Hari ini Chaeri dipaksa oleh Jeyou untuk makan dikantin saat jam istirahat. Awalnya Chaeri menolak, namun Jeyou terus memaksanya yang akhirnya Chaeri terpaksa menurutinya. Jujur saja Chaeri langsung merasa asing saat sampai dikantin.
Suasana ramai seperti ini benar-benar sangat menakutkan untuknya. Teringat dulu ia pernah nekat makan dikantin sekolahnya sendirian sekali karena lupa membawa bekal dan saat itu ia sangat lapar. Tapi bukannya makan, ia malah kena bully, padahal ia hanya ingin makan. Memori - memori itu langsung menghampiri kepalanya, yang membuatnya ketakutan.
"Lo mau makan apa, Rin?" tanya Jeyou. Tapi tak ada jawaban yang membuat Jeyou menghadap ke Chaeri. "Kok diem aja lo? Kebiasaan banget."
Chaeri tersadar dari lamunannya. "Apa aja nggak apa-apa."
"Lo kenapa, sih? Nggak suka ya gue ajak ke kantin?"
"Bukan gitu kok." Chaeri jadi tidak enak sendiri. "Ayo kita cari tempat duduk."
Setelah Chaeri dan Jeyou menempati meja yang masih kosong, Jeyou pergi memesan makanan. Sedangkan Chaeri yang tinggal sendirian menoleh kesana kemari dengan gelisah. Suasana kantin ini tidak cocok sama sekali.
Saat Chaeri menoleh ke kiri, Chaeri sadar ada yang memperhatikannya, namun gadis itu membuang pandangannya. Padahal Chaeri yakin sekali gadis itu tadi memperhatikannya. Ah apa karena Chaeri sedang gelisah jadi seperti ini?
Namun setelahnya Chaeri sangat terkejut saat gadis itu diguyur satu gelas es oleh siswa yang tiba-tiba datang padanya. Bayangan-bayangan tentang dirinya langsung memutar seketika, hal yang sama, posisi yang sama, malu dan rasa sakit yang sama.
Chaeri ketakutan setengah mati dan ia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Hanya saja hatinya terus memaksa bahwa ia harus membantu gadis itu. Saat ini ia adalah Jo Chaerin, bukan Chaeri gadis yang selalu dibully disekolahnya. Tapi bagaimana cara Chaeri membantunya?
Gadis itu masih memejamkan matanya saat dia merasa guyuran es itu tidak lagi membasahi kepalanya. Keadaan sekitarnya pun tidak seriuh saat menyorakinya tadi. Dengan perlahan, dia berusaha membuka matanya.
Tangan Chaeri masih menggenggam pergelangan tangan siswa yang mengguyur es tadi, membuat guyuran itu terhenti. Dengan sedikit nyali yang ia punya, Chaeri benar-benar nekat melakukan ini semua.
"Lo ngapain, sih?" tanya siswa itu pada Chaeri lalu melepaskan tangannya.
"Gue.." mata Chaeri bergerak gelisah. "Gue menghentikan lo lah."
"Kenapa lo ikut campur, Rin?" tanya teman siswa itu.
Sama. Mereka berkelompok, lalu mengganggu yang sendirian.
"Emang kenapa kalo ak- gue ikut campuran?" tanya Chaeri dengan berani. "Kalian tuh kenapa sih suka banget mengganggu orang lain?"
"Ini bukan urusan lo kali." siswa itu terlihat tersinggung. "Sejak kapan lo ikut campur, sih? Biasanya juga lo nggak perduli."
"Ak- gue cuma nggak mau lo ganggu orang lain yang nggak salah apa-apa."
Sesuai dugaan Chaeri, siswa itu sudah marah sekarang. Dan sudah berniat untuk mendekatinya. Tentu saja berani, berkelompok. Namun saat siswa itu baru saja melangkah, Jeyou yang tiba-tiba datang menghentikannya.
"Jangan bikin masalah, bisa?" tanya Jeyou pada siswa itu.
"Temen lo duluan ikut campur urusan gue!" ujar siswa itu sengit.
"Mending lo pergi sebelum gue laporin guru." Ujar Jeyou tenang. "Gue osis, gue punya tanggung jawab atas hal ini."
"Bisanya bawa-bawa jabatan. Ngeselin banget lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCIA • Cha Junho
Fiksi Penggemar"Jadi, sekarang aku ada di dimensi lain?" Sejak terbangun dan berada di dimensi lain, Chaeri merasa telah berlari jauh dari dunia kelam di dimensi asalnya. Tapi Chaeri tidak tahu, sejauh apalagi jarak yang harus dia tempuh setelahnya. Glopeachy, 202...