kuroko

562 55 9
                                    

Kuroko merebahkan tubuhnya di atas kasur. Lekas memeluk boneka beruang coklatnya, yang selalu setia menemaninya. Berbanding terbalik dengan si pemberi; Akashi Seijuurou.

Di saat kuroko ketakutan akan kesunyian malam, boneka beruang itu bersedia menjadi objek pelukannya. Membuatnya hangat dan nyaman hingga pagi datang.

Di saat kuroko sedih, dan tidak bisa mengungkapkannya pada orang lain, ia selalu bercerita pada boneka itu. Dikala ia menangis, air matanya akan terhapus oleh bulu-bulu coklat yang terasa lembut di kulitnya.

Kuroko terkadang membandingkan, bahwa boneka beruang lebih cocok menjadi kekasihnya di banding Akashi. Bahkan kuroko berfikir, bahwa boneka beruang lebih cocok menjadi orang tuanya di bandingkan yang sekarang.

Boneka beruangnya selalu ada.

Boneka beruangnya pasti setia.

Sekalipun itu tuli.

Sekalipun itu bisu.

Sekalipun itu benda mati.

Kuroko sangat menyayanginya. Kuroko tidak mau dipisahkan dengannya. Kuroko ingin selamanya dapat memeluk boneka beruang coklatnya.

Gila? Memang. Tidak waras? Pastinya. Kalau orang sudah tergelincir dalam lubang kesedihan, dan hanya ada sebuah boneka beruang menemaninya, di anggap gila pun tak masalah.

Nah, kuroko contohnya.

Kuroko tersenyum manis kearah bonekanya. Menatap manik hitam itu dengan sangat lembut, kemudian berkata, "Tak papa. Aku sudah baik-baik saja kok. Terimakasih kau mau tersenyum untukku. Terimakasih."

Kuroko pun mengecup pipi berbulu boneka beruangnya. Lekas mendekapnya, sebelum memejamkan mata, dan beristirahat atas harinya yang melelahkan.

A/N: untuk boneka beruang ku:)

Yoi Bakwan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang