkelana Kise-kun?" Tanya kuroko tiba- tiba.

"Eh.." Kise pun akhirnya tersadar. Sekaligus ingat dengan tugas yang ia lupakan.

"Tolong Kise-kun, jangan melamun terus. Katanya ingin membantu aku latihan teater. Kalau Kise-kun tidak niat, aku minta Akashi-kun saja." Ujar Kuroko sedikit kesal.

"Jangan dong Kurokocchi. Sama aku aja-ssu."

"Yasudah tolong bantu aku. Koreksi setiap dialog yang aku ucapkan. Benarkan juga jika aku salah. Ayo kita ulang lagi." Titahnya .

"Iya-iya ssu." Sahutnya pasrah, mengingat semua itu hanyalah dialog dalam teater, dan bahkan berbeda kelompok dengannya.

Yoi Bakwan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang