Eleven - Sorry.

5.9K 784 372
                                    

keringat terus menerus keluar dari pelipis jisung, karena chenle tak kunjung sadar sedari kemarin. dia tak mau kehilangan orang yang selama ini membuat hidupnya menjadi lebih indah.


chenle itu lelaki yang kuat, ia bisa saja melawan saat diculik tadi. hanya saja lelaki yang menculiknya lebih tinggi dibanding dirinya.

"chenle...kau kuat sayang,"ucap jisung sembari menggengam dan mengecup singkat tangan kecil chenle.

sudah sejak 5 jam lalu, namun chenle belum kunjung bangun dari komanya. dokter bilang kaki chenle mempunyai luka dalam karena joe menusuknya dengan sangat keras.

"chenle-ah...you're strong"ujar jisung kemudian ia kembali menintikkan air matanya.

orang tua chenle belum tau masalah ini, orang tua chenle berada dichina. jadi cukup jauh untuk bisa datang kembali ke korea.

belum lagi, semua teman dekatnya yang sedang mengkhwatirkan chenle di luar sana.

"oi sini lu,"ujar haechan sembari menunjuk ara untuk segera datang ke tempat duduknya.

"chan... hiks maafin araa"

haechan tak tega melihat seorang perempuan menangis,"sst,kita maafin kamu ra. asalkan kamu mau berubah"

ara menatap haechan sembari menghapus air matanya,"beneran chan? ta-tapi-"

"semua orang pasti punya kesempatan untuk berubah, bukankah itu lebih baik?"lanjut haechan sambil memeluk ara, dan akhirnya ara mengganguk.

"ehem."dehem seorang lelaki dengan wajah menjengkelkannya.

siapa lagi kalau bukan, mark lee.

"cemburuan banget sih!,ara itu udah kayak adek nya echan tau"ujar haechan sembari memeluk mark dari belakang.

Cup

"udah jangan marah!"

mark menoleh,"ututu iya baby bear."

'kalo begini, setiap hari aja ah marahnya' batin mark

"kamu gausah sok pura pura marah ya mark! awas aja."lanjut haechan sambil memukul pelan kepala mark

haechan cenayang beneran nih kayaknya.

"ARA!!"teriak seorang perempuan dari jauh dan langsung memeluk ara dengan sangat erat.

"kak joel hiks...maafin ara."

joel menggeleng,"gapapa,kamu mau berubah kan?"

"eum iya kak joel..."

"appa sama joe oppa gimana?"tanya kak joel sembari mengeluarkan makanan ringan dari tas-nya. mereka semua mungkin kelaparan karena menunggu chenle sejak 5 jam yang lalu.

"appa meninggal kak, kak joe juga...hiks ini semua salah ara!"ucap ara dengan tangisan yang pecah.

"sudahlah ra, biarkan mereka tenang dialam sana. mungkin memang sudah waktunya mereka untuk tiada."

Mate, JiChen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang